Cegah Penyakit Radang Otak, Pemkab Ketapang Imbau Masyarakat Ikuti Imunisasi JE Pada Anak

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi

KETAPANG, insidepontianak.com - Pemerintah Kabupaten Ketapang melalui Dinas Kesehatan mulai melaksanakan imunisasi Japanese Enchephalitis (JE).

Imunisasi ini bertujuan untuk melindungi dan mencegah anak-anak mengalami kecacatan dan kematian akibat penyakit radang otak.

Bupati Ketapang melalui Asisten Sekda bidang Pemerintahan dan Kesra, Heryandi mengimbau masyarakat mengikuti kegiatan vaksin ini. Supaya anak-anak terlindungi.

"Mencegah lebih baik daripada Mengobati,” ucap Heryandi belum lama ini.

Menurutnya, penyakit radang otak merupakan infeksi otak yang umumnya disebabkan virus bakteri atau jamur.

Sampai saat ini penyakit radang otak sampai belum ada obatnya. Adapun langkah-langkah medis yang dilakukan, hanya sebagai upaya untuk meredakan rasa nyeri dan penyakit ini bisa menyerang siapa saja.

"Hanya dengan imunisasi cara efektif bagi kita untuk melindungi buah hati kita, anak-anak yang kita sayangi dari penyakit," katanya. 

Untuk itu, sesuai arahan Bupati, ia mengajak, seluruh masyarakat Ketapang secara tertib melakukan imunisasi kepada si buah hatinya, sehingg anak memiliki anti body yang baik.

"Dapatkan jadwal imunisasi yang tepat dan jangan sampai terlambat, agar terbentuk daya tahan tubuh yang kuat bagi anak-anak kita, demi menciptakan generasi emas yang sehat, cerdas dan tangguh," ucapnya.

Dilanisr dari laman primayahospital disebutkan Japanese encephalitis (JE) merupakan suatu penyakit infeksi peradangan otak akibat virus JE yang ditularkan oleh nyamuk.

JE lebih sering ditemukan di negara beriklim tropis di banding beriklim dingin, terutama pada musim hujan.

Sebagian besar orang yang terinfeksi virus JE tidak bergejala atau gejala tidak spesifik menyerupai flu. Tanda dan gejala penyakit radang otak biasanya muncul antara 4-14 hari setelah gigitan nyamuk.

Gejala utamanya berupa demam tinggi yang mendadak, perubahan status mental, gejala gastrointestinal, sakit kepala, disertai perubahan gradual gangguan bicara dan berjalan. Pada anak, gejala awal biasanya berupa demam, anak tampak rewel, muntah, diare, dan kejang.***


Penulis : admin
Editor :

Leave a comment

jom

Berita Populer

Seputar Kalbar