Cara Dakwah Gus Miftah yang Ekstrim, Masuk Lokalisasi Sarkem Bikin Pengajian Rutin

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi
MEDAN, insidepontianak.com - Cara dakwah Gus Miftah memang ekstrim, dia terjun langsung ke lokalisasi Sarkem yang terkenal di Yogyakarta. Meskipun cara dakwah Gus Miftah tuai pro dan kontra, namun hingga saat ini dia rutin mengadakan pengajian di musala yang berada di lokalisasi Sarkem. Tentu dalam proses dakwahnya tidaklah mudah. Gus Miftah bahkan pernah ditodong pistol di kepalanya oleh seorang preman besar di lokalisasi Sarkem tersebut. "Saya percaya di sebuah tempat buruk pasti ada kebaikan, pun sebaliknya, di tempak baik pasti ada keburukan," kata Gus Miftah, melansir Tayangan Patrio Ngelaba di Youtube Eko Patrio TV, Rabu (29/3/2023). Dalam episodenya kali ini Patrio Ngelaba menghadirkan Gus Miftah menjadi bintang tamu. Mengulik perjalanan spritualnya, pendiri Pondok Pesantren Ora Aji, Yogyakarta ini mengungkapkan kembali kisah dakwahya di lokalisasi Sarkem. "Saat ditodong pistol oleh preman besar itu, saya katakan beri saya waktu lima kali salat di musala itu, setelah itu saya akan pergi," ungkapnya mengenang pengalaman dakwahnya itu. Rupanya kejadian itu terjadi setelah minggu ketiga Gus Miftah salat di musala yang disebutnya MTS atau Musala Tengah Sarkem itu. Memang sejak awal datang ke lokalisasi Sarkem, Gus Miftah hanya melakukan salat di musala. Dia bahkan datang berpakaian layaknya salat, mengenakan sarung dan kopiah. Kehadiran Gus Miftah memang terasa mengganggu, apalagi tidak diketahui tujuannya salat di musala yang berada di lokasi prostitusi itu. "Hari keempat, mulai satu dua pekerja di lokalisasi Sarkem yang ikut masuk musala, mereka tidak bermukena, masih mengenakan pakaian dinas mereka, ya terbuka dan serba mini," kata Gus Miftah. Tiba-tiba saat Gus Miftah melantunkan ayat suci Al-Quran, dia mendengar suara isak tangis yang kencang. "Ternyata mba-mba Sarkem itu menangis," sahut Gus Miftah. Tiba di hari kelima, bukan hanya satu atau dua pekerja di lokalisasi itu saja yang turut masuk ke musala, namun jumlahnya ada puluhan. "Itulah pengajian pertama yang saya lakukan di musala itu, dan untuk berdakwah ini saya tidak dibayar, murni ingin melakukan pengajian, dan sampai sekarang pengajian itu rutin saya lakukan," jelas Gus Miftah. Melansir tayangan di Youtube Gusmiftahofficial, Rabu (29/3/2023), dalam salah satu episode pengajian di lokalisasi Sarkem, tergambar musala yang kecil itu dipadati oleh perempuan-perempuan para pekerja prostitusi. Pengajian ini juga menjadi media tanya jawab para pekerja kepada Gus Miftah. Begitulah ketika dalam tayangan itu menampilkan sosok Risma dan Rully. Keduanya memiliki pertanyaan seputar salat dan soal halal atau haram. Sosok Risma asal Wonosobo ini bertanya kepada Gus Miftah seputar apakah boleh salat ketika dalam kondisi masih mabuk. Sedangkan sosok pekerja bernama Rully yang merupakan warga asli Sarkem ini, mempertanyakan tentang apakah penghasilan yang dihasilkan dari pekerjaan ini ketika diberikan kepada keluarga tetap haram atau tidak. Usai Gus Miftah menjawab pertanyaan kedua perempuan pekerja di lokalisasi Sarkem itu, pengajian pun ditutup dengan doa bersama. "Allah itu tidak membenci pendosa. tapi Allah membenci perbuatan dosa, yang dibenci bukan pendosa. Saya ulangi, Allah itu benci perbuatan dosa, bukan pendosa. Makanya semaksiat-maksiat kamu tolong hatimu jangan nyaman. Jadi yang bermaksiat tubuhmu, hatimu jangan membenarkan kemaksiatan itu, pintu taubat dari Allah itu nggak pernah tertutup," pungkas Gus Miftah. (Adelina)  

Leave a comment