Sutarmidji Ngopi Sore dengan Tokoh Masyarakat Sintang di Pasar Masuka, Cerita Capaian Pembangunan
SINTANG, insdiepontianak.com - Sutarmidji mengisi waktu sore saat berkunjung di Kabupaten Sintang dengan ngopi bersama tokoh masyarakat di Pasar Masuka, Kamis (19/9/2024).
Sambil menyeruput kopi hitam, Sutarmidji berbincang santai membahas berbagai isu terkini di Kabupaten Sintang, maupun Kalbar secara umum.
Mulai dari membicarakan dinamika Pilkada serentak 2024, hingga berdisukusi tentang isu-isu pembangunan di daerah.
Selain itu, Sutarmidji juga membahas soal labeling 'Gubernur Pontianak' yang disematkan kepadanya oleh segelintir orang. Menurutnya, penyematan itu tak berdasar.
Sebab, jika melihat data, selama lima tahun ia menjabat gubernur Kalbar, pembangunan Pemprov di Kota Pontianak justru lebih kecil dibanding kabupaten/kota lainnya.
Ini bahkan bisa dilihat dari anggaran pembangunan infrastruktur jalan di daerah-daerah yang menjadi kewenangan Pemprov Kalbar.
"Orang bilang banyak dana anggaran Pemprov itu ke Pontianak, itu tidak, lihat datanya, lihat di instagram saya,” ucapnya.
Justru lanjut Sutarmidji, pembangunan infratsruktur jalan Pemprov Kalbar, paling besar diberikan ke Kabupaten Ketapang.
“Karena jalannya (jalan provinsi) panjang. Dari Tumbang Titi-Tanjung, Tanjung Marau-Air Upas sampai ke Manis Mata," jelasnya.
Selanjutnya, Pemprov Kalbar juga cukup banyak melakukan pembangunan di infratsruktur jalan di Kabupaten Kubu Raya, dan Kabupaten Sintang.
"Sintang urutan ketiga, yakni 12 persen dari hampir Rp2 triliun itu diserap di Sintang, jadi di Sintang itu hampir Rp200 miliar lebih selama lima tahun berjalan (untuk pembangunan jalan),” jelasnya.
Namun ia menyadari, pembangunan infrastruktur jalan provinsi di Kabupaten Sintang memang belum sepenuhnya dapat dijangkau secara keseluruhan.
“Karena jalannya panjang, jalannya memang rusak parah, jadi perlu biaya yang besar di Sintang ini," lanjutnya.
Selai itu, ia juga menyampaikan, di awal masa kepemimpinannya sebagai gubernur tahun 2018, dari total 1.534 kilometer panjang jalan provinsi, yang kondisinya mantap baru sebesar 49,98 persen.
Namun selama lima tahun, meski sempat menghadapi pandemi Covid-19, banyak anggaran yang dipangkas, serta digunakan untuk penanganan Covid-19. Meski demikian, progres pembangunan infrastruktur jalan masih berjalan baik.
Hasilnya, di akhir masa jabatannya pada 2023, jalan provinsi dengan kondisi mantap bisa ditingkatkan menjadi sekitar 80 persen.
"Insyallah ke depannnya yang 20 persen itu (sisanya), tidak sampai lima tahun bisa selesai, dan anggaran kita ada,” ucapnya optimis.
Menurutnya, sisa 20 persen jalan provinsi yang dalam kondisi belum mantap tersebar di beberapa wilayah Kalbar.
“Yang sudah tuntas, seperti di Kabupaten Kubu Raya sedikit lagi, Mempawah itu tidak ada jalan provinsi, kemudian Singkawang hampir tuntas,” tuturnya.
“Sambas sedikit lagi sekitar empat kilometer lagi, Sekadau pun hampir empat kilometer lagi, itu bisa selesai semua," janjinya.
Seperti diketahui, dari data resume pembangunan jalan, dan jembatan provinsi bidang Bina Marga tahun 2019-2024, tiga daerah dengan persentase terbesar dari total anggaran adalah Kabupaten Ketapang, Kubu Raya, dan Sintang.
Untuk Kabupaten Ketapang dana yang dikucurkan sebesar 15 persen atau mencapai Rp305 miliar lebih. Sementara Kabupaten Kubu Raya sebesar 13,02 persen atau mencapai Rp249 miliar lebih.
Lalu untuk Kabupaten Sintang sebesar 12,31 persen atau mencapai Rp235 miliar lebih. Sisanya tersebar di 10 kabupaten/kota lainnya, kecuali Kabupaten Mempawah yang memang tidak memiliki jalan provinsi.***
Penulis : Abdul Halikurrahman/ril/bis
Editor : Abdul Halikurrahman
Leave a comment