YIARI Gandeng Jurnalis Edukasi Masyarakat Cegah Karhutla di Ketapang
KETAPANG, insidepontianak.com - Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI), menggandeng Jurnalis sebagai media fatner mengedukasi masyarakat memahami dampak dari kerusakan lingkungan, akibat kebakaran hutan dan lahan atau karhutla di Kabupaten Ketapang.
Direktur YIARI Ketapang Karmele Liano Sanchez mengakatan, karhutla telah menjadi musiman tiap tahun. Peristiwa ini bukan terjadi dengan sendirinya.
Namun ada faktor kelalaian maupun kesengajaan yang dilakukan manusia. Misalnya, kebisaan membuka lahan dengan cara membakar saat musim panas tiba. Praktik ini bisa yang menyebabkan kebakaran meluas.
Karena itu, faktor kelalaian ini harus diminimalisir. Caranya, mengedukasi masyarakat agar tak lagi melakukan praktik membakar saat membuka lahan. Peran edukasi ini dinilai sangat tepat jika dilakukan oleh media, lewat penyajian informasi yang massif.
"Media punya power, memberikan satu kesadaran memberikan penjelasan kepada masyarakat bagaimana kebakaran itu bukan suatu kejadian yang alami," kata Direktur YIARI Ketapang Karmele Liano Sanchez, saat memberikan materi di Pusat Pembelajar Learning Center Sir Michael Uren, YIARI Ketapang, Selasa (17/10/2023).
Ia meyakini, kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Ketapang yangterjadi selama ini karena ulah manusia. Sementara belum ada tindakan serius untuk melakukan pencegahannya.
"Maka, salah satu program YIARI menanam tanpa membakar telah dilakukan. Karena selain dampak ekonomi juga akan ada juga dampak kesehatan yang menjadi perhatian bersama," tuturnya.
Ia mengkhawatirkan, jika kebakaran hutan dan lahan diangggap permasalahan yang normal di kalangan masyarakat. Sebab, jika itu terjadi maka, maka upaya pencegahan tidak pernah akan berhasil.
"Jangan sampai kebakaran dianggap normal, kita harus melakukan sosialisasi hukum, kalau tetangga membakar, kita harus menegor dan bertindak," pesannya.
Sementara itu, Ketua Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) Kalimantan Barat Rendra Oxtora mengajak wartawan membantu mengdukasi masyarakat terkait dampak Kebakaran hutan dan lahan lewat pemberitaan yang massif.
"Buatlah berita penanggulangan, pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Apa sih yang harus dibuat pemerintah untuk melakukan pencegahan. Bukan lagi pemberitaan yang telah terjadi kebakaran. Angel-angel itu yang harus diperbanyak kedepannya," katanya.
Selain itu juga, wartawan Antara Pontianak itu berpesan kepada para awak media dalam melakukan liputan bencana untuk mengutamakan keselamatan diri dalam melakukan peliputan seperti memakai APD saat turun ke lokasi bencana.
"Yang perlu kita lakukan juga harus mengutamakan jurnalisme sensitif bencana, pemberitaan yang mendorong rehabilitasi. Serta menghindari pemberitaan yang berpotensi menimbulkan traumatik," pesannya. (fauzi)***
Penulis : admin
Editor :
Leave a comment