Fakta-fakta Kasus Dosen Untan Joki Mahasiswa Bodong S-2, Palsukan Nilai di Sistem SIAKAD
PONTIANAK, insidepontianak.com - Fakta-fakta kasus dugaan dosen joki mahasiswa S-2 bodong, di Universitas Tanjungpura (Untan) perlahan terkuak.
Dosen senior, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Jumadi mengaku merasa dirugikan dengan ulah oknum dosen joki itu.
Pasalnya ia yang menjadi salah satu pengajar merasa tidak pernah memberi nilai kepada mahasiswa tersebut.
Tapi, dalam Sistem Informasi Akademik atau SIAKAD, tiba-tiba mata kuliah yang diajarkan keluar nilai untuk mahasiswa itu.
Diduga, mahasiswa itu melakukan manipulasi nilai dibantu melalui jasa oknum dosen.
"Saya salah satu staf pengajar yang merasa dirugikan, karena nilai saya dipalsukan," ucap Jumadi kesal kepada Insidepontianak.com, Rabu (17/4/2025).
Jumadi mengatakan, alasannya tak memberikan nilai kepada mahasiswa itu karena yang bersangkutan tidak pernah masuk kuliah.
Ia mengajar dua mata kuliah di program S-2 Magister Ilmu Politik. Dua mata kuliah itu: Politik Desentralisasi dan Otonomi Daerah dan Legislasi dan Demokratisasi.
"Dua mata kuliah ini ada nilainya untuk mahasiswa itu. Padahal saya tak pernah memberi nilai. Bagaimana mau memberi nilai, yang bersangkutan tak pernah masuk," katanya.
Jumadi bahkan memastikan, mahasiswa itu tak masuk di semua mata kuliah. Ini terkonfirmasi dari mahasiswa satu angkatan yang bersangkutan.
"Bahwa yang bersangkutan tak pernah masuk kuliah," ujarya.
Karena itu, untuk menjaga kredibilitas dan integritas lembaga, ia mendorong harus ada komitmen pimpinan Fakultas untuk mengambil langkah objektif.
"Saya yakin untuk di tingkat pimpinan Universitas Tanjungpura dan bahkan kementerian akan melakukan investigasi terhadap permasalahan tersebut dan akan mengambil langkah tegas," ucapnya.
Jumadi menilai, kasus tersebut telah mencoreng dunia pendidikan khususnya Untan. Ia yakin Rektor Untan tak akan tinggal diam. Karena ini menyangkut reputasi Untan di mata publik.
"Apalagi berita ini sudah viral secara nasional," pungkas Jumadi.(Andi)***
Penulis : Andi Ridwansyah
Editor : Abdul Halikurrahman
Leave a comment