Ini Respons Rektor Untan Soal Temuan Absensi Dekan Fisip di Kasus Dugaan Manipulasi Nilai SIAKAD

2 Mei 2024 10:59 WIB
Rektor Universitas Tanjungpura (Untan), Profesor Garuda Wiko. (Insidepontianak.com/Andi Ridwansyah)

PONTIANAK, insidepontianak.com - Nama Dekan Fisip Untan, Dr Herlan ikut kena imbas kasus dugaan manipulasi SIAKAD di Magister Fisip Untan, yang libatkan mahasiwa Prodi Ilmu Politik inisial YL, dan oknum dosen berinisial EL, bergelar Doktor diduga sebagai joki nilai. 

Pasalnya, berdasarkan data presensi online yang didapat Insidepontianak.com, Herlan mengajar mata kuliah Perubahan Sosial dan Dinamika Pemerintahan di kelas YL, yang berjumlah 7 mahasiswa. 

YL mahasiswa angkatan 2021. Dipastikan tak pernah masuk kuliah. Belakangan, dia diketahui ketua partai politik di tingkat Provinsi Kalbar, dan terpilih masuk Parlemen Senayan hasil Pileg 14 Februari 2024.

Data presensi online itu memperlihatkan, Herlan mengajar dengan delapan kali pertemuan dan memberi absensi penuh disertai dengan nilai A untuk YL, walau belakangan fakta ini telah dibantah, dan Herlan mengaku turut jadi korban manipulasi. 

Berbeda dengan dosen Dr Nurfitri Nugrahaningsih, pengampu mata kuliah Metode Penelitian Ilmu Politik, yang memberi tanda silang pada abesensi YL, di enam kali pertemuan, menandakan mahasiswa bersangkutan tak pernah masuk kuliah. 

Lalu, bagaimana Respons Rektor Untan, Profesor Garuda Wiko soal presensi Dekan Fisip dalam kasus ini? 

"Terkait dengan substansi saya belum membaca. Nanti kita lihat laporan yang dibuat dari (tim investigasi), kami dari Rektorat akan membaca secara keseluruhan dulu laporan tim investigasi," ucap Garuda Wiko kepada Insidepontianak.com, Kamis (2/5/2024). 

Garuda meminta semua pihak bersabar. Ia memastikan sudah memiliki catatan tertentu dalam kasus dugaan manipulasi nilai SIAKAD ini. Termasuk, sudah membaca fakta-fakta yang dimuat dalam pemberitaan. 

"Kita punya catatan tertentu untuk menjawab dugaan kasus ini, semua informasi ditambah informasi tim investigasi maka kita akan meneliti, dan menelaah fakta-fakta yang sebenarnya dari peristiwa ini," ucapnya. 

Menurutnya, jika laporan tim investigasi ditemukan ada pihak yang terkait dalam kasus ini namun belum memberikaketerangan, maka tim investigasi akan diminta menambah keterangan saksi. 

"Kalau ditemukan pelanggaran kita akan proses sesuai ketentuan yang berlaku," tegasnya.

Klarifikasi Dekan Fisip

Dekan Fisip Untan, Dr Herlan memastikan, tak pernah memberikan abesensi penuh berikut nilai A, dalam mata kuliah Perubahan Sosial dan Dinamika Pemerintahan untuk mahasiswa YL. 

"Saya mengajar mata kuliah itu, tapi tidak memberikan absensi penuh dan tidak memberikan nilai," tegas Herlan, mengklarifikasi data tersebut kepada Insidepontianak.com, Minggu (28/4/2024).

Karena itu Herlan yakin, ada yang memalsukan nilai maupun absensinya untuk mahasiswa YL. Ia berharap, tim investigasi mengungkap para pemain ini.

"Itu yang mau dicek dan ricek untuk diinvestigasi, siapa yang melakukan tindakan itu. Biar tim investigasi yang menelusurinya," pungkasnya.

Kronologi Kasus

Kasus dugaan memanipulasi nilai SIAKAD ini terbongkar, sekitar awal April 2024. Bermula dari seorang oknum dosen minta Ketua Program Studi Magister Ilmu Politik, Dr Nurfitri Nugrahaningsih, agar mahasiswa berinisial YL diloloskan mata kuliah seminar proposal tesisnya di sistem SIAKAD.

Sementara, mahasiswa ini diketahui tak pernah mengikuti proses perkuliahan. Informasi ini pun sudah dicek ke seluruh teman seangkatannya. Dan setelah dicek di SIAKAD, nilai mata kuliah YL ternyata sudah full.

Dari sinilah dilakukan pemeriksaan. Hingga akhirnya ada lima dosen yang mengadu karena nilainya turut dimanipulasi oleh YL.

Manipulasi nilai mata kuliah ini dilakukan lewat kerja sama oknum dosen, mahasiswa YL, dan seorang petugas operator yang menginput data di akademik.

Hasil penelusuran Insidepontianak.com, oknum dosen diduga memanipulasi nilai untuk mahasiswa berinisial YL, mengarah kepada dosen bergelar Doktor berinisial EL. Dr El diketahui pejabat teras di kampus Fisip.

Informasi ini terkonfirmasi dari seorang narasumber, yang enggan disebutkan namanya. Sumber ini memastikan informasinya tersebut valid dan dapat dipertanggungjawabkan.

“Semua dosen itu (EL) yang perintah,” ujar sumber ini, dengan menghela nafas panjang, saat ditemui pada Rabu (18/4/2024).

Sayangnya, sumber ini tak merinci, bagaimana praktik transaksional manipulasi nilai itu dilakukan.

Yang jelas, katanya, operator yang menginput data, hanya diberi daftar nilai oleh Dr EL untuk mahasiswa YL, dan selanjutnya operator mengunggah nilai itu di SIAKAD.

“Selebihnya, saya tidak bisa komentar lagi, maaf ya,” ucap sumber itu, dengan tatapan mata yang kosong sekaligus izin pamit.

Sampai saat ini, Dr EL tak pernah memberikan klarifikasi atas kasus dugaan perjokian manipulasi nilai yang menyeret namanya.

Jurnalis Insidepontianak.com, sudah mengonfirmasinya lewat pesan WhatsApp, dengan mengirimkan sejumlah pertanyaan.

Upaya konfirmasi juga dilakukan lewat upaya menemuinya secara langsung dengan datang ke Kampus Fisip pada, Senin (22/4/2024).

Namun, upaya konfirmasi itu tak membuahkan hasil. Dr EL tak dapat ditemui. Sementara, sejumlah pertanyaan yang dikirim lewat pesan WhatsApp pribadinya juga tak direspons.

Begitupun YL, juga tak memberikan klarifikasi atas kasus dugaan kejahatan akademik yang menyeret namanya.

Upaya konfirmasi jurnalis Insidepontianak.com, lewat sambungan telepon dan pesan WhatsApp juga hanya dibaca. Dihubungi terakhir, pada Minggu (21/4/2024) malam, ia mengaku sedang di luar kota. (Andi)***


Penulis : Andi Ridwansyah
Editor : Abdul Halikurrahman

Leave a comment