Andre Rosiade Sebut Ciri-Ciri Kubu yang Aktif Serang Prabowo-Gibran: Diduga Ingin Sembunyikan Masa Lalu

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi

PROBOLINGGO, insidepontianak.com - Sebagai Ketua DPP Gerindra Sumatera Barat, Andre Rosiade, dia ikut menepis serangan kubu tertentu terhadap pasangan calon Prabowo-Gibran.

Tidak hanya menepis segala tuduhan yang menyasar Prabowo-Gibran. Andre Rosiade juga membeberkan ciri-ciri kubu yang sering menebarkan hoax terhadap pasangan calon yang didukung Koalisi Indonesia Maju (KIM).

Melalui keterangannya, kubu yang aktif menyerang Prabowo-Gibran diduga pernah bermasalah di mata hukum. Karena hendak menyembunyikan masa lalunya ini, kelompok tersebut terus melancarkan penyebaran disinformasi.

Selain dugaan bermasalah di mata hukum, dia juga menyebutkan kubu tersebut takut kalah di Pilpres 2024. Strategi serangan kotor itulah yang dipakai sebagai alat meraih kemenangan politik.

Terlebih lagi, survey terbaru yang dicatut oleh Andre Rosiade menyebutkan pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka semakin naik. Kubu yang tidak suka dengan mereka pun mulai kepanasan.

"Saya melihat setelah putusan MK, survei Pak Prabowo dan Gibran di nomor 1 terus. Diduga ada kubu yang takut kalah dan panik, sehingga ada kelompok, tokoh yang coba terus menyerang duet Prabowo-Gibran ini, mendowngrade secara sistematis," kata Andre Rosiade dalam keterangannya, pada Jumat (3/11).

Diduga mereka sering menyasar sosok Gibran yang berduet dengan Prabowo. Terlebih lagi, putusan MK terakhir mengubah frase seseorang yang boleh mencalonkan sebagai presiden atau wakil presiden.

Dalam perubahan tersebut, MK merevisi kalimat batas minimum capres dan cawapres yang boleh mendaftar harus berusia 40 tahun.

Namun, putusan terbaru menyatakan bahwa seseorang boleh mencalonkan diri sebagai capres dan cawapres minimum berusia 40 tahun, dan pernah atau sedang menjabat kepala daerah.

Putusan MK tersebut dijadikan sebagai kendaraan politik untuk menurunkan marwah Gibran. Mereka beranggapan, bahwa pemerintah sekarang sedang mencoba membangun dinasti politik.

"Ini menunjukkan bahwa mereka takut kalah, sehingga mengeluarkan isu-isu, menyebarkan hoax, menebarkan informasi yang sesat dan membuat keresahan di tengah masyarakat," kata Andre.

Andre sendiri tidak menyebutkan secara jelas siapa yang dimaksud dengan kubu yang aktif menyerang Prabowo dan Gibran. Namun, ciri-cirinya pernah bermasalah dengan hukum.

Cara menebarkan dan memfitnah Gibran inilah kemudian menjadi temeng mereka. Upayanya diduga kasus permasalahan dengan hukum bisa disembunyikan secara rapat.

"Menurut saya ini orang yang takut kekalahan, kenapa mereka takut, karena diduga mereka punya masalah hukum di masa lalu, jadi diduga mereka ingin melindungi kasus hukum mereka di masa lalu, jadi diduga ada beban hukum di masa lalu," ujar Andre.

Selain itu, serangan bertubi-tubi terhadap bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden dari KIM ini juga disebabkan oleh hasil survey yang selalu membaik.

Rasa panik dari kubu yang mulai terancam ini dengan sistematis mulai membentuk serangan dalam bentuk penyebaran hoax yang masif. Andre pun meminta cara politik tersebut harus ditinggalkan agar tidak menyesatkan masyarakat.

"Sehingga apapun yang terjadi Prabowo-Gibran harus diserang terus, apalagi survei setelah putusan MK Prabowo-Gibran unggul terus, ini politik yang kurang elok dan tidak etis, beda sekali dengan politik Pak Prabowo yang bicara hal-hal positif," imbuh Andre.

Mendekati kontestasi Pemilu 2024 memang dihiasi dengan penyebaran disinformasi. Masyarakat umum pun dituntut harus selektif agar tidak termakan kabar hoax tersebut. (Dzikrullah) ***


Penulis : admin
Editor :
Tags :

Leave a comment

jom

Berita Populer

Seputar Kalbar