Pasar Terapung Muara Kuin Banjarmasin, Destinasi Andalan Berusia Ratusan Tahun

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi

MEDAN, insidepontianak.com - Pasar Terapung Muara Kuin berada di Kota Banjarmasin, tepatnya di tepi Sungai Kuin dan Sungai Barito. Destinasi ini erat kaitannya dengan berdirinya kerajaan Banjar.

Pasar Terapung Muara Kuin Banjarmasin ini disebut juga dengan nama Kuin Alalak. Meski begitu, destinasi berusia ratusan tahun ini tetap menawarkan aktivitas yang sama sama.

Ya, Pasar Terapung Muara Kuin adalah tempat jual beli dia atas sungai. Tempat ini bahkan menjadi sebuah destinasi andalan Kota Banjarmasin yang sudah sangat dikenal.

Melansir pesonaindo.com dan indonesiakaya.com, Rabu (27/9/2023) Pasar Terapung Muara Kuin, berkaitan erat dengan berdirinya Kerajaan Banjar.

Pada pertengahan abad ke-16, Sultan Suriansyah mendirikan kerajaan di tepi Sungai Kuin dan Sungai Barito, tepattnya pada 1526, yang menjadi cikal-bakal Kota Banjarmasin.

Aktivitas perdagangan di tepi sungai pun tumbuh pesat. Mengingat posisinya berada di pertemuan beberapa anak sungai, pasar itu berkembang secara alamiah. Selain orang Kuin, para pedagang juga berasal dari daerah Tamban, Anjir, Alalak, dan Berangas.

Saat matahari terbit kunjungilah pasar ini yang memantulkan cahaya pagi hari di antara transaksi sayur-mayur dan hasil kebun dari kampung-kampung sepanjang aliran Sungai Barito dan anak-anak sungainya.

Para pedagang dan pembeli menggunakan jukung, sebutan perahu dalam bahasa Banjar. Pasar ini mulai setelah salat Subuh sampai selepas pukul sembilan pagi.

Keistimewaan di pasar ini adalah masih seringnya terjadi transaksi barter antara para pedagang berperahu yang dalam bahasa Banjar disebut bapanduk.

Para pedagang wanita (dukuh) yang berperahu menjual hasil produksinya sendiri, sedangkan tangan kedua yang membeli dari para dukuh untuk dijual kembali disebut panyambangan.

Pedagangnya menggunakan perahu kecil yang terbuat dari kayu. Para pedagang ini kebanyakan adalah perempuan yang mengenakan pakaian tanggui dan caping lebar khas Banjar yang terbuat dari daun rumbia.

Menariknya lagi, di pasar terapung ini masih berlaku sistem barter atau bapanduk dalam bahasa Banjar. Iitulah sebab, pasar terapung itu menjadi salah satu objek wisata yang diminati banyak orang.

Anda bisa melihat aktivitas jual-beli di atas sungai dengan menggunakan jukung yang unik dan khas. Perahu berdesak-desakan satu sama lain; mencari pembeli dan penjual yang selalu berseliweran.

Sebagai informasi, di Kalimantan Selatan memang ada ratusan sungai menjadi jalur transportasi penting hingga sekarang. Tempat wisata pun bertumpu pada sungai, seperti Pasar Terapung Muara Kuin di Kota Banjarmasin ini.

Banjarmasin sebagai ibukota provinsi adalah pusat perdagangan dan pariwisata. Kota Banjarmasin mendapat julukan Kota Air karena letak daratannya beberapa centimeter di bawah permukaan air laut.

Kota ini dibelah oleh Sungai Martapura memberikan ciri khas tersendiri terhadap kehidupan masyarakatnya terutama pemanfaatan sungai sebagai sarana transportasi air, perdagangan dan pariwisata.

Selain pasar terapung di Muara Kuin Banjarmasin, pasar terapung lainnya yang dapat Anda temui adalah di Lok Baintan yang berada di atas Sungai Martapura.

Demikian soal Pasar Terapung Muara Kuin yang berada di Sungai Kuin dan Sungai Barito, Banjarmasin. Semoga bermanfaat. (Adelina). ***

Leave a comment