Menyelami Kekerabatan Pengusaha Singkawang di Jakarta yang Tetap Terpelihara

30 Oktober 2022 13:43 WIB
Ilustrasi

JAKARTA, insidepontianak.com - Kekerabatan warga Singkawang di Jakarta tetap terpelihara dengan baik. Ada nuasa kekerabatan yang kental. Ada romantisme. Ada persaudaraan.

Hal itu terlihat, salah satunya, dari pertemuan rutin yang dilaksanakan setiap bulanan dan dihadiri sebagian warga Singkawang di Jakarta.

Contohnya, hari ini, Minggu (30/10/2022). Di sebuah Restoran Sun City, Lantai 5 Glodok.

Glodok merupakan pertokoan yang menjadi tempat berkumpulnya para pedagang elektronik, mesin, perdagangan dan lainnya, agenda rutin pertemuan itu berlangsung.

Baca Juga: Fesyen Muslim 2023 Bakal Tampil Clean, Disukai Gen Z

Sebuah meja bundar dengan aneka panganan tersaji di meja bundar yang bisa diputar bagian atasnya, agar setiap orang bisa memilih makanan yang diinginkan.

Sebanyak 14 kursi mengelilingi meja berdiameter 2,5 meter tersebut. Nuasa meja, taplak meja dan ornamen sekitar, semakin menambah kuat dan karakter restoran.

Di lantai pertama, meja-meja besar diisi belasan orang, dari anak hingga orang tua. Mereka asyik menikmati hidangan makan sembari ngobrol dengan santai.

Baca Juga: Pahlawan Nasional: Sultan Hasanuddin Dijuluki De Haantjes van Het

Saya naik ke lantai dua, masuk ruangan bernomor 78 orang. Dua ruangan menyatu terisi puluhan orang. Mereka terlihat akrab dan terikat dalam satu kekerabatan.

Suasana kekeluargaan terlihat. Ada perbincangan khas dengan bahasa Hakka, sesekali diselingi dengan bahasa Indonesia dengan logat khas. Ada ritme cepat, namun agak mendayu, tapi dengan nada yang tegas dan ritmis.

Seorang tokoh Tionghoa Hakka yang hadir dalam acara itu, Fuidy Luckman mengatakan, acara itu merupakan pertemuan rutin bulanan.

Baca Juga: Kemenkum HAM dan Pemprov Kalbar Sinergi Bentuk Gugus Tugas Daerah Bisnis dan HAM

"Sudah 17 tahun berlangsung,” kata politisi dan pengurus DPP Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut.

Kelompok Yam Cha Grup atau Grup Sarapan Pagi, diketuai oleh Tan Tungkha. Mereka bertemu sebulan sekali.

Riset dari berbagai sumber, Tionghoa Hakka merupakan kelompok Tionghoa yang memiliki karakter khas.

Baca Juga: Muda Mahendrawan: Pemimpin Harus Berpikir Jauh ke Depan untuk Generasi Mendatang

Mereka merupakan kelompok minoritas di Tiongkok. Namun, Hakka adalah suku yang merambah di berbagai wilayah baru.

Ada karakter khas dari suku Hakka. Mereka adalah orang yang adaptif. Tionghoa Hakka sangat peduli dengan pendidikan.

Tak heran bila, guru menempati satu strata sangat dihormati dalam lingkungan orang Hakka, selain orang tua.

Baca Juga: Masih Usut Kasus Tragedi Kanjuruhan, Polisi Ungkap Ada Potensi Penambahan Tersangka Baru

Kuatnya pendidikan membuat orang Hakka sangat percaya diri. Tak heran bila orang Hakka merupakan suku yang kuat dalam bidang politik.

Lee Kuan Yew misalnya. Dia adalah Tionghoa Hakka yang menjadi Perdana Menteri Singapura dari tahun 1959–1990.

Ia tetap menjadi tokoh politik yang berpengaruh di Singapura sejak pengunduran dirinya sebagai perdana menteri sebagaimana dilansir dari Wekipedia.

Baca Juga: Redmi Note 12 Explorer Edition Charging Super Cepat! Realme dan Infinix Kalah Jauh

Lee diakui secara luas sebagai bapak pendiri bangsa. Semasa pemerintahan Goh Chok Tong, Lee menjabat sebagai menteri senior.

Selanjutnya, Deng Xiaoping. Seorang pemimpin revolusi dalam Partai Komunis Tiongkok yang menjadi pemimpin tertinggi Republik Rakyat Tiongkok sejak kurun dasawarsa 70-an sampai dengan awal dasawarsa 90-an.

Ia adalah pemimpin generasi kedua setelah Mao Zedong. Di bawah arahannya, reformasi terjadi dalam berbagai aspek di Tiongkok mulai dari politik, ekonomi, dan kehidupan sosial. Dan, masih banyak lagi tokoh politik Tionghoa Hakka dunia yang berpengaruh lainnya.

Baca Juga: Luncurkan Aplikasi E-Absen, Kepala Diskominfo Singkawang Minta Penerapannya Disertai Dasar Hukum

Sementara di Indonesia juga banyak tokoh Tionghoa Hakka yang menjadi politisi dan menduduki jabatan strategis sebagai kepala daerah.

Salah satu yang fenomenal adalah Ahok atau Basuki Tjahaja Purnama, mantan Gubernur DKI Jakarta dan mantan Bupati Bangka Belitung yang kini menjadi komisaris Pertamina.

Di Kalimantan Barat sendiri juga tercatat sejumlah tokoh Tionghoa Hakka menjadi kepala daerah. Misalnya, Christiandy Sanjaya, Wakil Gubernur Kalbar periode 2008-2013 dan 2013-2018.

Kemudian Hasan Karman Wali Kota Singkawang periode 2007-2017, dan Tjhai Chui Mie Wali Kota Singkawang periode 2017-2022.***

Tags :

Leave a comment