Maman Dorong Pangkas Aturan yang Hambat Peremajaan Sawit

20 September 2024 15:12 WIB
Wakil Ketua Komisi VII, DPR RI, Maman Abdurahman. (Insidepontianak.com/Andi Ridwansyah)

PONTIANAK, insidepontianak.com - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Maman Abdurahman mendorong aturan dan perizinan yang menghambat peremajaan sawit rakyat atau replanting segera dipangkas.

Sebab, jika hal itu terus dibiarkan, maka dapat berimplikasi pada produktivitas perkebunan kelapa sawit di Indonesia.

"Ada kendala yang masif, mereka ingin menanam ulang, tapi terkendala dengan aturan-aturan yang dibuat. Ini menghambat produktivitas produksi kelapa sawit," kata Maman Abdurahman saat kunjungan kerja spesifik Komisi VII DPR RI ke industri kelapa sawit, Jumat (20/9/2024).

Maman menyebut, dampak dari aturan yang tumpang tindih menyebabkan pada produktivitas kelapa sawit yang menurun dan berimplikasi pada menurunnya pendapatan negara dari industri kelapa sawit.

"Dampaknya bisa ke mana-mana. Pendapatan petani dan pendapatan negara juga menurun," katanya.

Karena itulah, persoalan tersebut harus dicarikkan solusi dalam waktu yang secepat-cepafnya. 

"Ini bukan isu Kalbar. Tapi isu nasional. Makanya kita mau segera menyeleksikan ini, supaya jadi perhatian dan masalah tersebut bisa dieksekusi," ujarnya.

Maman mendorong agar persoalan ini menjadi perhatikan pemerintah. Apalagi, salah satu visi dan misi besar Prabowo Subianto adalah menaikkan program biodesel B30 yang saat ini digenjot menjadi B40 dan B50.

"Salah satu solusi adalah penanaman ulang. Kalau tidak segera dilakukan, program B40 terkendala," tuturnya.

Jika tak segera diselesaikan, Maman khawatir  Indonesia yang merupakan produsen kelapa sawit di dunia, malah menjadi importir karena tata kelola sawit yang salah.

"Ada proses tanam yang cukup panjang secara aturan dan perizinan yang harus dipangkas. Kalau dulu dua tahun, harus dipersingkat agar peningkatan produksi," katanya.

Namun, urusan persyaratan dan perizinan menyangkut beberapa kementerian. Ini akhirnya yang  membuat teman-teman petani dan pelaku sawit pusing.

"Makanya kita akan coba carikan solusi," ujarnya.

Sementara itu, Anggota DPR RI, Cornelis mengatakan, ada banyak persoalan yang melibatkan masyarakat dan petani kelapa sawit.

"Tolong pabrik kelapa sawit, jangan beli barang sesuka-suka, begitu sawit banyak harga turun. Ketika sawit banyak susah masuk," ucap Cornelis.

Dia pun berharap, kehadiran sawit dapat menyejahterakan masyarakat menciptakan lapangan kerja dan mengentaskan kemiskinan.

"Masyarakat di sekitar kebun jangan tak dididik. Mereka diprioritaskan mendapat pendidikan," pungkasnya.***


Penulis : Andi Ridwansyah/bis
Editor : -

Leave a comment

jom

Berita Populer

Seputar Kalbar