Lima Kue Melayu Deli di Medan, Jamak ketika Ada Momen: Ada yang Pakai Bawang Goreng

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi
MEDAN, insidepontianak.com - Pada dasarnya Medan adalah wilayah dengan penduduk asli suku Melayu, setidaknya wilayahnya masuk dalam Kesultanan Deli. Meski begitu, kue-kue khas Melayu relatif sulit ditemui. Hal ini adalah wajar, selain karena gempuran kue suku lain atau yang modern di Medan, kue khas Melayu Deli biasanya tidak pasaran. Ini karena diproduksi terbatas dan baru jamak ketika ada momen tertentu. Beruntung, waktu terkini, banyak usaha untuk melestarikan kue khas Melayu Deli itu di Medan. Hingga, kue yang dimaksud tetap lestari dan masih bisa dinikmati. Mengutip brtnetwork.id, Rabu (31/5/2023), kata Melayu Deli berasal dari Kesultanan Melayu Deli yang didirikan pada tahun 1632 oleh Tuanku Panglima Gocah Pahlawan. Wilayahnya disebut Tanah Deli yang sekarang adalah Kota Medan, Kabupaten Deliserdang, dan sekitarnya. Namun tak banyak yang tahu tentang peninggalan Kesultanan Deli, terutama kuliner pencuci mulut berupa kue basah. Padahal, kue ini adalah kue yang biasa disajikan untuk acara kesultanan kala itu. Ciri khas penganan ringan ini adalah kuenya yang manis, legit, dan lemak. Jadi tak heran kalau melihat kue tersebut teksturnya lembut dan sedikit berminyak. Berikut adalah adalah kuih khas Melayu Deli yang bisa ditemui di Kota Medan dan sekitarnya: 1. Kue Rasidah Dari penampilannya kue tradisional ini terlihat sederhana, namun jadi primadona untuk hidangan acara-acara besar karena nilai sejarahnya yang belum pudar sampai sekarang. Biasa disajikan untuk lamaran, pernikahan, kenduri, makan hadap-hadapan, dan hidangan Kesultanan Melayu Deli. Sebenarnya membuat kue rasidah ini cukup mudah dan bisa dibuat sendiri di rumah. Kue rasidah dibentuk menjadi berbagai macam rupa seperti bunga mawar, kotak-kotak, ataupun berbentuk hati. Bahan untuk membuatnya pun cukup sederhana, yaitu hanya dibutuhkan tepung terigu, bawang merah, minyak dan gula. Rasanya yang unik perpaduan antara manis dan gurih. Rasa gurih didapat dari taburan bawang goreng yang renyah. 2. Kue Bangkit Kue Bangkit atau kue melati, begitu namanya disebut oleh warga asli Melayu Deli. Dinamakan kue melati karena warna kuenya yang berwarna putih dan dibentuk seperti bunga melati. Kue bangkit biasa dihidangkan saat Lebaran karena teksturnya yang agak keras dan renyah seperti kue kering lainnya. Kue ini bisa disimpan sampai sebulan. Rasa kelapa yang gurih dan manis di dalamnya jadi lumer di mulut, membuat kue ini menjadi favorit anak-anak. Bahan untuk membuatnya dibutuhkan tepung kanji, kelapa, telur, dan gula halus. 3. Kue Dangai Kue khas Melayu ini, berbahan dasar kelapa. Rasa kue ini hampir mirip dengan kue dange dari Bugis atau kue pancong, tetapi ada pula yang memakai isian gula merah seperti kue rangi. Hanya saja cara memasak dan penyajiannya berbeda. Saat ini, di tempat asal-muasalnya, kabupaten Batubara kue ini menjadi langka karena tergerus dengan hadirnya kue modern yang lebih bercita-rasa. Kue dangai menjadi salah satu kue yang dihidang acara-acara khusus. Bahan dasar untuk membuatnya yaitu kelapa muda yang diparut bagian putihnya, tepung ketan putih, minyak goreng, gula, dan sedikit garam. 4. Kue Raden Galo Kue raden galo ini sebenarnya mempunyai banyak nama. Sebut saja kue gading galoh, kue talam pulut, kue talam ketan, kue talam gula merah, dan kue serimuka. Berbeda daerah beda pula penyebutannya. Ada yang memakai pulut/beras ketan, ada juga yang tidak dan menggantinya dengan tepung hungkwe atau tepung tapioka. Mungkin tak asing melihat wujud kuenya karena kue khas Melayu Deli ini masih ditemukan sampai sekarang walaupun sering dijumpai saat bulan puasa. Enak bila dijadikan sebagai kue sarapan pagi peneman untuk minum teh manis hangat ataupun kopi. Kue ini berbahan dasar beras ketan, santan, tepung maizena, dan gula merah aren. 5. Kue Tepur Banda Kue Tepur Banda begitulah nama kue ini disebut oleh warga setempat yang masih mempertahankan nilai budayanya melalui kuliner. Tak lengkap rasanya kue ini bila tidak disajikan di acara-acara yang khusus adat Melayu Deli. Kue tepur banda sekilas mirip dengan kue kemojo khas Riau. Ini mungkin karena pengaruh budaya Melayu yang kental dan saling berkaitan satu sama lainnya. Kue khas ini memiliki penggemar saat di bulan puasa, bahkan warga pun tak segan untuk memesan kue sebanyak 1 loyang pada pembuat kue tradisional yang terkenal. Kue tradisional tepur banda ini berbahan dasar tepung terigu, telur, santan gula, dan daun pandan. Demikianlah ragam kue khas Melayu Deli yang ada. Kue-kue itu masih didagangkan di toko-toko, namun sangat cepat habis karena memang tidak diproduksi dengan banyak. Biar aman dan tidak kehabisan, silakan pesan pada pembuatnya. Atau, sekalian menunggu momen Ramadan dan Lebaran. (Adelina). ***

Leave a comment