Tren Rumah dari Kontainer, Ini Prinsip dan Cara Membangunnya
MEDAN, Insidepontianak.com - Kontainer, sebuah benda berbentuk kotak yang biasa untuk mengangkut barang. Nah, bagaimana jika dijadikan bahan untuk rumah seperti tren yang sedang berkembang?
Nyatanya rumah berbahan kontainer cukup menarik. Selain praktis, murah, dan tidak lama membangunya ternyata belakangan tempat tinggal unik ini semakin tren.
Untuk menjadi sebuah tren tentu ada yang memulainya dan rumah berbahan kontainer telah dimulai di era 1980-an, semakin mewabah sekira 2006 lalu.
Melansir rumah.com, Sabtu (18/11/2023), beberapa tahun terakhir, konsep bangunan menggunakan kontainer mmemang sedang tren di kalangan masyarakat.
Penggunaannya kini juga bermacam-macam, mulai dari ruang usaha seperti restoran dan kafe, hingga sebagai kantor dan rumah tinggal.
Sebagai informasi, kontainer atau peti kemas merupakan peti yang biasa digunakan sebagai perangkat pengangkutan barang. Kontainer memiliki berat sekitar 24.000 kg hingga 30.480 kg, tergantung ukurannya.
Sudah sejak 1980-an kontainer dipuji sebagai struktur modular yang dapat digunakan untuk menciptakan ruang layak huni.
Namun, baru pada 2006 arsitek California, Peter DeMaria, merancang rumah kontainer pertama, yang disebut sebagai Rumah Pantai Rendodo.
Sejak itulah pengunaan kontainer tidak hanya digunakan sebagai solusi hunian yang minim limbah konstruksi, tetapi juga memiliki kekuatan material dan kemampuan menahan rayap, api, dan jamur.
Secara umum ada beberapa ukuran kontainer yang dapat digunakan. Yang terkecil adalah kontainer berukuran 20 ft standar, yakni memiliki ukuran luar yakni panjang 6,06 meter, luas 2,44 meter, dan tinggi 2,6 meter.
Sementara bagian dalam kontainer ini berukuran panjang 5.84 mter, lebar 2.35 m, dan tingginya mencapai 2.39 meter.
Sedangkan kontainer terbesar adalah 40 ft high cube. Ukuran bagian luar kontainer ini adalah panjang 12,2 meter, luas 2,44 meter, dan tinggi 2,64 meter.
Sementara bagian dalam kontainer ini berukutan panjang 12,03 meter, luas 2,35 meter, dan tingginya mencapai 2,64 meter.
Secara prinsip, dalam membangun rumah kontainer sudah pasti dibutuhkan lahan. Sebelum proses pembangunan rumah kontainer, pastikan Anda telah merancang peletakan instalasi di dalam rumah tersebut.
Ya, kontainer memang pada dasarnya disiapkan untuk ditumpuk sejajar ke atas. Karena itu, perhatikan struktur bangunan pada saat membuat pintu atau jendela di dinding kontainer. Jangan sampai melemahkan strukturnya.
Bangunan kontainer membutuhkan ruang untuk jalur pipa, air bersih, listrik dan sistem pendingin udara. Jika tetap ingin mempertahankan estetika bentuknya, rencanakan sejak awal cara meletakkan urusan utilitas dan sistem mekanis di rumah kontainer.
Nah, ada beberapa tahapan utama untuk membangun rumah kokoh ini, antara lain:
- Membuat Perencanaan
Tentukan rencana membuat rumah kontainer, seperti desain rumah, anggaran, dan lokasi. - Membeli Kontainer Bekas
Banyak toko-toko online di Indonesia yang menjual kontainer baru dan bekas. Pastikan toko yang menjual kontainer ini terpercaya. Tanyakan juga riwayat pemakaiannya. - Temukan Arsitek Tepat
Rumah Anda akan lebih terjamin dalam urusan struktur bangunan jika menggunakan jasa arsitek yang berpengalaman dalam mendesain rumah kontainer. - Siapkan Pondasi
Biasanya ada 3 pondasi utama untuk rumah kontainer yaitu beton piers yakni pondasi dangkal yang paling sederhana dan termurah. Lalu ada pondasi slab on gab yakni yang cocok untuk tanah yang lebih lunak.
Dan terakhir adalah pondasi pile. Jika lahan rumah Anda sangat lemah maka pondasi jenis ini sangat cocok untuk rumah kontainer.
- Siapkan Crane
Dengan crane, pemasangan kontainer jauh lebih mudah, apalagi jika Anda memasang lebih dari satu kontainer di lahan Anda.
Demikian informasi soal rumah berbahan kontainer yang kini semakin tren. Semoga bermanfaat. (Adelina). ***
Penulis : admin
Editor :
Leave a comment