GAPKI Optimis Program Hilirisasi Perkuat Peran PalmCo PTPN

3 Maret 2024 09:28 WIB
Ilustrasi

JAKARTA, insidepontianak.com - Rencana besar Kementerian BUMN Perkebunan membentuk PalmCo disambut baik Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI.

Rencana itu, diyakini memperkuat industri sawit nasional, melalui program hilirisasi dengan memenuhi kebutuhan minyak sawit mentah Crude Palm Oil (CPO) dalam negeri.

Ketua Bidang Luar Negeri Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Fadhil Hasan, menyebut konsolidasi unit-unit perkebunan dan pabrik kelapa sawit (PKS) PTPN Group, akan menjadikan PalmCo sebagai perusahaan sawit terbesar di Indonesia.

Menurut dia, luas lahan menjadi salah satu keunggulan PalmCo. Sebab, lahan sawit yang dikelola PalmCo sejak lama, sehingga produksi masih bisa ditingkatkan, tanpa harus bergantung kepada pembukaan lahan baru, sehingga jauh dari isu deforestasi atau perusakan hutan.

"Saya kira, PTPN pastilah berpotensi memperkuat industri sawit Indonesia. Karena dia punya land bank. Yaitu area yang sangat luas dan kepemilikan lahan sudah lama," jelas Fadhil Hasan, kepada wartawan, di Jakarta, Minggu (12/3/2023).

Menurutnya, program hilirisasi akan sangat baik dilakukan pada saat ini. Sebab, harga CPO juga sedang naik. Selain itu, dari sisi organisasi dan manajemen, Fadhil menilai PTPN Group sedang dalam proses pembenahan, dengan melakukan konsolidasi anak-anak usaha.

Setelah dibenahi, anak usaha yang sebelumnya kurang efisien akan diperbaiki, agar menjadi lebih efisien.

Pembenahan organisasi dan perbaikan pengawasan akan mendukung kinerja keuangan PalmCo. Sehingga dapat bersaing dengan perusahaan swasta besar di Indonesia.

“Sekarang ini, PTPN banyak melakukan pembenahan. Apalagi saat ini harga CPO sedang baik. Jadi, perusahaan-perusahaan yang selama ini kurang efisien sudah dibenahi, sehingga ke depan bisalah berkembang,” ujarnya.

Data GAPKI menunjukkan, konsumsi CPO di dalam negeri tahun 2022 lalu mencapai 20,97 juta ton, naik sebesar 13,82 persen dari tahun 2021.

Dari jumlah itu, konsumsi untuk pangan sekitar 9,94 juta ton, untuk biodiesel 8,84 juta ton dan untuk industri oleokimia 2,19 juta ton.

Fadhil menilai PTPN Group dapat menjadi salah satu produsen energi terbarukan terbesar. Apalagi, energi terbarukan yang paling berjalan hingga saat ini adalah yang berbasis sawit.

“Penggunaan CPO untuk pangan terbatas konsumsinya, tetapi untuk industri dan bahan bakar nabati masih sangat besar. Jadi produksi energi terbarukan akan menguntungkan perusahaan sawit,” pungkasnya. (Andi)


Penulis : admin
Editor :

Leave a comment

jom

Berita Populer

Seputar Kalbar