Nasi Pasung Raja Uduk Andalkan Konsistensi Rasa: Harus Pakai Beras dan Kelapa Pontianak
MEDAN, insidepontianak.com - Keberadaan nasi pada sebuah warung makan tentu sangat vital. Itulah sebab Raja Uduk Pontianak selalu memakai beras dan kelapa khusus dan disebut nasi pasung.
Ya, namanya nasi uduk tentu pakai kelapa. Nah, nasi pasung di Raja Uduk, kelapa maupun beras harus dari Pontianak. Ini untuk tak lain guna menjaga konsistensi rasa.
Tidak hanya soal kelapa dan beras, nasi di Raja Uduk Pontianak juga dikemas dengan unik. Namanya nasi pasung, dibungkus dengan daun pisang berbentuk dua kerucut.
Sebagai informasi, uduk adalah nasi yang berasal dari beras yang ditanak menggunakan santan dan rempah lainnya. Di daerah lain disebut juga dengan nasi lemak atau nasi gurih.
Melansir unileverfoodsolutions.co.id, Rabu (6/9/2023), Raja Uduk adalah salah satu tujuan kuliner populer saat berkunjung ke Pontianak. Bahkan, rumah makan ini sudah menjadi ikon kuliner di Kota Khatulistiwa.
Terbukti ada tiga cabang Raja Uduk di Pontianak yakni di Jalan Teuku Umar, Jalan Dr Sutomo, dan Jalan Sungai Raya Dalam. Pun, warung ini sudah membuka cabang di Jakarta.
Rizal Kurniady sang pemilik Raja Uduk memang menerapkan standar sangat ketat untuk masakan. Salah satunya, dengan memastikan bahan masakan yang digunakan di setiap cabang harus sama.
Beras, kelapa, hingga bumbu yang digunakan di Pontianak sama dengan yang digunakan di Jakarta. Pasalnya, perbedaan jenis beras berpengaruh besar pada cita rasa nasi uduk yang dihasilkan.
Beras dari Pontianak bisa bercampur sempurna dengan santan. Sementara beras-beras dari daerah lain sering kali tidak bisa menyatu dengan santan. Hasilnya, rasa yang dihasilkan kurang gurih.
Salah satu menu andalan Raja Uduk adalah tempe goreng yang telah dibumbui dengan bumbu spesial, dipenyet dengan racikan sambal teri yang memberikan rasa pedas, segar dan nikmat tentunya.
Selain itu, ada juga ikan bakar, ikan gembung asin, aneka olahan ayam, iga bakar, sop tulang, kol goreng, pete goreng atau bakar, dan sebagainya. Pun, selain nasi pasung yang berisikan nasi uduk, ada juga nasi beras merah.
Sejak mendirikan usaha kuliner, tepatnya pada 2011, Rizal memegang prinsip bahwa rumah makannya harus memberikan nilai tambah kepada pelanggan. Misalnya, soal tampilan warung makannya.
Saat penjual nasi uduk lain tampil ala kadarnya, kurang bersih, pelayanan tidak standar, ia sangat memperhatikan semua hal itu. Rumah makannya dibuat selalu bersih dan semua pelayan harus ramah kepada pelanggan.
Untuk diketahui, Rizal ternyata mengawali usaha dengan keterbatasan. Ia pulang kampung ke Pontianak setelah bangkrut menjalankan usaha penghemat pulsa dan properti di Jakarta.
Dia harus meminjam dana guna mendirikan usaha kuliner. Ia lalu memilih jualan nasi uduk karena menunya sederhana, sudah populer di seluruh Indonesia, dan harganya terjangkau.
Sementara, nama Raja Uduk sengaja dipilih karena mudah diucapkan dan bisa jadi doa, agar usahanya benar-benar jadi raja di bidangnya.
Demikian soal Raja Uduk Pontianak, rumah makan yang terus menjaga konsistensi rasa di setiap cabangnya. Semoga bermanfaat. (Adelina). ***
Penulis : admin
Editor :
Leave a comment