Sekda Ketapang Alexander Wilyo Jadi Pembicara Seminar Pekan Gawai Dayak Provinsi Kalbar
KETAPANG, insidepontianak.com - Sekda Ketapang, Alexander Wilyo menjadi pembicara Seminar Nasional Pekan Gawai Dayak ke-37, Provinsi Kalimantan Barat, di Rumah Radankg, Pontianak, Kamis (18/5/2023).
Adapun tema seminar tersebut tentang "Tanah Dan Hutan Adat Dayak, Kini Dan Masa Depan". Dalam pemaparannya, Alexander Wilyo menyampaikan, tanah adat, terdiri tiga jenis.
Di antaranya tanah colap, torunt pusaka atau hutan adat, seperti gunung atau bukit yang berisi rima magong (hutan yang masih utuh), dan keramat padagi yang disepakati dan ditetapkan oleh masyarakat adat dayak dan dimiliki secara komunal.
Satu binua atau wilayah adat yang fungsinya untuk melindungi kayu kayant (kayu), sebagai sumber mata air, tempat keramat padagi untuk kegiatan ritual adat dayak dan menjadi lokasi kayu damar, gotah nyatoh.
Kedua, Tembawang Buah Janah atau yang dikenal kebun buah-buahan. Artinya, kebun buah janah atau buah-buahan yang kepemilikannya secara pribadi, keluarga atau komunal.
Sebagai fungsi area kebun buah-buahan, kebun tengkang, kebun aren, tempat padagi, lokasi sampuatn palalaw (kayu madu) dan lokasi kayu damar gotah nyatoh.
Ketiga, Rumah Magong Bawang Belukar atau lokasi berladang adalah area yang dikhususkan untuk berladang dan berkebun. Sistem kepemilikan Rumah Magong Bawas Belukar secara pribadi, keluarga atau komunal.
"Selain itu, ada lima unsur masyarakat hukum adat, yang dimiliki komunitas suku dayak dan telah menyatu dalam segala aspek kehidupan dari adat, budaya, agama, norma, hukum adat dan tingkah laku," ujarnya.
Keempat unsur tersebut disampaikan Sekda berdasarkan Keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 35/PUU-X/2012.
Karena itu, ia menegaskan, masyarakat hukum adat akan tetap lestari, jika semua masyarakat adat menjaga tonah colap torunt pusaka (hutan adat) yang masih tersisa.
Selanjutnya, merevitalisasi dan menanam kembali Tembawang Buah Janah. Menjaga dan Mengangkat Tradisi Budaya Dayak.
“Yaitu Ritual Adat Mendirikan Keramat Padagi, Ritual Adat Nyapat Tahun/ Naik Dango (Pesta Panen), Ritual Adat Senganyong Menjangka Buah dan lainnya," ucapnya.
Seminar Nasional Pekan Gawai Dayak ke-37 ini dihadiri oleh lebih dari 200 orang, dari unsur multietnik, Kanwil ATR/BPN Provinsi Kalbar, Balai KSDA Kementerian LH, elemen masyarakat, DAD, Ormas Dayak, OKP, peserta bujang dara, mahasiswa, tokoh adat dan LSM.***
Penulis : admin
Editor :
Penulis : admin
Editor :
Tags :
Berita Populer
3
Seputar Kalbar
9
Leave a comment