Melihat Pesanggrahan Mandiangin di Tahura Sultan Adam: Peninggalan Belanda yang Dilengkapi dengan Kolam

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi

MEDAN, Insidepontianak.com - Pesanggrahan Mandiangin adalah tempat bersejarah yang menawarkan keindahan alam di Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam. Bangunan ini merupakan peninggalan Belanda.

Ya, Pasanggrahan Mandiangin di Tahura Sultan Adam Kabupaten Banjar memang dibangun saat Belanda masih mengusai Indonesia. Tepatnya, ketika kalender bertuliskan 1939.

Menariknya, Pesanggrahan Mandiangan tidak sekadar bangunan berbentuk rumah. Di kawasan yang masuk dalam Tahura Sultan Adam ini juga ada kolam peninggalan Belanda dan sebagainya.

Melansir celebes.co, Senin (9/10/2023), kolam yang dimaksud kemudian dikenal dengan Kolam Belanda. Ukurannya sekitar 30 x 50 meter dan berada tepat di pinggir jalan.

Keunikan dari Kolam Belanda ini terletak pada airnya yang khas. Air tersebut mengalir langsung dari sumber mata air. Lantai dasarnya juga sangat alami, penuh dengan kesegaran yang terasa begitu khas.

Kolam yang ada di Tahura Sultan Adam ini diperkirakan merupakan kolam renang pemandian khusus, yang dibuat untuk melayani tamu tamu eropa dari BJ Haga (gubernur Belanda). Tentunya orang-orang Eropa enggan untuk berenang di sungai yang biasanya digunakan oleh kaum pribumi.

Selain kolam renang, ada juga lapangan tenis yang difasilitasi dengan ruang ganti pakaian dan bangunan Pesanggrahan Mandiangin.

Ketiga objek ini, baik itu kolam renang, lapangan tenis, serta bangunan Pesanggrahan Mandiangin diperkirakan dibangun oleh A.W. Rynders sekira 1939, sosok yang bertanggung jawab atas gedung pemerintah di afdeeling Zuid en Oost Borneo.

Orang-orang sering menyebut bangunan ini sebagai benteng, namun bila diteliti sebagai sejarah tempat tersebut tidak bisa dikatakan sebagai benteng. Karena bangunan ini hanya digunakan untuk peristirahatan serta titik pemantauan saja.

Yang jelas, terdapat sekitar 4 bangunan rumah yang dulunya dibuat di daerah ini, satu untuk tempat peristirahatan, satu untuk pemantauan, satu rumah sakit, dan satu rumah sakit paru paru.

Rumah sakit paru paru sengaja dibuat pada titik ini karena wilayah ini merupakan daerah tinggi yang udaranya sejuk, dan tidak padat penduduk. Dulu wabah yang menyebabkan sakit paru paru adalah hal yang berbahaya.

Jadi agar tidak berdampak pada masyarakat, rumah sakit paru paru sengaja dibuat jauh dari pemukiman dan ditempatkan di daerah tinggi perbukitan di Mandiangin yang berada di ketinggian 1.000 di atas permukaan laut.

Berbagai bangunan peninggalan Belanda tersebut memang sudah roboh dan tidak utuh lagi, namun masih tergambar jelas. Tak pelak tempat ini menjadi objek wisata favorit di Kalimantan Selatan.

Menariknya, selain untuk berwisata, tidak sedikit para pengunjung yang datang ke Tahura Sultan Adam ini hanya untuk mengunjungi benteng dengan tujuan mistis dan supranatural.

Untuk mencapai daerah benteng ini Anda harus melewati jalur yang cukup berliku dan mengitari tepi bukit yang sedikit curam. Meski demikian, pemandangan indah di kiri dan kanan bisa memanjakan Anda selama perjalanan.

Demikian soal Pesanggrahan Mandiangin yang berada di Tahura Sultan Adam, Kabupaten Banjar. Semoga bermanfaat. (Adelina). ***

Leave a comment