Melihat Gereja Katedral Santo Yosef Pontianak: Terbesar di Asia Tenggara, Bernuansa Multietnis

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi

MEDAN, insidepontianak.com - Pontianak memiliki kelebihan sebagai kawasan multienis, ragam rumah ibadah masing-masing agama pun tampil indah. Salah satunya adalah Gereja Katedral Santo Yosef.

Gereja Katedral Santo Yosep ini tampil menawan dengan nuansa multietnis pada arsitekturnya, menunjukkan kalau Kota Pontianak memang cukup toleran terkait soal agama.

Pun, keberadaaan Gereja Katedral Santo Yosep di tengah kota bermasyarakat multietnis ini secara langsung menjadikannya sebagai destinasi wisata religi yang menawan di Pontianak.

Menariknya, Gereja Katedral Santo Yosef disebut-sebut sebagai gereja katedral terbesar di Asia Tenggara. Gedung barunya bisa menampung 3.000 jemat.

Melansir katedralsantoyosefpontianak.com dan akun Istagram @gerejakatedralpontianak, Jumat (1/9/2023), gereja ini berada di Jalan Patimura, Darat Sekip, Kecamatan Pontianak Kota.

Sejarah mencatat, pembangunan gereja pertama sebagai pusat paroki dimulai sejak 1908. Tepatnya setelah pembelian tanah untuk membangun gereja, pastoran, rumah yatim-piatu, sekolah, pemakaman, dan susteran.

Akhirnya pembangunan gereja Katolik pertama di Pontianak berhasil dirampungkan pada Desember 1909 yang ditandai dengan pemberkatan gedung gereja oleh Pastor Pacificus.

Menjadi gereja katedral sejak 17 November 1918 seiring dengan ditahbiskannya Mgr. Jan Pacificus Bos, OFMCap menjadi Uskup Tituler Capitolias, merangkap Vikaris Apostolik Dutch Borneo, dan paroki berubah menjadi Paroki Katedral Pontianak.

Seiring perkembangan umat dan keadaan fisik bangunan gereja awal yang sudah tidak layak, maka pemugaran bangunan dilakukan pada 2011 untuk dibangun gereja baru yang berkapasitas 3.000 orang.

Bukan sekedar pemugaran, gereja bisa dikatakan diganti. Ini dengan pertimbangan bahwa gereja ini telah dipugar selama 3 kali sejak berdiri dan terakhir adalah puluhan tahun tahun yang lalu tidak membuahkan hasil berarti.

Dinding kayu yang sudah tua dan lapuk merupakan salah satu pertimbangan untuk dilakukan pembangunan ulang. Akhirnya pada 2011, bangunan gereja mulai dirobohkan dan dibangun yang baru.

Gereja Santo Yosef yang baru dibangun dengan perpaduan arsitektur Romawi dan Timur Tengah. Ornamen bernuansa Dayak mendominasi eksterior bangunan. Sementara interiornya didominasi nuansa khas Tionghua dengan kombinasi gaya klasik Eropa.

Model gereja mengacu arsitektur klasik "Corinten" yang terlihat dari kubah bulat sebagai kubah utama dan di atasnya ada kubah kecil lagi yang disebut "Rotunda". Konstuksi kubah utama menggunakan space frame atau rangka ruang.

Bangunan mengambil gaya gothic dan berpatokan pada patron zaman Bizantium pada abad ke-4, sedikit menyerupai kemegahan Basilika Santo Petrus di Kota Vatikan dan dapat menjadi kebanggaan masyarakat Pontianak terutama kalangan gereja.

Arsitek yang merancang eksterior gereja baru adalah Ricky, sosok yang merancang Masjid Raya Singkawang. Hal ini semakin memperkuat kesan Pontianak atau Kalimantan Barat yang multietnis tempat umat berbagai agama hidup berdampingan.

Yang jelas, di gereja yang diresmikan pada 19 Desember 2014 ini memiliki basement yang berfungsi sebagai tempat parkir, Plaza Maria, ruang adorasi, dan ruang abu yang dilengkapi dengan AC central dan lift.

Cahaya juga menyembul dari kaca-kaca besar berwarna warni dengan hiasan gambar-gambar religius seperti pada gereja di Eropa. Ornamen bernuansa Dayak tampak dominan dan ukiran khas Dayak mengelilingi dinding gedung.

Menariknya, tidak semua barang di dalam gereja adalah baru. Altar dan pintu utama gereja menggunakan kayu belian yang diambil dari pilar gereja Katedral lama untuk mengenang bangunan gereja sebelumnya.

Ada juga patung burung ruai dari kayu berlian di halaman gereja. Di pelataran juga berdiri patung Santo Yosef berukuran raksasa.

Demikian tentang Gereja Katedral Santo Yosef yang ada di Pontianak. Sebuah rumah ibadah sekaligus destinasi wisata religi yang menawan karena, selain megah, menunjukkan unsur multietnis yang indah. (Adelina). ***

Leave a comment