Pahlawan Nasional: Sultan Hasanuddin Dijuluki De Haantjes van Het

30 Oktober 2022 11:17 WIB
Ilustrasi

PONTIANAK, insidepontianak.com - Sultan Hasanuddin merupakan salah satu pahlawan nasional dari timur yang populer berkat kegigihannya melawan Belanda pada masa penjajahan.

Perjuangan pahlawan nasional yakni Sultan Hasanuddin yang membuat Belanda kewalahan adalah menolak monopoli perdagangan yang dilakukan oleh Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC).

Selama masa kepemimpinannya, pahlawan nasional Sultan Hasanuddin juga telah berhasil menggagalkan rencana Belanda untuk menguasai Kerajaan Islam Gowa.

Baca Juga: Redmi Note 12 Explorer Edition Charging Super Cepat! Realme dan Infinix Kalah Jauh

Tidak hanya itu, Pahlawan nasional Sultan Hasanuddin bahkan menyatukan kerajaan-kerajaan kecil untuk bersatu memerangi penjajah pada saat itu.

Kegigihan Sultan Hasanudin ini membuatnya mendapatkan julukan De Haantjes van Het Osten dari Belanda yang artinya Ayam Jantan dari Timur.

Berdasarkan daftar raja-raja Gowa yang dimuat dalam buku Islamisasi Kerajaan Gowa Abad XVI sampai Abad XVII yang ditulis oleh Ahmad M. Sewang, Sultan Hasanuddin merupakan Raja Gowa ke-16, atau Sultan Gowa ke-3 sejak kerajaan ini mulai memeluk Islam.

Baca Juga: Muda Mahendrawan: Pemimpin Harus Berpikir Jauh ke Depan untuk Generasi Mendatang

Sultan Hasanuddin lahir di Gowa pada 12 Januari 1631 dengan nama Muhammad Bakir I Mallombasi Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangape.

Sultan Hasanuddin merupakan putra mahkota Sultan Malik as-Said atau Malikulsaid (1639–1653) dengan I Sabbe To’mo Lakuntu.

Kakek Sultan Hasanuddin, Sultan Alauddin (1593–1639) adalah Raja Gowa pertama yang memeluk agama Islam.

Baca Juga: Kemenkum HAM dan Pemprov Kalbar Sinergi Bentuk Gugus Tugas Daerah Bisnis dan HAM

Jiwa kepemimpinan Sultan Hasanuddin sudah menonjol sejak kecil. Selain dikenal sebagai sosok yang cerdas, Sultan Hasanuddin juga pandai berdagang.

Hal Inilah yang menyebabkan Sultan Hasanuddin memiliki jaringan dagang yang bagus dan menyeluruh hingga Makassar, bahkan memiliki hubungan dengan orang asing.

Sejak kecil Sultan Hasanuddin mendapatkan pendidikan keagamaan di Masjid Bontoala. Sejak kecil, dia sering diajak ayahnya untuk menghadiri pertemuan penting dengan harapan bisa menyerap ilmu diplomasi dan strategi perang.***

Tags :

Leave a comment