Muh Fajri Dinyatakan Tutup Usia, Pihak RSCM Ungkap Kendala Saat Perawatan Pria Berbobot 300 Kg Berlangsung

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi
PROBOLINGGO, insidepontianak.com – Muh Fajri merupakan pria berbobot 300 kg, pihak Rumah Sakit Cipta Mangunkusumo (RSCM) menyatakan bahwa dia telah meninggal dunia. Dikabarkan, bahwa Muh Fajri telah menutup usia pada Kamis (22/6). RSCM juga telah berupaya untuk memberikan pelayanan terbaik pada pria yang berbobot 300 kg tersebut. Selain menyatakan Muh Fajri telah meninggal dunia, pihak RSCM juga mengungkapkan beberapa kendala sata pria berbobot 300 kg ini dirawat oleh timnya. Sebelumnya, dalam laporan yang dilansir oleh tim Insidepontianak pria yang menderita keluhan obesitas ini dinyatakan meninggal oleh Direktur RSCM dr Lies Dina Liastuti. "Betul, meninggal dunia," terang dr Lies, dikutip langsung oleh Insidepontianak pada Kamis (22/6). Untuk memberikan konfirmasi lebih lengkap, dr Lies juga menerangkan bahwa keterangan selanjutnya akan dirilis resmiresmi secara menyusul. "Kami akan mengumumkan releasenya nanti," sambungnya. Sebelumnya, Muh Fajri telah dirawat di RSCM kurang lebh 2 mingguan. Sejak tiba di RSCM, kondisinya sudah cukup memperihatiankan karena sering mengalami kendala dalam pernafasan. Untuk menunjang fasilitas yang lebih nyaman bagi Fajri, dr Sidharta Kusuma, SpAnKIC yang merawayatnya mengatakan bahwa pria berbobot 300 kg tersebut menempati ruangan khusus yang telah disediakan. Ranjang yang disediakan padanya juga telah dimodifikasi sedemikian rupa, sehingga Fajri dapat bergerak nyaman di atas kasur rumah sakit. Pihak RSCM juga menjelaksan, bahwa selama dirawat pria asal Tanggerang ini ditangani langsung oleh tim dokter dari lini multi-disiplin. Hal itu dilakukan agar kondisi Fajri dapat lebih stabil selama treatment. Adapun terapi yang telah dijalankan dilakukan oleh dokter ahli perawatan intransitif (intensivis) yang terdiri dari paru, jantung, pencernaan, saraf, kulit, gizi, dan tenaga kesehatan lainnya. Namun hal yang paling dioptimalkan di antara semua itu adalah terapi antibiotik untuk infeksi yang dialami pasien obesitas tersebut. Fajri juga sempat mendapat terapi alat bantu pernapasan, jantung, ginjal, dan bagian lainnya yang terganggu akibat gagal organ dan disebabkan oleh mulitiple syok sepsis. Takdir berkehendak lain, meski tim dokter yang mendampinginya telah berupaya secara maksimal dirinya menghembuskan nafas terakhir pada Kamis (22/6) pagi. Pihak rumah sakit menjelaskan, selama dirawat terdapat kendala yang terpusat pada ukuran badan. Sehingga mereka acap kali kesulitan untuk mendiagnosis Fajri. "Kendala yang dihadapi selama perawatan pasien lebih ke arah ukuran dan berat badan. Mengupayakan mencari tempat tidur yang muat, memposisikan pasien, dan sulitnya melakukan prosedur diagnostik tertentu (tidak muat masuk MRI dan CT scan) dan lainnya," ungkap pihak RSCM dalam keterangan tertulis, dikutip oleh Insidepontianak pada Kamis (22/6). Selanjutnya, proses pemulasaran jenazah diperkirakan akan dilakukan oleh pihak tim Pemulasaran Jenazah Instalasi Forensik dan Jenazah RSCM. Mereka yang akan mengurus jenazah Muh Fajri terdiri dari 18 orang. (Dzikrullah) ***

Leave a comment