RSJ Sungai Bangkong Pontianak Kewalahan Layani Permohonan SKKJ Bacaleg
PONTIANAK, insidepontianak.com - Kepala UPT Klinik Utama, RSJ Sui Bangkong Pontianak, Antonius Decky mengaku kewalahan melayani banyaknya bakal calon anggota legislatif atau bacaleg yang membutuhkan Surat Keterangan Kesehatan Jiwa atau SKKJ dan Surat Keterangan Bebas Narkoba atau SKBN.
SKKJ dan SKBN menjadi syarat yang mesti dilengkapi para bakal caleg untuk digunakan mendaftar ke KPU pada 1-14 Mei 2023.
Namun, salah satu kendala yang dialami RSJ Sungai Bangkong adalah keterbatasan tenaga dokter spesialis jiwa. Karena tak sebanding dengan jumlah pemohon SKKJ jelan Pemilu 2024.
"Yang menjadi permasalahan salah satunya adalah keterbatasan tenaga dokter spesialis jiwa di klinik Sui Bangkong ini. Sehingga terjadi keluhan oleh para pendaftar yang menyebutkan lambannya pelayanan," kata Antonius Decky, Kamis (4/5/2023).
"Kita pegawai negeri cuman dua, sedangkan dokter tamu ada tiga. Jadi ada 5 orang, dan mereka tidak bisa setiap hari datang, karena dokter tamu bekerja di tempat lain juga," sambungnya.
Decky menjelaskan, untuk mendapatkan SKKJ dan SKBN para bacaleg ini harus terlebih dahulu mendaftarkan diri secara online.
Namun, karena kurangnya tenaga dokter, pendaftaran online biasanya hanya terbatas untuk 50 orang pendaftar saja setiap harinya.
Namun, guna mengakomodir kebutuhan pemohon, RSJ Sungai Bangkong akhirnya memperbanyak kuota dengan membuka pendaftaran lagi secara offline di luar pendaftaran online tadi.
"Jadi kita terima hari ini rencananya 100 total online dan offline untuk yang mendaftar dan melakukan tes," ujarnya.
Setelah resmi terdaftar, para bacaleg ini diharuskan membayar retribusi, dan melakukan tes.
"Nah, tes ini yang memakan waktu lama, dalam hal ini psikotes ya, itu yang memakan waktu sampai ada 565 soal, kurang lebih memakan waktu 2 jam," terangnya.
Selain itu juga, Klinik Sui Bangkong ini hanya mampu menampung sebanyak 50 orang pendaftar untuk setiap kali sesi tes. Untuk itulah, dia berharap dapat dimaklumi jika pelayanan agak lambat.
"Kondisi sekarang itu, kenapa sepertinya lamban? Karena memang pertama itu tesnya cukup lama, lalu kemampuan dokter kita per hari paling dua orang, kemudian dokter itu selain dia melayani tes untuk SKKJ dan SKBN tadi dia juga melayani pasien rawat jalan," pungkasnya. (Andi)
Penulis : admin
Editor :
Penulis : admin
Editor :
Tags :
Berita Populer
Seputar Kalbar
1
Leave a comment