Enam Kopi Andalan Sumut: Bercita Rasa Berat dan Komplek, Sejak Dulu Tembus Pasar Internasional

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi
MEDAN, insidepontianak.com - Sumatera Utara (Sumut) sudah dikenal kalangan internasional sebagai daerah penghasil kopi. Cita rasanya dianggap lebih berat dan komplek di antara ragam kopi di dunia. Geografis Sumut yang sebagian berada di ketinggian adalah penyebab kopi bisa tumbuh subur. Tidak sekadar subur, rasanya pun khas hingga dunia internasional menyukainya. Dan, sedikitnya ada enam kopi asal Sumut yanng sangat dikenal secara internasional. Keenam ini mewakili daerahnya masing-masing dan semuanya berada di Pegunungan Bukit Barisan. Mengutip ottencoffee.co.id, Rabu (14/6/2023), pada masa kolonialisme Belanda, kopi Indonesia termasuk salah satu komoditas penting yang kerap dibawa kolonialis ke luar negeri, baik sebagai barang dagangan atau pun hasil bumi. Di sebuah catatan, konon Jepang juga bisa mengenal kopi karena kapal-kapal Belanda yang membawa kopi dari Indonesia saat itu menyinggahi pelabuhan Tokyo dan Kyoto. Nah sebagai informasi, mengutip indonesiabaik.id, Rabu (14/6/2023), khusus untuk kopi arabika, Sumut menghasilkan 49 ribu ton lebih per tahun sekaligus penyumbang 32,5 persen produksi di Indonesia. Kopi arabica menguasai 70 persen pesar dunia, jenis ini dijual lebih mahal dari robusta. Maka tak mengherankan jika saat ini, petani dan pengusaha kopi di Sumut mulai mengganti tanaman kopi robusta ke arabika untuk memenuhi pemintaan ekspor yang terus meningkat. Terlepas soal jenis, yang jelas Kopi Sumut memiliki cita rasa yang unik nan menggoda hingga mampu menyihir para penikmat kopi di Indonesia maupun di penjuru dunia. Berikut enam kopi yang jadi andalan Sumut: 1. Kopi Sidikalang Sesuai dengan namanya, kopi ini berasal dari daerah Sidikalang, Kabupaten Dairi. Kopi Sidikalang tumbuh di Bukit Barisan yang berhawa sejuk dengan ketinggian sekitar 1.300–1.500 meter di atas permukaan laut (mdpl). Kopi Sidikalang berjenis robusta dan sudah terkenal sejak zaman Belanda. Kopi ini memiliki tekstur yang lebih halus dibandingkan jenis kopi lainnya dan aromanya tidak terlalu kuat. Selain itu, cita rasa pahit khas cokelat yang dihasilkan membuat sensasi kenikmatan tersendiri. 2. Kopi Karo Konon tanaman kopi di daerah Tanah Karo sudah dikenal sejak awal tahun 1900-an karena kolonialis Belanda membawanya ke dataran Eropa. Saat ini varietas utama yang dikembangkan di Tanah Karo adalah arabika. Wilayah tumbuh kopi ini di ketinggian 1.275–1.400 mdpl. Dataran tinggi Karo juga terkenal sebagai kawasan pertanian jeruk sehingga membuat kopi-kopi dari daerah ini seringkali memiliki rasa yang menarik. Kopi Karo umumnya memiliki notes jeruk, acidity sedang dan body sedang. 3. Kopi Sipirok Dominasi rasa rempah pada kopi Sipirok cukup kuat. Aromanya pun tercium sangat khas arabika yang pekat. Ciri lainnya, rasa pahit yang kental dengan rasa sedikit manis karena tingkat keasamannya yang rendah. Perkebunan kopi bisanya dikelola masyarakat di Sipirok, Tapanuli Selatan, yang merupakan zona penyangga Cagar Alam Sibual-buali yang terletak di ketinggian 1200-1300 mdpl. Faktanya, penanaman biji kopi di wilayah Sipirok sudah dilakukan sejak zaman kolonial Belanda, sekira pada1839. 4. Kopi Mandailing Ketenaran kopi Mandailing sebagai salah satu kopi terbaik di dunia sudah muncul sejak lama, jauh sebelum Indonesia merdeka. Kopi mandailing pertama kali ditanam di Kabupaten Mandailing Natal, tepatnya di daerah Pekantan. Kopi Mandailing memiliki cita rasa khas yang digemari oleh para pencinta kopi dunia, yaitu tingkat keasaman yang rendah dan tingkat kekentalan yang tinggi. Sementara itu, jenis kopi yang paling disukai dari kopi Mandailing adalah kopi arabika. Ditanam di ketinggian 900-1.400 mdpl. 5. Kopi Tarutung Nama kopi ini berasal dari tempat asalnya, yaitu Tarutung yang merupakan Ibukota Kabupaten Tapanuli Utara. Kopi ini umumnya terbagi menjadi dua jenis yaitu kopi arabika dan robusta. Persis dengan kopi lainnya, kopi ini juga sudah ada sejak akhir abad 19. Keistimewaan kopi Tarutung tersimpan pada kualitas rasa dan aromanya. Kopi ini didominasi rasa pahit, gurih, dan sedikit asam. Uniknya, aroma kopi ini pun sangat spesial, dengan wangi yang berbeda-beda karena terpengaruh oleh berbagai tanaman yang tumbuh di sekitarnya. Ditanam di ketinggian 900-1.300 mdpl. 6. Kopi Lintong Nama kopi Lintong diambil dari nama asal daerahnya, yaitu Kecamatan Lintong Nihuta, Kabupaten Humbang Hasundutan. Karakteristik yang dimiliki oleh kopi jenis arabika ini adalah teksturnya yang lembut dan aromanya yang tajam. Kopi lintong memiliki rasa yang khas, yaitu perpaduan rasa pedas, herbal, rempah, kacang, dan cokelat. Bibit kopi Lintong dibawa oleh kolonial Belanda pertama kali sekitar tahun 1888. Lokasi penanaman kopi waktu itu terkonsentrasi di sekitar pegunungan Bukit Barisan dengan ketinggian 1.400-1.600 mdpl dan sekitar Danau Toba. Demikian masing-masing keunikan cita rasa yang berbeda dari kopi yang ada di Sumut, komoditas yang sejak lama telah menembus pasar internasional. Semoga bermanfaat. (Adelina)***

Leave a comment