Bermaafan Saat Idul Fitri Utamakan Keluarga Kecil, Habib Jafar Kunjungi 500 Rumah dalam Tiga Hari

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi
MEDAN, Insidepontianak.com - Siapakah yang berada di urutan pertama terkait ritual bermaafan ketika Idul Fitri? Habib Jafar Al Hadar menyebutkan keluarga kecil sebagai yang utama, setelah itu baru rumah lain. Ya, ketika Idul Fitri tiba maka bermaafan pun menjadi ritual yang tidak bisa ditinggalkan, dari rumah ke rumah hingga sosok ke sosok. Namun idealnya, menurut Habib Jafar, keluarga kecil adalah yang utama. Bahkan setelah bermaafan dengan keluarga kecil, Habib Jafar mengaku mengunjungi hingga 500 rumah dalam tiga hari. “Gua tipe orang yang door to door, jadi gua kunjungi 500 rumah dalam tiga hari, di kampung gua,” aku Habib Jafar di kanal YouTube, TonightShowNet, dikutip pada Rabu (19/4/2023). Hal ini dikatakan Habib Jafar ketika ada pertanyaan soal tata cara bermaafan saat Idul Fitri. Ceritanya, si penanya bertanya idealnya bermaafan itu bagusnya seperti apa? Dengan kata lain, apakah istri dulu? Apa keluarga dulu? Atau bagaimana? Nah, Habib Jafar lalu menjelaskan, ritual bermaafan itu idealnya melihat dulu siapa yang paling berhak atas kebaikan kita. Artinya adalah yang terdekat dari kita. “Kalau kita sudah berumah tangga berarti keluarga utama kita yang kecil,” jelas Habib Jafar. Setelah itu maka bermaafan akan menuju ke orang yang lebih tua. Orang yang lebih tua itu baik saudara tertua kalau orang tua sudah enggak ada. Kalau orang tua masih ada, tentunya menjadi yang pertama usai keluarga kecil tadi. “Setelah itu ke rumah guru-guru di kampung atau orang-orang yang dituakan di kampung. Setelah itu baru tuh ke rumah-rumah yang lain,” tambah Habib Jafar. Kini secara umum ritual bermaafan cenderung dipermudah karena ada tradisi halalbihalal. Artinya, tinggal datang ke sebuah tempat dan semuanya ada. Hal itu tidak salah, namun Habib Jafar cenderung lebih menyukai konsep saling mengunjungi alias door to door. Seperti yang Habib Jafar katakan, mengunjungi 500 rumah dalam tiga hari untuk saling maaf-maafan adalah hal yang biasa dia lakukan saat di kampungnya. “Bagusnya kenapa? Pertama jadi wisata kuliner. Kemudian yang kedua jadi (momen) mendoakan rumah orang masing-masing,” jelas Habib Jafar. Vincent dan Desta yang menjadi host tak mau kalah. Mereka katakan, kekurangan saat door to door adalah makanannya. Maksudnya, tidak berhenti makan. “Sebenarnya ya, makanan-makanan itu tuh nggak ada bahayanya ketika di rumah. Bahayanya di lab (laboratorium),” balas pendakwah yang suka bercanda itu.*** (Penulis: Adelina)

Leave a comment