Ini Makna Simbol Negara Berupa Naga Menurut Orang Thailand
Insidepontianak.com - Selain gajah yang telah diresmikan sebagai simbol negara pada tahun 2001. Kini Naga diresmikan oleh pemerintah Thailand (01/11/2022) sebagai salah satu hewan mitologi kebudayaan khas mereka.
Sebelumnya pada tahun 2001 pemerintah Thailand meresmikan gajah sebagai simbol negara. Sedangkan tahun ini kerajaan melalui wakil juru bicara pemerintah juga menjadikan Naga sebagai lambang dan makhluk mitologi khas Thailand.
Dengan meresmikannya Naga menjadi lambang negara, Pemerintah Thailand berharap kepada warganya untuk menggali lebih mendalam tentang makhluk ini dari perspektif sosial-budaya.
Baca Juga: Catat! Berikut 14 Kawasan di DKI Jakarta yang Rawan Terjadi Longsor
Legenda naga ('n' kecil) sudah sering kali didengar bukan hanya bagi masyarakat Thailand, tapi di semenanjung Asia Tenggara dengan berbagai versi bervariasi. Naga (dengan 'N' kapital) dalam cerita rakyat Thailand mempunyai keunikan tersendiri.
Naga merupakan makhluk mitologi masyarakat Thailand yang dipercaya sebagai pelindung dan penghancur. Kepercayaan ini sudah berlangsung semenjak ribuan tahun lalu.
Menuurut Piyawit Moonkham, dalam jurnalnya yang berjudul 'Collective Memory and Embodiment of the Naga in the Northern Thai Cultural Landscape', Kata Naga berasal dari bahasa Sanseketerta kuno, dalam bahasa Thailand di kenal dengan 'nag', dilansir dari Academia.edu.
Namun dalam konsep kebudayaan masing-masing memiliki perbedaan tersendiri. Cerita legenda mengenai Naga yang berteberan di Negeri India diwujudkan dengan seekor ular Kobra raksasa yang biasanya menjadi alas tidur Dewa Wisnu.
Sedangkan menurut kepercayaan masyarakat Thailand, Naga mempunyai perwujudan campuran antara manusia dan ular raksasa.
Dilansir dari Academia.edu, di dalam jurnalnya yang berjudul 'The Signification of Naga in Thai Architectural and Sculptural Ornaments', Phan Ahn Tu menjelaskan bahawa masyarakt Thailan di jaman kuno memuja Naga.
Mereka mempercayai bahwa Naga merupakan nenek moyang mereka. Mitologi ini bisa ditemukan dalam legenda suku 'Tai Lu' (suku air Tai), bahkan para lelaki mereka yang berasal dari Sipsongpanna (sekarang menjadi provinsi Yunan, Cina) mentato tubuh mereka dengan gambar Naga, sebagai bentuk penghormatan.
Bagi masyarakat Thailand, Naga dilambangkan dengan air. Mereka percaya bahwa energi air bisa mendatangkan kemakmuran atau mala petaka. Mitos ini sangat melekat terutama bagi penduduk yang bertempat tinggal di dekat sungai Mekhong.
Menurut Phan Ahn Tu, sungai Mekhong menjadi sarang dari Naga yang dikeramatkan. Akan tetapi mata manusia biasa tidak bisa melihatnya dikarenakan makhluk mitologi tersebut menyulap dasar sungai Mekhong menjadi Muang Badan (dunia lain).
Cerita legenda tersebut hampir dipercayai oleh seluruh penduduk Thailand, terlebih lagi sungai Mekhong mendapatkan julukan berupa 'Nak hay nan' (Naga si pemberi air). Oleh sebab itu Naga sangat dipuja dan disembah pada jaman dulu.
Setelah masuknya agama Brahmanisme di Thailand pada abad ke-1 Masehi. Kepercayaan nenek moyang mereka sedikit demi sedikit mulai berubah.
Banyak dari kepercayaan nenek moyang Thailand didominasi oleh kepercayaan Btahmanisme. Seekor Naga kini bukan lagi menjadi Tuhan pelindung, akan tetapi sebagai makhluk super natural yang disakralkan.
Brahmanisme, yang asal mulanya dari India, menambahkan hewan sakral lain berupa Garuda. Di negara Gujarat kuno ini, Naga digambarkan sebagai lawan rival Garuda.
Di India sosok Naga bisa kalah melawan Garuda, banyak patung atau lukisan yang mendeskripsikan Garuda berada di atas Naga, sedangkan cakarnya mencekram erat ekor sang Naga.
Berbeda dengan kepercayaan India, masyarakat Thailand meyakini Garuda dan Naga bukanlah lawan rival. Dua komponen ajaran agama Brahma ini merupakan kombinasi yang lengkap untuk meneyeimbangkan dunia.
Masyarakat Thailand percaya bahwa kombinasi Garuda dan Naga merupakan perlambangan antara langit dan bumi, atau sinar matahari dan air bila bergabung akan menciptakan kesuburan, kemakmuran, dan kesejahteraan.
Dijaman modern, perayaan atau festival yang berhubungan dengan Naga masih tetap ada.
Bisa diketahui melalui kegiatan meriah bola api dan ritual Lai Reva Fai untuk menandakan berakhirnya ritual Vassa bagi seorang biksu. ***
Penulis : admin
Editor :
Leave a comment