KBRI Beijing Promosi Destinasi Wisata Lewat Pameran Perdagangan Jasa Internasional China
BEIJING, insidepontianak.com - Untuk mempromosikan sejumlah destinasi pariwisata Indonesia, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing membuka gerai di pameran Pameran Perdagangan Jasa Internasional China (China International Fair for Trade in Services atau CIFTIS) 2024.
"Kali ini adalah tahun kedua kami di CIFTIS atas undangan pemerintahan kota Beijing. Bagi kami, KBRI Beijing, penting untuk hadir demi mempromosikan lokasi pariwisata Indonesia karena memang kami ditargetkan untuk menghadirkan 1,5 juta wisatawan dari China ke Tanah Air," kata Koordinator Fungsi Penerangan Sosial Budaya KBRI Beijing Dewi Avilia di Beijing.
CIFTIS berlokasi di Shougang Park, area seluas 8,63 kilometer persegi bekas kawasan industri yang diubah menjadi kawasan percontohan hijau, olahraga dan area kreatif di Beijing.
"Pada tahun lalu, CIFTIS dihadiri oleh lebih dari 250 ribu orang pengunjung dalam 5 hari pagelaran, jadi kami ingin ikut ambil bagian dalam ajang ini," tambah Dewi.
Pada tahun ini, Dewi mengatakan KBRI Beijing, melakukan promosi destinasi pariwisata super prioritas dan juga menawarkan produk khas Indonesia yaitu kerajinan dari kayu gaharu.
Kerajinan kayu gaharu itu merupakan produk dari Itah Julianti, WNI asal Jawa Barat yang sudah merintis bisnis gaharu di Beijing sejak 2013. Kayu gaharu tersebut dibawa langsung dari Tarakan, Kalimantan Utara.
Kayu gaharu yang telah berumur ratusan atau ribuan tahun diolah secara terampil menjadi obat herbal dan produk lain seperti parfum, aroma terapi, patung pajangan, perhiasan gelang, pengurang kadar nikotin dalam rokok, teh herbal, hingga dupa.
"Kami dapat laporan untuk tiket hari ini seharga 20 yuan sudah habis terjual, jadi CIFTIS ini luar biasa efeknya. Kalau tahun lalu sekitar 2.000 orang dalam 2 hari yang datang ke stan kami, kami harap tahun ini akan lebih dari itu," ungkap Dewi.
CIFTIS berlangsung pada 12-16 September 2024, tapi pada 15-16 September 2024 panitia menggratiskan tiket masuk.
Dalam laman resmi CIFTIS disebutkan ada sekitar 800 peserta pameran yang berasal dari 80 negara, organisasi internasional, perusahaan multinasional, pemerintah daerah hingga badan usaha milik negara yang ikut dalam pameran tersebut termasuk Google, Amazon Global Selling, Alibaba Group, DHgate, Shopee, Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Badan PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) hingga Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).
Pameran dengan tema besar "Global Services, Shared Prosperity" tersebut menampilkan sejumlah teknologi baru seperti satelit internet, big data, computing power, emisi rendah karbon, pariwisata digital, dan berbagai bidang lain yang dapat mendorong dan memperluas perdagangan jasa.
Stan Indonesia berada di antara Iran dan Yordania, di Hall 10, lokasi yang dikhususkan untuk negara-negara anggota "Belt and Road Initiative" dan pemerintah lokal China.
Sejak diadakan pada 2012, CIFTIS diharapkan dapat menjadi jendela bagi keterbukaan China terhadap dunia luar, jembatan untuk mempererat kerja sama antarnegara dan panggung untuk inovasi industri, pembangunan hijau maupun melaporkan tren perkembangan industri.
China sendiri diketahui sebagai pasar utama bagi Indonesia dengan total kunjungan 2 juta wisman yang berkunjung per tahun sebelum pandemi.
Data menunjukkan rata-rata lama tinggal wisman China di Indonesia berkisar 8-11 hari dengan rata-rata pengeluaran per kedatangan (ASPA) mencapai 1.386,55 dolar AS (sekitar Rp21,3 juta).
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menargetkan dapat menggaet kunjungan wisatawan dari China hingga 1,5 juta orang pada 2024.
BPS mencatat per Januari hingga Maret 2024, kedatangan wisatawan dari China mencapai 286.375 kunjungan atau di posisi 4 penyumbang turis luar negeri terbanyak dengan total kunjungan ke Indonesia pada 2023 yaitu mencapai 787.024 orang. (Antara)
Penulis : Dina Prihatini Wardoyo
Editor : Dina Prihatini Wardoyo
Leave a comment