Diplomasi Budaya dan Kolaborasi Karya, Rudy Gunawan dan Afnan Malay Ikuti Program Residensi Sebulan di Chile

27 November 2022 23:03 WIB
Ilustrasi

YOGYAKARTA, insidepontianak.com - FX Rudy Gunawan dan Afnan Malay, sastrawan dan penulis dari Yogyakarta, bakal mengikuti Program Residensi di Chile, selama sebulan. Keduanya mengikuti program bertajuk "de Intercambio Literario y Cultural Indonesia Chile".

Residensi merupakan program yang memberikan ruang dan waktu secara intens, kepada seniman atau sastrawan untuk berkarya. Mereka harus tinggal dan menetap selama beberapa bulan di suatu negara.

Dengan menetap di negara tertentu, diharapkan bisa menemukan pengalaman dan ide tertentu. Lalu, mereka harus berkarya di wilayah atau negara tersebut. Residensi program membuka jaringan dan kerja bersama antara negara asal peserta, dengan negara tuan rumah.

Baca Juga: Prediksi Tim yang akan Lolos ke Babak 16 Besar Piala Dunia 2022 Qatar

Residensi ini nantinya akan menghasilkan antologi puisi sejumlah penyair dari dua negara, Indonesia - Chile dalam dua bahasa. Yaitu, Indonesia dan Spanyol. Antologi semacam ini mungkin baru pertama kalinya dibuat dalam sejarah sastra Indonesia.

Rudy Gunawan merupakan Alumni Fakultas Filsafat Universitas Gajah Mada (UGM) Yoagyakarta. Dia dikenal sebagai penulis produktif. Beberapa novel karya sastranya antara lain: Mata Yang Malas, 170.8 FM: Radio Negeri Biru, K-O-M-A. Rudy Gunawan juga menulis berbagai buku esai sosial dan politik.

Selain penulis novel, Rudy Gunawan adalah aktivis dan jurnalis. Dia praktisi perfilman dan sering memberikan workshop jurnalistik maupun creative writing. Bahkan, Rudy pernah mendirikan penerbitan buku bernama GagasMedia.

Menanggapi program yang didapatkan, Rudy Gunawan menyatakan program residensi merupakan terobosan baru di dunia sastra dan kebudayaan. Selama ini residensi yang ada belum pernah menghasilkan karya bersama. 

"Baik itu sebagai bentuk diplomasi kebudayaan, maupun sebagai upaya memperluas global network melalui berbagai kemungkinan, menghasilkan karya kolaborasi dengan tema-tema kemanusiaan atau humanity," kata Rudy Gunawan.

Apalagi saat ini, dunia sedang mengalami gelombang perubahan besar, sejak pandemi Covid 19 meruntuhkan banyak tatatan lama dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat di seluruh dunia.

Peserta kedua adalah Afnan Malay. Alumni Fakultas Hukum UGM. Dia merupakan pencetus Sumpah Mahasiswa tahun 1988. Sumpah Mahasiswa menjadi icon bagi gerakan mahasiswa menentang pemerintahan Orde Baru. Sebagai penyair, Afnan tergolong penulis produktif.

Dia membuat beberapa antologi puisi. Misalnya, To Kill The Invisible Killer (2020), Tentang Presiden (2020), Pelajaran Membaca (2020). Puisi Adnan banyak terbit di berbagai buku antologi. Selain aktivis dan penyair, dia dikenal sebagai penulis yang kritis.

Terkait program yang diikuti, Afnan mengatakan, "Secara pribadi ini semacam lanjutan kolaborasi saya dengan Rudy. Kami, di masa Covid 19 berkecamuk, mampu membuat antologi bersama berjudul "To Kill the Invicible Killer (2021)."

Residensi ini penting karena, sepulang dari Chile, Afnan dan Rudy akan mencoba menularkan pengalaman mendorong kreativitas sesama kawan pekerja seni yang lain. "Kami ingin lebih banyak lagi yang bisa berkesempatan mengikuti forum internasional ini," kata Afnan.

Baca Juga: Gempa Cianjur, DVI Polri Berhasil Identifikasi Lima Jenazah Korban

Juga, tentu saja, membuka uluran tangan kedubes Indoensia di banyak negara untuk aktif terlibat dalam diplomasi kebudayaan. Seperti yang diperlihatkan Dubes RI untuk Chile, Muhammad Anshor yang dengan suka cita, saat diberitahu mengenai rencana kedatangan Afnan dan Rudy.

"Tentu saja, di dalam negeri, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud akan lebih apresiatif memotivasi pelaku budaya di tanah air, untuk mengembangkan diri membuka jejaring," kata Afnan.

Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid, mendukung kedua tokoh yang juga aktivis mahasiswa pada masanya itu, melakukan anjangsana budaya dan sastra di negara asal Pablo Neruda dan Robert Bolano tersebut.

Dukungan itu disampaikan saat keduanya bertemu Dirjen Kebudayaan, belum lama ini di Jakarta.***

Tags :

Leave a comment