Pekan Gawai Adat Dayak Ke-IV Kecamatan Nanga Tayap Ditutup, Ini Pesan Sekda Alexander Wilyo

3 Juni 2024 14:22 WIB
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Ketapang, Alexander Wilyo, yang juga bergelar Patih Jaga Pati Laman Sembilan Domong Sepuluh Menutup Resmi Pekan Gawai Adat Dayak Ke-IV Kecamatan Nanga Tayap Tahun 2024 di Lapangan Sepak Bola Desa Tajok Kayong (Tebuar), Sabtu (1/6/2024).

KETAPANG, insidepontianak.com - Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Ketapang, Alexander Wilyo, menutup resmi Pekan Gawai Adat Dayak (PGAD) Ke-IV Kecamatan Nanga Tayap Tahun 2024 di lapangan sepak bola Desa Tajok Kayong (Tebuar), Sabtu (1/6/2024).

Alexander Wilyo yang juga bergelar Patih Jaga Pati Laman Sembilan Domong Sepuluh mengapresiasi semua pihak yang sudah menyukseskan PGAD ke-IV tahun 2024, meski dalam kondisi hujan.

"Tidak semua Kecamatan bisa menyelenggarakan acara adat atau gawai seperti ini, dan Nanga Tayap adalah salah satu Kecamatan setelah Kecamatan Simpang Hulu yang secara konsisten setiap tahun selalu menyelenggarakan Pekan Gawai Adat Dayak ini," ungkap Sekda.

Terkait dengan harapan yang disampaikan oleh ketua DAD Nanga Tayap, Sekda meminta Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan agar tahun depan dialokasikan anggaran untuk Gawai Adat Dayak di Kecamatan Nanga Tayap.

"Tahun lalu kita juga sudah bantu anggaran dan saya minta agar setiap tahun rutin kita anggarkan. Untuk itu, tahun depan akan kita kawal agar dialokasikan," tuturnya.

Sekda berterima kasih atas pernyataan Ketua DAD Nanga Tayap mewakili seluruh jajaran Domong dan masyarakat adat Nanga Tayap mendukung penuh penyelenggaraan MTQ Tingkat Kabupaten Ketapang yang digelar di Kecamatan NangaTayap.

"Saya titip ini kepada Pak Camat Nanga Tayap agar bisa mengkoordinasi dan berkolaborasi dengan seluruh masyarakat, seluruh tokoh agama, tokoh Adat dan para pemuda. Mari kita sukseskan gawai akbar penyelenggaraan MTQ tingkat Kabupaten di Nanga Tayap yang dilaksanakan pada akhir bulan Juli ini," pesannya.

Sekda berharap, adat jalan jamban Titi terjaga terawat dan dilestarikan sampai kepada anak cucu karena menurut dia tradisi leluhur adalah jati diri.

"Jika hilang tradisi maka akan hilang juga jati diri dan harga diri kita. Oleh karena itu, saya mengajak kita semua untuk tidak malu mengaku sebagai orang Dayak, jangan malu menunjukkan eksistensi kita sebagai orang Dayak, memakai atribut, pakaian Adat, memakai tekuluk dan lainnya," pungkasnya. (Fauzi)

 


Penulis : M Fauzi
Editor : Wati Susilawati

Leave a comment