Berikut Cara Bertaubat dari Dosa Ghibah dengan Pujian dan Doa

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi
SINJAI, insidepontianak.com - Pada artikel kali ini kami akan memberikan penjelasan bertaubat dari dosa ghibah dengan pujian dan doa. Manusia pada dasarnya diciptakan dengan tidak sempurna, banyak kesalahan dan kekurangan yang diharapkan bisa mendatangkan nilai kebaikan lainnya. Namun banyak manusia yang lebih cenderung memandang keburukan daripada kebaikan. Seperti mereka yang selalu mempermasalahkan kesalahan orang lain dengan membicarakannya lebih dari sekali dalam sehari. Terlebih lagi jika  banyak tersambung dengan berbagai platform digital yang semakin mudah untuk mengerti berbagai permasalahan hidup orang lain. Jika kita terlalu cenderung kepada keburukan orang lain, kemudian menceritakan dan menjelaskan kembali keburukan tersebut pada orang lain. Maka yang kita dapat adalah waktu yang diganjar dengan tumpukan dosa. Mengapa demikian? Karena perbuatan tersebut tergolong pada ghibah (menggunjing). Sebagaimana disebutkan dalam KBBI bahwa  ghibah artinya kegiatan membicarakan keburukan orang lain. Penjelasan tersebut juga sesuai dengan penjelasan Rasulullah dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim; عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ قِيلَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُولُ قَالَ إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدْ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW pernah bertanya: “Tahukah kamu, apakah ghibah itu?” Para sahabat menjawab; ‘Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.’ Kemudian Rasulullah SAW bersabda: Ghibah adalah kamu membicarakan saudaramu mengenai sesuatu yang tidak ia sukai.’ Seseorang bertanya; Ya Rasulullah, bagaimanakah menurut engkau apabila orang yang saya bicarakan itu memang sesuai dengan yang saya ucapkan? ‘ Beliau berkata: ‘Apabila benar apa yang kamu bicarakan itu ada padanya, maka berarti kamu telah menggunjingnya. Dan apabila yang kamu bicarakan itu tidak ada padanya, maka berarti kamu telah membuat-buat kebohongan terhadapnya.’ Kegiatan ghibah (menggunjing) ini bisa menyangkut perihal keadaan jasmani, nasab-keluarga, pekerjaan, ibadah dan juga lainnya yang terlihat buruk di mata manusia. Ayat Al Quran Q.S Al Hujurat; 12 sudah jelas melarangnya, namun rupanya ghibah ini sering terlaksana dengan tanpa niat, atau tiba-tiba saja terseret suasana karena banyak faktor yang mendukung. Karenanya penting untuk kita mencari solusi bagaimana cara melebur dosa.  Muhammad ibn Muhammad al-Husaini al-Murtadha al-Zabidi menjelaskan dalam kitab Ithaf as-Sadah al-Muttaqin: كفارة آكل لحم آخيك آن تثني عليه وتدعوا له بخير Kafarat (penebus dosa) memakan daging saudaramu (ghibah) adalah memujinya dan mendoakan kebaikan untuknya. Jika sering lalai menceritakan keburukan orang lain, maka kita juga dianjurkan untuk sering memuji dan mendoakan kebaikannya. Karena dengan demikian, Insya Allah dosa ghibah-nya bisa dimaafkan dan dilebur oleh Allah, sang maha pemberi maaf. Jika sudah lengkap memuji dan mendoakan, maka langkah selanjutnya adalah menjaga diri agar tidak tergelincir dalam jurang yang sama. Langkah awal untuk menghindari lingkaran ghibah adalah menghindari orang-orang yang senang ghibah, kemudian jauhkan lingkaran mereka dari lingkungan kita yang sudah sehat. Langkah yang sedikit berat, namun pasti ada kabar bahagia dengan segudang hikmah dan pahala bagi siapapun yang bisa meninggalkannya. Demikian penjelasan terkait bertaubat dari dosa ghibah dengan pujian dan doa. Semoga bermanfaat. (Zumardi IP)  
Penulis : admin
Editor :

Leave a comment

jom

Berita Populer

Seputar Kalbar