Daya Tarik Wisata Lewat Fenomena Food Truck

20 Juni 2024 11:02 WIB
Pengunjung berjalan di antara food truck dalam acara Istiqlal Halal Expo di Pelataran Masjid Istiqlal, Jakarta. (Antara)

JAKARTA, insidepontianak.com - Berfungsi sebagai solusi sekaligus promosi kuliner nyatanya ampuh lewat fenomena food truck sebagai penyedia mobile kuliner di Jakarta.

Hal itu bisa dibuktikan setiap akhir pekan dalam ajang Car Free Day di Gelora Bung Karno (GBK) Istora yang jelas-jelas membutuhkan mobile kuliner atau portable warung yang menyediakan makanan bagi masyarakat yang berolahraga setiap akhir pekan.

Hampir sulit untuk membangun kawasan kuliner baru di daerah sepadat jantung ibu kota kawasan Sudirman-Thamrin, namun dengan food truck hal itu bisa teratasi.

Berkat food truck, kawasan GBK bukan hanya menjadi pusat kegiatan olahraga dan hiburan di Jakarta, tetapi setiap Sabtu dan Minggu, area ini juga berubah menjadi surga kuliner bagi para pecinta makanan.

Diperkirakan puluhan ribu pengunjung memadati GBK setiap Sabtu dan Minggu, menikmati beragam sajian dari food truck yang berjejer di sekitar lokasi. Lebih dari itu, food truck seakan menjadi daya tarik wisata kuliner baru. ​

Food truck semakin populer karena menawarkan kemudahan akses dan mobilitas dalam berjualan serta menyediakan inovasi kuliner yang unik.

Fleksibilitas dalam mengubah menu dan kemampuannya beradaptasi dengan tren pasar juga menjadi keunggulan, ditambah dengan biaya operasional yang cenderung lebih rendah dibandingkan restoran tetap.

Interaksi personal antara pemilik food truck dan pelanggan juga meningkatkan nilai tambah dalam membangun loyalitas konsumen, sesuai dengan tren dan gaya hidup untuk mencari pengalaman kuliner praktis dan menarik.

Food truck di GBK menawarkan beragam sajian mulai dari kebab, kopi, hingga makanan berat lainnya seperti nasi goreng, burger, hingga makanan ala Korea, Jepang, dan sebagainya.

Setiap pekannya, menu yang disajikan oleh para pemilik bisnis food truck diatur agar beragam dan bervariasi serta menarik bagi pengunjung.

“Kami selalu mencoba untuk menghadirkan variasi menu yang baru setiap minggunya," ujar Saiful, salah satu pemilik food truck.

Tujuannya jelas, tentu agar pengunjung tidak bosan dan selalu menemukan sesuatu yang baru untuk dicoba.

Saiful berbagi cerita tentang bisnis kulinernya yang ia sebut selalu siap melayani pengunjung GBK setiap Sabtu dan Minggu, kecuali ada event khusus yang membatasi akses dan undangan untuk event lainnya.

Umumnya para pelaku bisnis ini membuka usahanya dari jam 7 pagi hingga jam 9 malam. Waktu tersibuk biasanya di pagi hari antara jam 7 hingga 10 pagi dan sore hari mulai jam 16 hingga 17.00.

Jam operasional yang panjang ini memberikan kesempatan bagi para pengunjung untuk menikmati kuliner kapan saja selama mereka berada di kawasan GBK.

Intan, seorang pengunjung setia GBK, menceritakan pengalaman yang selalu secara sengaja ke GBK untuk wisata kuliner .

“Setiap akhir pekan, saya dan keluarga selalu menyempatkan diri ke GBK. Kami suka sekali mencoba berbagai makanan dari food truck setelah berolahraga. Suasananya menyenangkan dan makanannya enak-enak,” kata Intan.

“Anak-anak saya sangat suka kebab, sementara suami saya penggemar kopi dari salah satu truk di sini," sambungya.

Testimoni ini menunjukkan bahwa food truck di GBK tidak hanya menarik bagi individu, tetapi juga menjadi pilihan keluarga untuk menghabiskan waktu bersama.

Selain di GBK, food truck Saiful dan rekannya yang lain juga sering diundang untuk acara-acara khusus, baik melalui kenalan, tawaran, maupun undangan resmi.

Food truck ini sering hadir di berbagai acara seperti festival musik, pameran, dan acara komunitas lainnya.

“Kami sering diundang untuk acara-acara di luar GBK, seperti festival musik atau pameran besar di Jakarta. Ini membantu kami memperluas jangkauan dan mengenalkan makanan kami ke lebih banyak orang,” jelas Saiful.

Dalam praktiknya food truck yang dikelola secara independen dan ada yang berada di bawah manajemen tertentu yang mengatur jadwal dan lokasi operasional mereka. (antara)


Penulis : Dina Prihatini Wardoyo
Editor : Dina Prihatini Wardoyo

Leave a comment