Resume Novel It Ends With Us Karya Colleen Hoover Oleh Cori Nariswari Mernissi
Judul Novel: It Ends With Us
Pengarang: Colleen Hoover
Penerbit: Simon & Schuster
Tahun Terbit: 2016
Tebal: 311 Halaman
Menceritakan tentang seorang wanita muda
bernama Lily Bloom. Di usianya yang menginjak 23 tahun, ayahnya meninggalkan ia
untuk selamanya. Lily dan sang ayah tidak bisa dibilang sebagai pasangan
ayah-anak yang cukup dekat.
"My father was abusive. Not to
me-to my mother."
Sejak kecil Lily sudah menyaksikan
betapa kasarnya sang ayah kepada ibunya sendiri. Karena itu, Lily tumbuh
menjadi anak yang tangguh dan berpendirian kuat. la selalu mengingatkan diri
sendiri untuk tidak menjadi seperti ibunya. Selama ini Lily diam-diam marah
atas sikap ibunya yang rela-rela saja disakiti oleh ayahnya. Sejak itu, ia
berprinsip akan langsung meninggalkan pasangannya jika berani berbuat kasar
kepadanya.
Di malam sehabis pemakaman sang ayah,
Lily menenangkan dirinya dengan berdiam diri di salah satu rooftop apartemen
besar di Boston. Di sanalah ia bertemu Ryle Kincaid. Salah satu dokter saraf
muda yang berbakat.
Sejak pertemuan pertama mereka sudah
saling tertarik terhadap satu sama lain. Dengan pemikiran bahwa mereka tidak
akan bertemu lagi nantinya, mereka mengisi waktu semalaman dengan bermain
permainan jujur-jujuran.
"Naked truth?"
Mereka menceritakan semua hal yang bisa
ceritakan. Mulai dari hal-hal simpel seperti nama, bagaimana pekerjaan mereka,
sampai mengenai masa kecil Lily dengan sang ayah yang kasar. Pada akhirnya
mereka harus berpisah dan tidak bertemu satu sama lain lagi selama beberapa
bulan.
Sepulangnya Lily ke rumahnya sendiri, ia
menemukan sebuah jurnal masa kecilnya. la teringat sejak kecil ia selalu suka
menyaksikan acara Ellen DeGeneres. Jurnal tersebut berisi surat-surat yang ia
tujukan kepada Ellen, namun tak pernah ia kirim.
"Dear Ellen."
Kebanyakan surat berisi tentang
kehidupan masa kecilnya, bagaimana situasi rumah tangga di antara ayah dan
ibunya, dan seorang lelaki bernama Atlas.
Atlas Corrigan. Teman masa kecil,
sekaligus cinta pertama Lily. Seorang anak lelaki yang kabur dari rumahnya dan
berakhir menetap di rumah kosong di belakang rumah Lily.
Berawal dari Lily yang membantu Atlas
dengan memberikan makanan serta pakaian, mereka semakin dekat dengan satu sama
lain dan timbul lah rasa sayang di antara mereka berdua. Namun pada akhirnya
mereka berpisah karena Atlas diadopsi oleh pamannya, dan pindah dari kota
kelahiran Lily ke Boston.
"Just keep swimming,
Lily."
Suatu hari Lily sedang membersihkan
bangunan tua yang telah ia beli dan merencanakan untuk membuka toko bunga di
sana. Hingga akhirnya ia bertemu Alyssa. Seorang gadis muda yang penuh semangat
dan aura positif, menawarkan bantuan kepada Lily.
Allysa saat ini tengah mencari pekerjaan
untuk mengisi waktu kosong yang ia miliki selama ini, dan bertanya kepada Lily
apakah ia bisa menjadi salah satu karyawan di toko bunga tersebut. Lily yang
menyukai pribadi Allysa dengan senang hati menerimanya.
Pertemuan dengan Allysa membawa Lily
kembali bertemu Ryle yang ternyata merupakan saudara Allysa. Di sinilah kisah
Lily dan Ryle berlanjut.
Kisah cinta di antara mereka tidak
semulus yang dibayangkan. Ryle merupakan lelaki yang tidak suka terikat sebuah
hubungan, sedangkan Lily sendiri merupakan pribadi yang tidak bisa berada di
hubungan yang tidak jelas.
Ditambah dengan pertemuan kembali Lily
dan Atlas, membuat dirinya semakin dibuat bimbang. Namun pada akhirnya, Ryle
dan Lily memutuskan untuk menjalin hubungan serius.
Hubungan mereka diisi suka dan canda
tawa. Sampai akhirnya suatu hari Ryle tanpa sengaja menyakiti Lily.
"I'm sorry, Lily. It was an
accident. I'm so sorry," ucap Ryle pada Lily.
"I'm sorry, Jenny. It was an
accident. I'm so sorry," ucap Andrew (Ayah Lily) pada Jenny (Ibu Lily).
Lily kembali mengingat semua perlakuan
ayahnya pada ibunya. Rasa takut menyergapinya, bagaimana jika Ryle seperti
ayahnya? Pada akhirnya, Lily memilih bertahan di samping Ryle dan berusaha
melupakan kejadian tersebut.
Tepat seperti yang Lily harapkan, Ryle
tidak pernah menyakitinya lagi. Hubungan mereka berlangsung dengan lancar hingga
ke jenjang pernikahan.
Namun lagi-lagi semua harapannya kandas.
Ketika Ryle tanpa sengaja menemukan nomor telepon Atlas yang masih Lily simpan.
Amarah Ryle kembali memuncak, Lily bersumpah bahwa selama ini ia tidak pernah
menghubungi Atlas sekalipun. Namun semua itu tidak mempan.
"He's going to leave me. Or
he's going to hurt me."
Pada akhirnya Ryle pergi meninggalkan
Lily. Lily pun mengejar Ryle untuk memberikannya penjelasan, namun semua tidak
berjalan sesuai rencana. Ryle mendorong Lily di tangga gedung apartemen mereka.
"You feel down the
stairs."
I didn't fall.
"You pushed me, Ryle."
Kacau. Satu kata yang bisa
mendeskripsikan Lily saat itu. Ia kembali pada ingatan masa kecilnya dan kali
pertama Ryle menyakitinya.
Lily meminta Ryle pergi untuk saat ini.
Mereka tidak bertemu selama beberapa hari, sampai akhirnya Ryle menjelaskan
semuanya. Bagaimana dirinya di masa kecil tanpa sengaja membunuh saudaranya
akibat pistol yang diletakan secara sembarang oleh orang tuanya. Mentalnya
terganggu, sampai akhirnya dia tidak bisa mengontrol amarahnya hingga dewasa.
Dengan alasan itu, Lily kembali memaafkan Ryle.
"He is Ryle. He is not my
father, he won't treat me like my father treat my mother. And i won't become my
mother."
Setelah itu mereka berusaha untuk memperbaiki
hubungan mereka kembali. Lily belajar untuk menghindari Ryle setiap amarahnya
memuncak, dan Ryle pun berusaha untuk menjaga jaraknya dari Lily.
Sampai akhirnya Allysa, adik Ryle,
melahirkan anak pertamanya. Mereka menyambut dengan penuh suka cita. Malam itu,
mereka berkumpul sambil merayakan kelahiran keponakan mereka.
Ryle dan Lily yang awalnya memutuskan
untuk tidak memiliki anak pun terdorong rasa ingin memiliki buah hati seperti
Allysa dan suaminya. Malam itu Ryle pulang terlebih dahulu ke apartemen mereka
dan Lily masih menemani Allysa sambil bersenda gurau.
Ketika Lily kembali ke apartemennya, ia
menemukan Ryle terduduk di sofa sambil menghela nafas berat.
"Naked truth. Where did you
get the magnet, Lily?
Ryle menemukan jurnal masa kecil Lily.
Jurnal yang penuh dengan masa kecil Lily. Jurnal yang penuh dengan nama Atlas
Corrigan.
Amarah Ryle kembali memuncak. Kali ini
lebih parah dari sebelum-sebelumnya. Lily kembali disakiti.
"It was more that hit or push.
It was a beating."
Di tengah malam setelah kejadian itu,
Lily memutuskan untuk pergi dari rumah. Ia tidak tahu harus menghubungi siapa,
sampai akhirnya ia menghubungi Atlas. Ia meminta Atlas untuk membawanya ke
rumah sakit dan pergi sejauh mungkin dari Ryle.
Semua semakin parah ketika akhirnya Lily
mengetahui bahwa ia tengah mengandung anak Ryle.
I did this to myself.
I allowed this to happen to me.
I am my mother.
Ryle memutuskan untuk pergi ke luar kota
memenuhi pekerjaan dan memberi waktu untuk Lily. Ketika Ryle pergi, Lily harus
kembali ke apartemen milik mereka dan berpisah dengan Atlas.
"In the future. If by some
miracle you ever find yourself in the position to fall in love again, fall in
love with me."
Selama beberapa bulan baik Lily dan
Atlas atau bahkan Lily dan Ryle, tidak pernah berkabar pada satu sama lain.
Sampai akhirnya Ryle kembali ketika mengetahui kehamilan Lily.
Ryle dan Lily memutuskan untuk menjaga
jarak selama kehamilan dan berkomunikasi ketika diperlukan saja. Lily meminta
waktu untuk memutuskan bagaimana kelanjutan hubungan pernikahan mereka.
Ketika lahiran, Lily memutuskan untuk
meninggalkan Ryle. Ia tidak bisa membayangkan jika yang terjadi kepada ibunya,
lalu kepada dirinya, juga harus terulang pada putrinya.
"What would you say to her,
Ryle? Tell me. I need to know what would you say to our daughter if the man she
loves with all her heart ever hurts her."
"I would beg her to leave him. I would tell her that she is worth so much more. And i would beg her not to go back, no matter how much he loves her. She's worth so much more."
Buku
ini memberikan sensasi roller coaster bagi setiap pembacanya. Gaya penulisan
Colleen Hoover sendiri selalu berhasil membuat para pembaca merasakan
suasana-suasana di setiap adegannya.
Sehabis
membaca buku ini, prespektif saya mengenai toxic relationship berubah. Selama
ini saya selalu bertanya-tanya, mengapa pihak-pihak yang disakiti pada suatu
hubungan tetap bertahan?
"We all have limit. What we're willing to put up with before
we break. When I married your father, I knew exactly what my limit was. But slowly...
with every incident... my limit was pushed a little more. And a little more.
The first time your father hit me, he was immediately sorry. He swore it would
never happen again. The second time he hit me, he was even more sorry. The
third time it happened, it was more than hit. It was a beating. And every
single time, i took him back. But the fourth time, it was only a slap. And when
that happened, I felt relieved. I remember thinking, 'At least he didn't beat
me this time. This wasn't so bad.' "
"Every incident chips away at your limit. Every time you
choose to stay, it makes the next time that much harder to leave. Eventually,
you lose sight of your limit altogether, because you start to think, 'I've
lasted five years now. What's five more?' Don't be like me, Lily."
Perkataan
yang dikatakan oleh Jenny kepada Lily masih membekas pada diri saya sampai
sekarang. Paralel yang terjadi di antara Jenny dan Lily mengundang tangis para
pembaca.
Colleen
Hoover menciptakan karakter Ryle agar para pembaca merasakan bagaimana rasanya
berada di posisi Lily. Di bagian awal kita dibikin jatuh seutuhnya pada Ryle.
Sampai
di titik dimana saya memberikan alasan untuk mengelak dan berusaha untuk
berpikir positif terhadap semua perbuatan Ryle, di situ lah saya menyadari betapa
buku ini berdampak besar bagi para pembacanya.***
Peresume Novel:
Penulis : Muhlis
Editor : Muhlis
Leave a comment