Nasi Itik Gambut, Sajian Khas Berbungkus Daun Pisang atau Disajikan dalam Piring: Sama-sama Nikmat

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi

MEDAN, insidepontianak.com - Gambut adalah nama sebuah kecamatan di Kabupaten Banjar. Suatu wilayah yang biasa saja, tapi dari daerah ini lahir sebuah kuliner khas yang melegenda yakni nasi itik.

Berada di Banjar, sejatinya Gambut adalah daerah penyangga Kota Banjarmasin dan Kota Banjarbaru. Itulah sebab, sajian khas itik langsung mengemuka dan banyak penikmat.

Dalam penyajiannya, nasi itik Gambut memiliki dua gaya yang khas. Ada yang dibungkus dengan daun pisang dan ada juga yang disajikan dalam piring, nyatanya dua-duanya nikmat.

Melansir daerahkita.com dan junantoherdiawan.com, Selasa (10/10/2023), untuk mencari nasi itik ini tidak sulit. Datangi saja Kecamatan Gambut, itulah sebab nama nasi itik ini ditambahi Gambut, khususnya di sekitar Pasar kindai Limpuar.

Di sekitar Pasar Kindai Limpuar, menuju Bandara Syamsuddin Noor, warung-warung yang menjual nasi itik berjejer. Tepatnya di sebelah kiri dan kanan tepian jalan poros Kalimantan atau tepatnya di Jl. Raya A. Yani, di Kilometer 13 hingga 16.

Nah, di antara sekian banyak warung itu, terdapat dua nama warung atau kedai nasi itik Gambut yang paling dikenal masyarakat Banjar dan sekitarnya yaitu Warung Tenda Biru dan Warung Mama Baiti.

Dalam penyajiannya, masing-masing warung biasanya mempunyai cara strategis yang berbeda untuk memanjakan pelanggan. Yakni jika Tenda Biru menggunakan cara membungkus nasi itik dengan daun pisang, sementara Mama Baiti menyajikannya dengan piring.

Meski begitu, sejatinya kedua warung ini tidaklah jauh berbeda. Bahkan, secara materi keduanya bisa dibilang sama persis, yaitu sama-sama berisi nasi putih (dari beras unus mutiara) dan lauk berupa itik masak habang (merah).

Bedanya, kalau untuk nasi bungkus biasanya, warung atau kedai penjualnya tidak hanya menjual lauk itik masak habang saja, tapi juga lauk ikan haruan/gabus, hintalu itik/telur itik, hati, dan ayam yang semuanya dimasak dengan bumbu masak habang.

Situasi ini tentu berbeda dengan penikmat nasi itik habang untuk saji di piring, pelanggan bisa memilih dan meminta bagian-bagian itik untuk lauk, mau potongan bagian paha, dada atau yang lainnya.

Yang jelas, daging itik yang biasanya terkesan alot dan keras tetapi oleh pengusaha warung nasi itik Gambut ini diolah hingga menjadi sebuah hidangan daging itik yang lembut serta memiliki cita rasa bumbu yang meresap.

Selain daging itik yang khas, sambal masak habang yang meresap di daging itik juga memiliki kekhasan. Bumbu habang membuat nasi itik ini menjadi terasa lebih nikmat.

Meski merah pekat, rasa dari nasi itik Gambut ini enggak pedas. Justru makanan khas ini memiliki rasa yang manis. Rasa manis ini didominasi oleh tambahan gula merah atau aren dalam proses pengolahannya.

Bumbu-bumbu dapur yang digunakan seperti cabai merah kering yang sudah dihaluskan dengan bawang merah, bawang putih, jahe, gula aren, kayu manis, cengkeh, terasi. dan sebagainya. Tak pelak aroma serta rasanya makin menggugah selera.

Demikian soal nasi itik Gambut yang berada di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Semoga bermanfaat. (Adelina). ***

Leave a comment