Tragedi Kapal Selam Titan, Penemuan Puing-Puing dan Kematian Lima Penumpang Kemungkinan Tak Dapat Ditemukan

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi
SINJAI, insidepontianak.com – Kapal selam Titan, yang sedang melakukan perjalanan ke bangkai kapal Titanic di Samudra Atlantik, mengalami nasib tragis setelah mengalami ledakan dahsyat. Ledakan tersebut tidak hanya menghancurkan kapal selam tersebut, tetapi juga menyebabkan kematian kelima penumpangnya tanpa mereka sempat mengetahui apa yang sedang terjadi. Puing-puing kapal selam yang dikaitkan dengan Titan ditemukan pada Kamis (22/6/2023), sekitar 488 meter dari lokasi bangkai Titanic. Penemuan ini memberikan bukti yang kuat akan ledakan besar yang menewaskan seluruh penumpang kapal selam tersebut. Menurut pernyataan dari Penjaga Pantai Amerika Serikat, kapal selam Titan diduga mengalami ledakan hanya beberapa saat setelah kehilangan kontak selama 1 jam 45 menit dalam penyelaman. Kapal selam itu berada pada kedalaman sekitar 3.000 meter di bawah permukaan laut saat komunikasi terputus. Ofer Ketter, pakar penyelaman dan pendiri perusahaan kapal selam Sub-Merge, menjelaskan bahwa pada kedalaman seperti itu, tekanan air yang ekstrim dapat menyebabkan retakan atau kerusakan pada lambung kapal selam, yang kemudian berujung pada ledakan. Ledakan tersebut diduga terjadi dalam hitungan milidetik atau bahkan nanodetik, memberikan sedikit atau bahkan tidak ada kesempatan bagi para penumpang untuk merasakan rasa sakit sebelum kejadian tragis tersebut terjadi. Peter Girguis, pakar kelautan dari Harvard University, juga menyatakan bahwa ledakan kemungkinan terjadi sangat cepat. Namun, pihak berwenang masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan penyebab pasti dari kejadian ini. Kapal selam Titan, yang memiliki tinggi 6,5 meter, memulai penyelaman ke dasar laut pada Minggu (18/6/2023) pukul 08.00 waktu setempat. Kapal selam ini telah melakukan penyelaman sebelumnya pada tahun 2021 dan diklaim mampu mencapai kedalaman 4.000 meter di bawah permukaan laut. Titan sedang menjalankan misi ke bangkai kapal Titanic di lepas pantai Newfoundland, Kanada. Rencananya, kapal selam ini akan kembali ke permukaan tujuh jam setelah penyelaman. Namun, hanya kurang dari dua jam setelah penyelaman, komunikasi antara Titan dan kapal induk terputus. Perusahaan ekspedisi OceanGate, yang bertanggung jawab atas kapal selam Titan, bersama dengan berbagai pihak berwenang lainnya, melakukan upaya pencarian yang intensif sebelum akhirnya menemukan reruntuhan kapal pada hari Kamis lalu. Korban yang tewas dalam kecelakaan ini adalah lima penumpang yang berada dalam kapal selam Titan. Mereka adalah Stockton Rush (61 tahun), CEO dan pendiri OceanGate, Hamish Harding (58 tahun), seorang penjelajah dan miliarder asal Inggris, Paul-Henri Nargeolet (77 tahun). Dan juga seorang penyelam dan penjelajah Titanic asal Perancis, Shahzada Dawood (48 tahun), seorang taipan dari Pakistan, serta putra Shahzada Dawood, Suleman Dawood (19 tahun). Tubuh kelima penumpang tersebut kemungkinan tidak akan pernah ditemukan dan akan terkubur bersama puing-puing kapal di dasar laut, meninggalkan keluarga dan kerabat mereka dalam duka yang mendalam. Tragedi ini telah menyebabkan gelombang belasungkawa dari berbagai kalangan. Keberanian para penjelajah dan upaya mereka untuk mempelajari sejarah telah berakhir dengan tragedi yang tak terduga. Semoga peristiwa ini dapat menjadi pembelajaran bagi industri penyelaman dan menginspirasi langkah-langkah keamanan yang lebih baik untuk melindungi para penjelajah di masa depan.(Zumardi IP)***

Leave a comment