Ketersediaan Darah Cukup Karena Tingkat Kesadaran Pelajar Sekolah di Lebak Tinggi

16 Juni 2024 07:42 WIB
Ketua Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia (UTD-PMI) Kabupaten Lebak dokter Firman Rahmatullah.

BANTEN, insidepontianak.com - Tingkat kesadaran pelajar SMA/SMK di Kabupaten Lebak patut diapresiasi, karena mereka memiliki jiwa kemanusiaan untuk menolong penyembuhan pasien yang membutuhkan darah saat menjalani perawatan di rumah sakit.

Tingkat kesadaran pelajar SMA/SMK untuk mendonorkan darah cukup tinggi.

Ketua Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Lebak, Banten, dr Firman Rahmatullah mengatakan dengan hal itu dapat memenuhi ketersediaan darah.

"Kita sekarang sangat terbantu untuk memenuhi ketersediaan darah melalui pedonor darah dari pelajar SMA/SMK itu," katanya di Rangkasbitung, Lebak.

Selama ini, ketersediaan darah berbagai golongan bisa terpenuhi dari pedonor pelajar itu.

Kebutuhan stok darah di Kabupaten Lebak sekitar 500 kantong/hari dan terpenuhi dari pedonor pelajar sampai 600-700 kantong.

Petugas hampir setiap hari mendatangi SMA/SMK di Kabupaten Lebak sesuai penjadwalan untuk pengambilan darah.

"Kami dulu kerapkali kekurangan stok darah, namun kini cukup terbantu dari pedonor pelajar itu," katanya.

Menurut dia, pihaknya juga terus melakukan kunjungan ke berbagai kalangan masyarakat umum di Kabupaten Lebak untuk menjadi pedonor sehingga dapat memenuhi ketersediaan darah.

Selama ini, pihaknya juga menjalin kerja sama dengan beberapa gereja, seperti Gereja Katolik Santa Maria Tak Bernoda, Gereja Pasundan dan Gereja Bethel Rangkasbitung untuk pedonor dengan penjadwalan setiap sebulan sekali.

Begitu juga pihaknya melakukan penjaringan dengan menyediakan posko pedonor pada kegiatan Car Free Day (CFD) Alun-alun Rangkasbitung dan mendatangi instansi organisasi perangkat daerah (OPD), TNI, Polri hingga perusahaan swasta.

"Kami berharap ke depannya persediaan darah untuk pasien dapat terpenuhinya," urainya. (antara)


Penulis : Dina Prihatini Wardoyo
Editor : Dina Prihatini Wardoyo

Leave a comment