Sutarmidji Siap Wujudkan Harapan Warga Jongkat, Hadirkan Akses Air Bersih dan SMK Negeri

27 Oktober 2024 20:26 WIB
Calon gubernur Kalbar nomor urut 1, Sutarmidji silaturahmi dialogis dengan masyarakat Jongkat Mempawah di Pantai Jungkat Resort. (Tim Media Midji-Didi)

MEMPAWAH, insidepontianak.com - Calon gubernur Kalbar nomor urut 1, Sutarmidji silaturahmi dengan masyarakat di Pantai Jungkat Resort, Desa Jungkat, Kecamatan Jongkat, Kabupatem Mempawah, Minggu (27/10/2024) pagi. 

Kedatangan Sutarmidji di tempat wisata alam yang memadukan keindahan pantai, dan muara Sungai Kapuas itu disambut antusias ratusan warga, dengan turut dimeriahkan lantunan kesenian hadrah.

Selain sosialisasi menyampaikan visi, misi, dan program ke depan, dalam kesempatan itu, Sutarmidji juga membuka keran dialog dengan warga. 

Berbagai aspirasi ia tampung. Sekaligus sebagai masukan untuk melengkapi program-program yang akan dilaksanakan, jika kembali mendapat amanah memimpin Kalbar di periode kedua melalui Pilgub Kalbar 2024.

Salah satu tokoh masyarakat, Subandrio menyampaikan, ada beberapa harapan masyarakat Kecamatan Jongkat yang sejak dulu belum juga terealisasi. Yakni akses layanan air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), dengan kualitas air yang baik. 

"Dari dulu sampai sekarang kami belum merasakan air bersih, kami mohon jika bapak terpilih bisa mengembangkan PDAM yang ada, karena PDAM di Jongkat ini airnya sama dengan air parit, kami butuh air, tapi airnya tetap air hitam," keluhnya. 

Selain itu, Subandrio juga berharap di kecamatan tersebut dibangun satu Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK Negeri. Sehingga masyarakat sekitar lebih mudah menempuh pendidikan, sekaligus memiliki keahlian sesuai kejuruan yang diminati. 

"Ada pesan juga mohon ada SMK dibangun di Kecamatan Jongkat, harapan kami jika bapak terpilih mohon diprioritaskan yang kami minta ini," harapnya. 

Menjawab aspirasi masyarakat terkait PDAM, Sutarmidji mengatakan yang terpenting harus disiapkan adalah sumber air bakunya. Jika tidak ada, maka harus dibangun embung-embung sebagai penampung air baku PDAM tersebut. 

"Kalau sudah ada (sumber air baku) itu bukan hal yang sulit, tinggal mau atau tidak saja. Saya pastikan kalau saya (menjabat) gubernur lagi, kalau air bakunya ada kita bangun," katanya. 

Midji-sapaan karibnya yakin di wilayah Kecamatan Jongkat pasti memiliki sumber air baku yang tidak terinterupsi air laut. Jika di musim kemarau air baku bermasalah, maka harus dibangun embung. 

Sistem pengolahan air bersih yang demikian, menurutnya sudah dilakukan ketika ia menjabat sebagai wali kota Pontianak. Sehingga kualitas air PDAM Tirta Khatulistiwa Pontianak bisa terus terjaga hingga musim kemarau. 

"Pontianak itu sumber air bakunya di (intake) penepat (jaraknya) 24 kilometer dari Imam Bonjol (PDAM), masalah air bersih itu bukan hal yang sulit, saya sudah melakukannya," ujarnya. 

Selain itu, Midji juga siap mewujudkan harapan dibangunnya SMK Negeri. Agar anak-anak di Kecamatan Jongkat tak perlu jauh-jauh lagi jika ingin sekolah kejuruan. 

"Nanti saya upayakan (bangun SMK) kalau itu tidak terwujud bapak, ibu tidak usah kenal nama Sutarmidji lagi, percaya omongan saya. Saya kalau yang saya ucapkan pasti saya lakukan, saya tidak akan mengucapkan segala sesuatu kalau itu tidak mungkin," ucapnya. 

Sejak menjabat gubernur 2018-2023 lalu, Midji mengatakan, ia sudah menghitung kebutuhan SMA/SMK baru se-Kalbar mencapai 200 unit. Dan yang baru bisa diwujudkan di periode pertamanya, 69 unit sekolah baru. 

"Bukan tidak ada anggaran buat bangun sekolahnya tapi gurunya yang tidak ada. Sehingga saya sudah berunding dengan perguruan tinggi (keguruan), nanti kita bangun sekolahnya, anak semester tujuh, didampingi guru senior praktik di situ, kita jadikan labschool," paparnya.

Tak hanya itu, untuk menghindari zonasi, Midji juga akan membuat program sekolah filial. Sekolah induknya di ibu kota kecamatan, filialnya bisa menjangkau ke desa-desa. Sistemnya guru yang mendatangi pelajar ke sekolah-sekolah filial tersebut. 

"Ada beberapa daerah sudah, nanti kelas 1 ada, kelas 2 ada, kelas 3 ada, perpustakaan ada. Kalau desa itu butuh dua kelas ya kita buat dua kelas, kalau satu ya kita buat satu, kita bangun di desa-desa," pungkasnya.***


Penulis : Ril/bis
Editor : Abdul Halikurrahman

Leave a comment

Ok

Berita Populer

Seputar Kalbar