BI dan Pemprov Kalbar Jawab Tantangan Gagal Pangan Lewat Rakor Opla Rawa

24 April 2024 10:37 WIB
Kepala Perwakilan BI Kalbar, Anggini Sari

PONTIANAK, insidepontianak.com - High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kalimantan Barat yang ke sekian kali ini digelar. 

Pj Gubernur Kalbar Harisson memimpin Rapat Koordinasi Percepatan Kegiatan Upaya Khusus Optimasi Lahan (Opla) Rawa di Provinsi Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2024.

High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kalimantan Barat diselenggarakan di Aula Keriang Bandong Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat.

"Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka menghadapi penurunan produksi pangan dan adanya tantangan gagal pangan nasional maka setiap Pemerintah Kabupaten/Kota diminta melakukan percepatan produksi padi," ungkap Kepala Perwakilan BI Kalbar, Anggini Sari.

Adapun langkah - langkah yang diambil yakni optimasi lahan, optimalisasi penambahan luas tanam, kemudian mendukung kegiatan optimasi lahan / optimalisasi penambahan areal luas lahan di Kalimantan Barat melalui pendampingan, pengawalan dan pengawasan.

"Selain mensinergikan sumber daya yang dimiliki sesuai kewenangan dalam rangka menjamin keselarasan pelaksanaan kegiatan optimasi lahan, optimalisasi penambahan areal luas lahan untuk peningkatan produksi padi di Kalimantan Barat," urainya.

Pj Gubernur Kalbar Harisson menekankan bahwa pada High Level Meeting dalam rangka Pengendalian Inflasi ini yang terdahulu lebih dititik beratkan kepada sektor hilirnya dan sekarang diprioritaskan untuk memperhatikan sektor hulu. 

Dimana dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia menawarkan optimasi lahan rawa atau lahan yang bukan gambut, yang lahan sawahnya dioptimasi melalui kegiatan pembangunan pengairan, drainase, pintu air dan lain-lain.

Penjabat Gubernur Kalbar mengatakan bahwa sawah yang dioptimasi se-Kalbar ditargetkan sebesar 61.000 hektar yang tadi sudah dibicarakan dengan Para Bupati/walikota yang hadir pada hari ini. Kemungkinan kita baru bisa menyediakan lahan sebesar 31.000 hektar,  dan sisanya nanti pada tahap kedua.

"Dengan Optimasi Lahan persawahan Rawa bukan gambut ini, diharapkan akan terjadi peningkatan produksi padi di Kalimantan Barat," ucapnya.

Kemudian orang nomor satu di Kalbar ini juga mendorong adanya konversi dari beberapa lahan yang digunakan untuk tanaman sawit atau tanaman lainnya.

“Kita sudah mengingatkan kepada para Bupati untuk mengambil langkah-langkah agar lahan-lahan sawah ini tidak berkurang untuk kegiatan lahan lainnya”, tegas Harisson.

Upaya khusus Optimasi Lahan (Opla) Rawa ini didukung oleh Kementerian Pertanian RI, Forkopimda Provinsi Kalimantan Barat seperti Kapolda, Kajati Kalbar, Pangdam XII Tanjungpura serta didukung oleh APIP, BPKP, Inspektur Provinsi Kalbar, dan kegiatan ini tentunya dilakukan dengan prinsip kehati-hatian, dengan memperhatikan faktor resiko.

Rapat tersebut turut serta dihadiri oleh Perwakilan Menteri Pertanian Republik Indonesia, Forkopimda Provinsi Kalimantan Barat, Para Bupati / Walikota se- Kalimantan Barat, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat, Kepala BPKP Provinsi Kalimantan Barat, Organisasi Perangkat Daerah Terkait Pengendalian Inflasi Daerah beserta jajarannya. ***

Leave a comment