Besok Perayaan Nyepi Umat Hindu, Ini Kegiatan Ibadah di Pura Giripati Mulawarman Kubu Raya

28 Maret 2025 13:38 WIB
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Kalbar, Ida Sri Resi Dukuh Putra Bandem Kepakisan, Jumat (28/3/2025). (Insidepontianak.com/Gregorius)

KUBU RAYA, insidepontianak.com – Umat hindu akan menyambut Hari Raya Nyepi, pada Sabtu (29/3/2025).

Di Kabupaten Kubu Raya, perayaan Nyepi dipusatkan di Pura Giripati Mulawarman, Kecamatan Sungai Raya. 

Perayaan Nyepi digelar setiap Tahun Baru Saka. Tahun ini, Nyepi jatuh pada hitungan Tilem Kesanga IX.

Bermakna, hari penyucian dewa-dewa yang berada di pusat samudera yang membawa intisari amerta air hidup. 

Oleh sebab itu, umat hindu akan melakukan ritual pemujaan suci terhadap dewa-dewa. Berbagai kegiatan spiritual pun akan digelar di Pura Giripati Mulawarman

"Tahun ini kami kegiatan Nyepi kami bagi dua kategori, yaitu kegiatan ritual dan non-ritual," kata Ketua Parisada hindu Dharma Indonesia Kalbar, Ida Sri Resi Dukuh Putra Bandem Kepakisan, Jumat (28/3/2025).

Ia menjelaskan, bahwa kegiatan ritual pertama adalah Upacara Melasti. Yaitu persembayangan di pantai yang dilakukan oleh 11 Pemuda Pura Giripati Mulawarman, 23 Maret 2025. Selanjutnya, kegiatan ritual arakan Ogoh-ogoh juga digelak pada Jumat 28 Maret 2025.

"Kemudian, upacara pangrupukan, yaitu persembahyangan tutup tahun pada malam hari untuk menyambut Nyepi," lanjutnya.

Dan puncak perayaan Nyepi akan digelar ritual Catur Brata Penyepian. Selama upacara tersebut digelar, terdapat empat macam brata atau pantangan yang harus dijalani oleh umat hindu

“Di antaranya adalah amati geni, amati karya, amati lelungan dan amati lelanguan,” jelasnya.

Amati geni adalah pengendalian hawa nafsu. Semenara amati karya adalah tidak bekerja secara fisik selama 24 jam dan hanya melakukan semedi. 

Kemudian, amati lelungan, yaitu tidak keluar rumah selama 24 jam, sementara amati lelanguan, tidak boleh mabuk-mabukan.

“Terakhir ngembak geni, yaitu ritual yang dilakukan sehari setelah perayaan Nyepi. Sebagai penutup kita melakukan simakrama, yaitu saling memaafkan antarumat beragama," jelasnya.

Sementara itu, untuk kegiatan non-ritual meliputi pengobatan massal yang diperuntukkan bagi seluruh masyarakat umum.

"Dan ada juga kami menggelar berbagai macam pertandingan-pertandingan," pungkasnya.***


Penulis : Gregorius
Editor : -

Leave a comment

iklan

Berita Populer

Seputar Kalbar