Kuliner Khas Pontianak Terjadul: Cengkarok hingga Tapai Menoan Paling Sulit Dicari
PONTIANAK, insidepontianak.com – Berikut kuliner khas Pontianak sangat tradisional dan jadul yang sulit ditemukan, kecuali dengan nama unik di Kota Pontianak.
Kuliner khas dan jadul ini memang di hari biasa sulit ditemukan, namun saat Ramadhan dan lebaran hidangan unik khas Kota Pontianak berkeluaran semua, seperti cengkarok hingga tapai menaon.
Di setiap daerah di Kota Pontianak mmeiliki kuliner khas lokal mereka tak terkecuali di Kota Pontianak yang juga banyak makanan hungga kudapan lezat penghantar waktu berbuka.
Tak sah jika kita tidak membahas sejumlah kuliner khas Pontianak yang kesannya jadul dan tradisional justru paling banyak diburu saat Ramadhan ini, apa saja? Yuk baca sampai habis artikel berikut ini.
Berikut 9 kuliner khas Pontianak yang jadul dan langka dipasaran.
1. Cengkarok
Cengkarok biasa disebut juga dodol, karena proses dan bahannya hampir menyerupai dodol. Cengkalok terbuat dari ketan hitam. Kuliner satu ini merupakan cemilan tradisional asli dari Kota Pontianak.
Meski jarang ditemukan tapi saat ini Cengkarok bisa dibeli di sejumlah platform online dengan ukuran dan harga beragam serta variatif.
2. Sempret
Kue Sempret termasuk salah satu yang unik. Uniknya tak hanya dari rasanya saja tapi biasanya selalu hadir dalam acara Khatamul Qur'an dan pernikahan.
Rasanya yang manis dan tekstur yang terasa berpasir membuat kue yang satu ini sangat cocok ditemani secangkir kopi dan teh, terutama di sore hari.
3. Rotikap
Kue satu ini disebut Rotikap. Kue yang punya rasa manis yang berbentuk seperti daun. Kue rotikap juga sering ditemui dalam bentuk bulat pipih. Adatnya, Rotikap ini kebanyakan disajikan saat momen-momen penting, seperti pernikahan atau acara-acara seremonial budaya.
4. Batang Burok
Batang Burok. Dalam bahasa Indonesia juga disebut dadar gulung karena menyerupai kue tradisional tersebut. Didalamnya terdapat isi berupa parutan kelapa yang telah diolah bersama gula merah. Bedanya hanya dari segi bentuk. Kue batang burok memiliki ukuran yang lebih panjang.
Masyarakat Kota Pontianak sangat akrab dengan kue satu ini. Batang Burok sesuai nama khas Melayu umumnya disajikan saat acara-acara penting dalam tradisi masyarakat di sana.
5. Blodar
Kue Blodar bisa disebut kue bolu karena baik bentuk dan rasanya hampir sama. Mungkin bedanya ada pada bahan-bahan utama, mengingat kue blodar tidak menggunakan telur sehingga teksturnya terasa lebih sedikit kasar.
Namun, untuk rasanya kue Blodar ini sangat legit dan enak. Tekstur kasar tak mengurangi rasa kue khas ini.
6. Kacemate
Kue Kacemate yang satu ini memiliki bahan dasar dari singkong dan buah pisang. Sebelumnya singkong terlebih dahulu dihaluskan baru kemudian di isi dengan buah pisang.
Tidak lupa adanya parutan kelapa yang membuat kue ini semakin nikmat. Tapi sayang, kue yang satu ini agak sedikit sulit untuk ditemukan.
7. Jorong-jorong
Kue jorong jorong termasuk yang langka tapi gampang ditemui sepanjang bulan Ramadhan ini. Joorng-jorong termasuk salah satu kue khas Kota Pontianak. Kue ini berbentuk persegi dengan balutan daun pandan.
Kue asal Kalimantan Barat ini memiliki rasa dan aroma pandan yang harum. Ini dikarenakan wadah atau cetakkannya menggunakan daun pandan.
Gurihnya santan bercampur dengan tepung beras terasa lembut saat dinikmati. Paduan manis dan gurinya santan menambah rasa unik kuliner satu ini.
8. Kue Talam
Kue talam ini beda dengan kue jorong-jorong. Talam ebi semacam kudapan yang terbuat dari tepung beras dan tepung sagu. Bedanya adalah di topping dengan menggunakan ebi sehingga gurih rasanya.
Kue talam ini sulit ditemukan di hari biasanya tapi di bulan puasa, sangat mudah kamu temukan yaaa.
9. Kue Tart Susu
Kue tart susu ini hampir sama dengan kue pai, bedanya dalam hal isian. Punya tekstur lembut dan renyah di setiap gigitannya. Kue tart ini semacam kudapan manis. Terbuat dari perpaduan tepung terigu, telur dan susu
Demikian 9 makanan khas Kota Pontianak yang perlu kamu tahu saat datang ke Kota Pontianak Kalimantan Barat. Sangat tradisonal dan sangat original. (REDAKSI)
Penulis : Wati
Editor : Wati
Leave a comment