Tampil Memukau di Istana Negara, Pj Gubernur Harisson Apresiasi 25 Penari Asal Kalbar
PONTIANAK, insidepontianak.com - Sebanyak 25 orang Penari Kolosal asal Kalbar yang berhasil menyajikan Tari Rentak Kapuas di Istana Merdeka Jakarta saat detik-detik Proklamasi Upacara Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-79 telah kembali ke Provinsi Kalbar.
Hal itu merpakan suatu kebanggaan, yang mana kembalinya 25 Penari tersebut disambut hangat oleh Pj Gubernur Kalbar Harisson.
Sambutan juga dilakukan Pj Gubernur Kalbar Harisson bersama Penjabat Pj Ketua TP-PKK Kalbar Windy Prihastari Harisson selaku Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Kadisporapar) Kalbar di Ruang Praja 1 Kantor Gubernur Kalbar, Selasa (20/8/2024).
Pj Gubernur Kalbar Harisson mengapresiasi para penari yang telah tampil sangat memukau di hadapan Wakil Presiden Republik Indonesia serta membanggakan Provinsi Kalimantan Barat.
"Saya ucapkan terima kasih telah membanggakan nama Provinsi Kalbar, dan terus berkarya ikut membangun Kalbar pada bidang ekonomi kreatif khususnya, seni pertunjukan harus terus mengembangkan sayap dan ilmunya," ucap Harisson.
Sementara itu, di tempat yang sama Windy Prihastari juga turut mengapresiasi atas penampilan para penari kolosal yang membuat mata Indonesia terpukau tersebut.
"Alhamdulillah banyak sekali pujian-pujian atas penampilan penari asal Kalbar ini, dari gerakan hingga kostum. Terutama kami yang melihat disini (Kalbar), itu kalau dilihat memang meriah dan warnanya juga mendominasi pada saat itu," ujar Windy.
Mengenai tarian yang ditampilkan, Windy mengatakan selaku Pembina, telah mempersiapkan tarian tersebut sejak beberapa bulan yang lalu.
"Tadi saya juga melaporkan kepada Bapak Gubernur, bahwa tarian ini berjudul Rentak Kapuas dan mempunyai arti semangat dari masyarakat/pemuda Kalbar. Dengan adanya Sungai Kapuas menjadi motivasi kita sebagai sungai terpanjang di Indonesia," katanya.
Dirinya berharap para Pemuda Kalbar untuk terus berkarya, berinovasi, memiliki kreatifitas dan membuat suatu kelompok yang positif.
"Sehingga pemuda bisa mengembangkan kompetensi satu sama yang lain untuk saling membangun.
Dirinya mencontohkan Pahlawan Olahraga Indonesia asal Kalbar yang berhasil meraih prestasi di tingkat internasional.
Dijelaskannya Kalbar memiliki pemuda yang luar biasa itu, yaitu Veddriq Leonardo sebagai Pahlawan Olahraga Indonesia, dan pihaknya akan menyambut serta mengapresiasi.
"Dan tentunya hal ini akan memberikan motivasi bagi anak-anak muda Kalbar bahwa Kalbar juga bisa mempunyai prestasi di tingkat dunia," tutupnya.
Bahwa 25 orang penari asal Kalimantan Barat mengalami momen berharga, setelah melewati beberapa tahapan, pada akhirnya ke 25 penari tersebut berhasil mengukir sejarah untuk tampil di Gelaran Peringatan Hari Kemerdekaan ke-79 Republik Indonesia di Istana Negara Jakarta.
Tim Penari Provinsi Kalimantan Barat yang merupakan Binaan Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Barat mempersembahkan Tarian Rentak Kapuas yang disiapkan khusus untuk kegiatan tersebut dan menjadi tarian ikonik Kalimantan Barat.
Tari Rentak Kapuas merupakan gambaran semangat masyarakat Kalimantan Barat dalam mengarungi kehidupan. Bak Sungai Kapuas yang mengaliri di seluruh jantung kehidupan, menjadikannya simbol kebersamaan dalam mencapai kemakmuran dan kesejahteraan.
Tari Rentak Kapuas dalam gerak tarinya bersumber pada gerak tradisi Melayu dan Dayak yang telah dikembangkan sehingga tampak lebih menarik dan dinamis.
Properti kipas digunakan sebagai simbol air dan sungai juga penggambaran dari Ikan Siluk atau Arwana yang merupakan satu diantara icon Kalimantan Barat yang melambangkan kemegahan dan kesejahteraan.
Tak hanya itu, keunikan lainnya ditampilkan dari Kostum yang digunakan oleh Tim Tari Provinsi Kalimantan Barat yang juga dirancang khusus tidak hanya sebagai kostum tari tetapi juga sebagai media promosi wastra Kalimantan Barat di event nasional.
Kostum tari yang digunakan dirancang dengan menggunakan kombinasi beberapa Wastra Kalimantan Barat yaitu Tenun Ikat Sintang, Tenun Corak Insang Pontianak dan Songket Sambas. Kombinasi wastra ini juga ingin menggambarkan keberagaman suku dan budaya di Kalimantan Barat dapat bersatu dalam sebuah keindahan kostum. ***
Penulis : Dina Prihatini Wardoyo
Editor : Dina Prihatini Wardoyo
Leave a comment