Resume Novel It Ends With Us Karya Colleen Hoover

22 Mei 2022 09:10 WIB
Ilustrasi
Judul buku: It Ends With Us Pengarang: Colleen Hoover Penerbit: Simon and Schuster Tahun terbit: 2016 Tebal: 311 Halaman Menceritakan tentang seorang wanita muda bernama Lily Bloom. Di usianya yang menginjak 23 tahun, ayahnya meninggalkan ia untuk selamanya. Lily dan sang ayah tidak bisa dibilang sebagai pasangan ayah-anak yang cukup dekat. "My father was abusive. Not to me–to my mother." Sejak kecil Lily sudah menyaksikan betapa kasarnya sang ayah kepada ibunya sendiri. Karena itu, Lily tumbuh menjadi anak yang tangguh dan berpendirian kuat. Ia selalu mengingatkan diri sendiri untuk tidak menjadi seperti ibunya. Selama ini Lily diam-diam marah atas sikap ibunya yang rela-rela saja disakiti oleh ayahnya. Sejak itu, ia berprinsip akan langsung meninggalkan pasangannya jika berani berbuat kasar kepadanya. Di malam sehabis pemakaman sang ayah, Lily menenangkan dirinya dengan berdiam diri di salah satu rooftop apartemen besar di Boston. Di sanalah ia bertemu Ryle Kincaid. Salah satu dokter saraf muda yang berbakat. Sejak pertemuan pertama mereka sudah saling tertarik terhadap satu sama lain. Dengan pemikiran bahwa mereka tidak akan bertemu lagi nantinya, mereka mengisi waktu semalaman dengan bermain permainan jujur-jujuran. "Naked truth?" Mereka menceritakan semua hal yang bisa ceritakan. Mulai dari hal-hal simpel seperti nama, bagaimana pekerjaan mereka, sampai mengenai masa kecil Lily dengan sang ayah yang kasar. Pada akhirnya mereka harus berpisah dan tidak bertemu satu sama lain lagi selama beberapa bulan. Sepulangnya Lily ke rumahnya sendiri, ia menemukan sebuah jurnal masa kecilnya. Ia teringat sejak kecil ia selalu suka menyaksikan acara Ellen DeGeneres. Jurnal tersebut berisi surat-surat yang ia tujukan kepada Ellen, namun tak pernah ia kirim. "Dear Ellen." Kebanyakan surat berisi tentang kehidupan masa kecilnya, bagaimana situasi rumah tangga di antara ayah dan ibunya, dan seorang lelaki bernama Atlas. Atlas Corrigan. Teman masa kecil, sekaligus cinta pertama Lily. Seorang anak lelaki yang kabur dari rumahnya dan berakhir menetap di rumah kosong di belakang rumah Lily. Berawal dari Lily yang membantu Atlas dengan memberikan makanan serta pakaian, mereka semakin dekat dengan satu sama lain dan timbul lah rasa sayang di antara mereka berdua. Namun pada akhirnya mereka berpisah karena Atlas diadopsi oleh pamannya, dan pindah dari kota kelahiran Lily ke Boston. "Just keep swimming, Lily." Suatu hari Lily sedang membersihkan bangunan tua yang telah ia beli dan merencanakan untuk membuka toko bunga di sana. Hingga akhirnya ia bertemu Alyssa. Seorang gadis muda yang penuh semangat dan aura positif, menawarkan bantuan kepada Lily. Allysa saat ini tengah mencari pekerjaan untuk mengisi waktu kosong yang ia miliki selama ini, dan bertanya kepada Lily apakah ia bisa menjadi salah satu karyawan di toko bunga tersebut. Lily yang menyukai pribadi Allysa dengan senang hati menerimanya. Pertemuan dengan Allysa membawa Lily kembali bertemu Ryle yang ternyata merupakan saudara Allysa. Di sinilah kisah Lily dan Ryle berlanjut. Kisah cinta di antara mereka tidak semulus yang dibayangkan. Ryle merupakan lelaki yang tidak suka terikat sebuah hubungan, sedangkan Lily sendiri merupakan pribadi yang tidak bisa berada di hubungan yang tidak jelas. Ditambah dengan pertemuan kembali Lily dan Atlas, membuat dirinya semakin dibuat bimbang. Namun pada akhirnya, Ryle dan Lily memutuskan untuk menjalin hubungan serius. Hubungan mereka diisi suka dan canda tawa. Sampai akhirnya suatu hari Ryle tanpa sengaja menyakiti Lily. "I'm sorry, Lily. It was an accident. I'm so sorry," ucap Ryle pada Lily. "I'm sorry, Jenny. It was an accident. I'm so sorry," ucap Andrew (Ayah Lily) pada Jenny (Ibu Lily). Lily kembali mengingat semua perlakuan ayahnya pada ibunya. Rasa takut menyergapinya, bagaimana jika Ryle seperti ayahnya? Pada akhirnya, Lily memilih bertahan di samping Ryle dan berusaha melupakan kejadian tersebut. Tepat seperti yang Lily harapkan, Ryle tidak pernah menyakitinya lagi. Hubungan mereka berlangsung dengan lancar hingga ke jenjang pernikahan. Namun lagi-lagi semua harapannya kandas. Ketika Ryle tanpa sengaja menemukan nomor telepon Atlas yang masih Lily simpan. Amarah Ryle kembali memuncak, Lily bersumpah bahwa selama ini ia tidak pernah menghubungi Atlas sekalipun. Namun semua itu tidak mempan. "He's going to leave me. Or he's going to hurt me." Pada akhirnya Ryle pergi meninggalkan Lily. Lily pun mengejar Ryle untuk memberikannya penjelasan, namun semua tidak berjalan sesuai rencana. Ryle mendorong Lily di tangga gedung apartemen mereka. "You feel down the stairs." I didn't fall. "You pushed me, Ryle." Kacau. Satu kata yang bisa mendeskripsikan Lily saat itu. Ia kembali pada ingatan masa kecilnya dan kali pertama Ryle menyakitinya. Lily meminta Ryle pergi untuk saat ini. Mereka tidak bertemu selama beberapa hari, sampai akhirnya Ryle menjelaskan semuanya. Bagaimana dirinya di masa kecil tanpa sengaja membunuh saudaranya akibat pistol yang diletakan secara sembarang oleh orang tuanya. Mentalnya terganggu, sampai akhirnya dia tidak bisa mengontrol amarahnya hingga dewasa. Dengan alasan itu, Lily kembali memaafkan Ryle. "He is Ryle. He is not my father, he won't treat me like my father treat my mother. And i won't become my mother." Setelah itu mereka berusaha untuk memperbaiki hubungan mereka kembali. Lily belajar untuk menghindari Ryle setiap amarahnya memuncak, dan Ryle pun berusaha untuk menjaga jaraknya dari Lily. Sampai akhirnya Allysa, adik Ryle, melahirkan anak pertamanya. Mereka menyambut dengan penuh suka cita. Malam itu, mereka berkumpul sambil merayakan kelahiran keponakan mereka. Ryle dan Lily yang awalnya memutuskan untuk tidak memiliki anak pun terdorong rasa ingin memiliki buah hati seperti Allysa dan suaminya. Malam itu Ryle pulang terlebih dahulu ke apartemen mereka dan Lily masih menemani Allysa sambil bersenda gurau. Ketika Lily kembali ke apartemennya, ia menemukan Ryle terduduk di sofa sambil menghela nafas berat. "Naked truth. Where did you get the magnet, Lily?" Ryle menemukan jurnal masa kecil Lily. Jurnal yang penuh dengan masa kecil Lily. Jurnal yang penuh dengan nama Atlas Corrigan. Amarah Ryle kembali memuncak. Kali ini lebih parah dari sebelum-sebelumnya. Lily kembali disakiti. "It was more that hit or push. It was a beating." Di tengah malam setelah kejadian itu, Lily memutuskan untuk pergi dari rumah. Ia tidak tahu harus menghubungi siapa, sampai akhirnya ia menghubungi Atlas. Ia meminta Atlas untuk membawanya ke rumah sakit dan pergi sejauh mungkin dari Ryle. Semua semakin parah ketika akhirnya Lily mengetahui bahwa ia tengah mengandung anak Ryle. I did this to myself. I allowed this to happen to me. I am my mother. Ryle memutuskan untuk pergi ke luar kota memenuhi pekerjaan dan memberi waktu untuk Lily. Ketika Ryle pergi, Lily harus kembali ke apartemen milik mereka dan berpisah dengan Atlas. "In the future. If by some miracle you ever find yourself in the position to fall in love again, fall in love with me." Selama beberapa bulan baik Lily dan Atlas atau bahkan Lily dan Ryle, tidak pernah berkabar pada satu sama lain. Sampai akhirnya Ryle kembali ketika mengetahui kehamilan Lily. Ryle dan Lily memutuskan untuk menjaga jarak selama kehamilan dan berkomunikasi ketika diperlukan saja. Lily meminta waktu untuk memutuskan bagaimana kelanjutan hubungan pernikahan mereka. Ketika lahiran, Lily memutuskan untuk meninggalkan Ryle. Ia tidak bisa membayangkan jika yang terjadi kepada ibunya, lalu kepada dirinya, juga harus terulang pada putrinya. "What would you say to her, Ryle? Tell me. I need to know what would you say to our daughter if the man she loves with all her heart ever hurts her." "I would beg her to leave him. I would tell her that she is worth so much more. And i would beg her not to go back, no matter how much he loves her. She's worth so much more." Buku ini memberikan sensasi roller coaster bagi setiap pembacanya. Gaya penulisan Colleen Hoover sendiri selalu berhasil membuat para pembaca merasakan suasana-suasana di setiap adegannya. Sehabis membaca buku ini, prespektif saya mengenai toxic relationship berubah. Selama ini saya selalu bertanya-tanya, mengapa pihak-pihak yang disakiti pada suatu hubungan tetap bertahan? "We all have limit. What we're willing to put up with before we break. When I married your father, I knew exactly what my limit was. But slowly... with every incident... my limit was pushed a little more. And a little more. The first time your father hit me, he was immediately sorry. He swore it would never happen again. The second time he hit me, he was even more sorry. The third time it happened, it was more than hit. It was a beating. And every single time, i took him back. But the fourth time, it was only a slap. And when that happened, I felt relieved. I remember thinking, 'At least he didn't beat me this time. This wasn't so bad.' " "Every incident chips away at your limit. Every time you choose to stay, it makes the next time that much harder to leave. Eventually, you lose sight of your limit altogether, because you start to think, 'I've lasted five years now. What's five more?' Don't be like me, Lily." Perkataan yang dikatakan oleh Jenny kepada Lily masih membekas pada diri saya sampai sekarang. Paralel yang terjadi di antara Jenny dan Lily mengundang tangis para pembaca. Colleen Hoover menciptakan karakter Ryle agar para pembaca merasakan bagaimana rasanya berada di posisi Lily. Di bagian awal kita dibikin jatuh seutuhnya pada Ryle. Sampai di titik dimana saya memberikan alasan untuk mengelak dan berusaha untuk berpikir positif terhadap semua perbuatan Ryle, di situ lah saya menyadari betapa buku ini berdampak besar bagi para pembacanya.*** Peresume Novel: Cori Nariswari Mernissi

Leave a comment