Melihat Pesut Mahakam di Desa Pela Kukar: Memadukan Konservasi dan Wisata Berbasis Komunitas

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi

MEDAN, Insidepontianak.com - Desa Pela di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) adalah area konservasi pesut Mahakam. Tidak sekadar konservasi, kampung yang dihuni 90 pesen nelayan ini juga desa wisata.

Ya, selain konservasi pesut Mahakam, masyarakat Desa Pela Kukar juga menggalakan aktivitas yang berhubungan dengan pariwisata seperti menyediakan homestay dan berbagai atraksi wisata.

Artinya, tidak sekadar konservasi pesut Mahakam, Desa Pela Kukar juga mendorong pertumbuhan ekonomi melalui wisata berbasis komunitas atau community-based tourism.

Melansir diskominfo.kaltimprov.go.id dan techverse.asia, Selasa (24/10/2023), populasi pesut Mahakam memang semakin mengkhawatirkan.

Bahkan, hewan perairan yang memiliki nama latin Orcaella brevirostris itu, sejak 2020 telah masuk dalam status terancam punah (critically endangered/CR) berdasarkan IUCN Red List.

Karena itu, fauna endemik Sungai Mahakam ini dilindungi undang-undang. Nah, PT Pertamina (Persero) kemudian melakukan Program Konservasi Endemik (KOMIK) Pesut Mahakam di Desa Pela.

Program ini memadukan konservasi, pemberdayaan masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui wisata berbasis komunitas atau community-based tourism.

Itulah sebab ada museum nelayan untuk pusat edukasi wisatawan, memasang papan informasi di area konservasi, serta memperhatikan perahu yang digunakan pengunjung agar tidak menganggu keberadaan pesut Mahakam.

Perusahaan juga mendorong Desa Pela menerbitkan Peraturan Desa (Perdes) Nomor 2 tahun 2018 tentang Larangan Alat Tangkap Ikan Kurang Ramah Lingkungan.

Selain itu, ada inovasi pinger akustik yang dipasang di jaring rengge. Pinger ini mengeluarkan sonar dengan frekuensi yang dapat ditangkap oleh pesut Mahakam, sehingga akan terhindar dari jaring nelayan.

Inovasi pinger akustik ini dikembangkan dari modifikasi resonansi suara yang digunakan pada proses seismik. Implementasi pinger akustik, diklaim berhasil menurunkan 66 persen jumlah pesut Mahakam yang terjerat.

Data monitoring sampai 2022 menunjukkan, Program KOMIK Pesut Mahakam berkontribusi pada pelestarian 85 ekor pesut Mahakam.

Berdasarkan data yang dihimpun Yayasan Konservasi RASI (Rare Aquatic Species of Indonesia), jeratan jaring rengge merupakan salah satu faktor tertinggi penyebab kematian pesut Mahakam.

Kematian pesut Mahkam akibat tertangkap tidak sengaja oleh rengge mencapai 70 persen dari seluruh kematian. Selain itu beberapa kondisi yang mengancam kelestarian pesut Mahakam adalah penurunan sumber makanan.

Ada juga karena penggunaan alat tangkap illegal (setrum, racun), alih guna lahan rawa (tempat ikan memijah), untuk perkebunan, dan akibat erosi. Faktor lainnya pesut Mahakam memakan ikan yang sudah mengandung racun.

Pun pesut Mahakam terancam punah karena hidup di area yang tercemar penambangan, limbah perkebunan besar, dan sampah anorganik. Polusi suara juga sangat berpengaruh, seperti suara yang berasal dari kapal atau speedboat.

Sebagai informasi, pesut Mahakam merupakan nama lokal dari lumba-lumba air tawar dan satu-satunya di Indonesia yang hidup di sungai Mahakam. Selain Orcella brevirostris, pesut Mahakam punya nama lain yakni Irrawaddy dolphin.

Pesut Mahakam berbeda secara genetis dari pesut yang hidup di pesisir di perairan dangkal. Populasi di Mahakam diberi nama 'pesut' oleh warga setempat karena suara yang terdengar dari lubang napas mereka saat muncul ke permukaan.

Secara umum pesut Mahakam berada di sungai utama antara Muara Kaman hingga Penyinggahan, hilir Muara Kaman hingga Tenggarong, dan daerah hulu hingga Laham.

Ada juga di anak sungai Kedang Rantau, Kedang Kepala, Belayan, Kedang Pahu, dan Sungai Pela. Ada di Danau Semayang, Danau Melintang, Danau Jempang hingga desa Jantur, serta di daerah jeram di Sungai Ratah.

Meski berbeda dengan lumba-lumba, ada beberapa kelakuan pesut Mahakam yang mirip dengan lumba-lumba. Yakni suka mengintip ke permukaan air, melambaikan sirip, mengibaskan ekor, memutar badan, membanting badan, dan menyemprot air.

Demikian soal pesut Mahakam dan Desa Pela Kukar ang menjadi area konservasi hewan langka tersebut. Semoga bermanfaat. (Adelina). ***


Penulis : admin
Editor :

Leave a comment

jom

Berita Populer

Seputar Kalbar