Amerika akan Teliti Nuklir di Kalbar, Komisi IV DPRD Kalbar Ingatkan Jangan Kuras Sumber Daya Alam

3 Juni 2024 12:40 WIB
Ketua Komisi IV DPRD Kalbar, Subhan Nur. (Dok IP)

PONTIANAK, insidepontianak.com - Amerika Serikat (AS) akan meneliti uranium, bahan baku nuklir di Kalbar, dengan menyiapkan anggaran penelitian capai US$9 juta atau senilai Rp134,6 miliar 

DPRD Kalbar pun ingatkan, jangan sampai penelitian itu hanya kedok, dan akhirnya akan menguras sumber daya alam yang ada di Kalbar. 

Atas wacana ini, Komisi IV DPRD Kalbar, bakal menjadwalkan rapat kerja dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Alam Pemprov Kalbar untuk mengonfirmasi informasi tersebut. 

"Terkait dengan kabar ini kami belum mendapat informasi. Tapi kami pastikan bakal menjadwalkan rapat kerja dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM," kata Ketua Komisi IV DPRD Kalbar, Subhan Nur kepada Insidepontianak.com, Senin (3/6/2024). 

Subhan mengaku ingin mengetahui tujuan Amerika dalam misi penelitiannya terkait nuklir di Kalbar. Ia pun menegaskan, jangan sampai penelitian itu hanya alasan, yang ujungnya akan menguras kekayaan alam bangsa Indonesia. 

"Harus jelas dulu apa kepentingan Amarika meneliti?" tegas Subhan. 

Menurut Subhan, aktivitas mengatasnamakan penelitian bahan baku nuklir oleh asing, juga pernah dilakukan di Nanga Pinoh, Kabuten Melawi, puluhan tahun silam, dan ujungnya mereka mengeruk kekayaan alam yang ada di sana. 

"Jangan sampai kita dibutakkan (diakali), orang daerah hanya dimanfaatkan," pesannya. 

Subhan juga mendorong pemerintah tegas dalam pengelolaan sumber energi.

Baginya, sumber daya alam yang ada maksimalkan saja, ketimbang harus membuat pembangkit listrik tenaga nuklir atau PLTN yang punya resiko tinggi terhadap kerusakan lingkungan.

Ia mencontohkan, dua PLTU Kalbar yang mangkrak, yakni PLTU Jongkat dan PLTU Tanjung Gundul, yang dibangun dengan nilai anggaran capai Rp1,3 triliun. 

Kedua proyek strategis nasional tersebut sudah 13 tahun mangkrak. Sampai sekarang pembangunannya belum berlanjut. Padahal, progres pengerjaannya sudah 86 persen.

"Sebenarnya satu satu saja dulu. Inikan salah satu sumber energi yang aman walau murah. Kita pertanyaan kenapa tak dilanjutkan," pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, informasi Amerika bakal meneliti uranium di Kabar disampaikan oleh Ketua Komisi VII DPR, Sugeng Suparwoto.

Katanya, tim dari negeri Paman Sam sudah berkunjung ke DPR pekan lalu, untuk meminta izin terkait kegiatan riset yang akan mereka lakukan di Kalbar. 

Kalbar dipilih menjadi wilayah penelitian nuklir, lantaran memiliki cadangan bahan baku yang terbilang cukup besar, yang terletak di Kabupaten Melawi. 

Melansir Antara, Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) menyatakan Kalbar memiliki 17.005 ton deposit uranium yang dapat menjadi sumber bahan baku untuk bahan bakar nuklir pada pembangkit listrik tenaga nuklir.***


Penulis : Andi Ridwansyah
Editor : Abdul Halikurrahman

Leave a comment