Konsep Sisa Produksi Pakaian, Dwi Iskandar Pameran Koleksi Path to Sustainable Growth

27 Juni 2024 11:03 WIB
Model memperagakan busana berbahan kain perca saat kegiatan Path to Sustainable Growth di The Apurva Kempinski Bali, Badung. (Antara)

BADUNG, insidepontianak.com - Menggunakan bahan bekas serta bahan pakaian yang baru yang dipadukan dengan tetap fokus pada konsep berkelanjutan dan pengurangan sampah khususnya limbah sisa produksi pakaian.

Digelar oleh Dwi Iskandar, desainer lokal kelahiran Jawa Timur yang meniti karier di Bali memamerkan busana hasil karyanya yang dibuat dari kain sisa produksi dan bahan bekas untuk menekan limbah produksi pakaian.

Saat ini dampak sosial dari kegiatan Dwi juga sudah dirasakan di Singaraja, di mana desainer lokal tersebut sudah menggandeng ibu-ibu di sana untuk ikut membuat pakaian dari kain perca.

Di The Apurva Kempinski Bali, Kabupaten Badung, Kamis, Dwi memamerkan koleksinya yang dipakai para model dalam peragaan busana pada kegiatan bertajuk Path to Sustainable Growth.

“Saya menampilkan koleksi fesyen berkelanjutan, artinya saya menggunakan bahan-bahan yang tadinya hanya tergeletak begitu saja di gudang kemudian ada sisa produksi yang masih sedikit itu yang saya rancang dan padukan,” kata dia.

Menurut dia, kain bekas digunakan khususnya untuk ornamen berukuran kecil, misalnya bahan kain dari baju yang sudah berlubang yang dipindahkan lubangnya dan digunakan sebagai detail busana kreasinya.

“Jadi memang ada yang bahan bekas kemudian saya potong-potong untuk menjadi elemen detail sehingga tidak terlihat seperti orang yang memakai baju yang sudah jelek dan tetap terlihat menarik,” ujarnya.

Dwi mengatakan dalam proses produksi pakaian pasti ada bahan-bahan sisa, karena tidak semua kain akan digunakan dalam pembuatan busana.

Hal itu yang mendorongnya untuk melakukan gerakan dengan memanfaatkan kembali sisa kain yang ada dengan harapan tidak ada kain yang terbuang sia-sia untuk mendukung konsep berkelanjutan.

“Kita tidak harus memakai bahan yang benar-benar baru keluar dari toko, jadi kita bisa membuat sesuatu yang memadukan antara bahan baru dan bahan lama untuk bisa tetap tampil stylish,” kata dia.

Ia mengakui bahwa dalam menerapkan konsep berkelanjutan bukan hal mudah, mengingat tak semua orang mau memakai bahan sisa.

Maka dari itu, peragaan busana kali ini dijadikan langkah edukatif dalam menggaungkan pentingnya kesadaran fesyen berkelanjutan demi lingkungan dan sosial. (antara)


Penulis : Dina Prihatini Wardoyo
Editor : Dina Prihatini Wardoyo

Leave a comment

Ok

Berita Populer

Seputar Kalbar