Serangan RFS di Gezira Sudan Tewaskan 124 Warga Sipil

27 Oktober 2024 13:17 WIB
Ilustrasi - Sedikitnya 124 orang tewas pada Sabtu dalam serangan yang dilakukan oleh Pasukan Dukungan Cepat (RSF) di desa Alseriha, negara bagian Gezira, Sudan tengah, menurut Jaringan Dokter Sudan. (Antara/Anadolu/py)

KHARTOUM, insidepontianak.com - Pasukan Dukungan Cepat (RSF) menyerang warga sipil di Desa Alseriha, negara bagian Alseriha, Sudan tengah, Sabtu (26/10/2024).

Penyerangan itu mengakibatkan 124 orang tewas berdasarkan laporan Jaringan Dokter Sudan.

“Pasukan yang berafiliasi dengan pihak RSF melakukan pembunuhan terhadap 124 warga sipil di Desa Alseriha, dan puluhan lainnya terluka," ujar organisasi non pemerintah tersebut dalam sebuah pernyataan.

Teror ini pun memaksa ratusan orang di desa itu terpaksa mengungsi. Jaringan dokter Sudan mengutuk serangan RSF terhadap Alseriha dan desa-desa lainnya di timur dan barat Gezira.

Mereka menyebut serangan ini ebagai eskalasi tidak rasional terhadap warga sipil yang telah memilih untuk tetap tinggal selama lebih dari setahun dalam kondisi kemanusiaan yang sulit dan tragis. 

RSF belum memberikan komentar terkait situasi ini. Sebelumnya, pada Jumat (25/10), Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) melaporkan bahwa 853 rumah tangga terpaksa mengungsi dari kota Tamboul dan desa-desa sekitarnya di negara bagian Gezira antara 20 hingga 24 Oktober 2024, akibat meningkatnya bentrokan antara tentara Sudan dan RSF.

Perkembangan ini terjadi hanya beberapa hari setelah Abu Aqla Muhammad Ahmed Kikil, komandan RSF di Gezira, bersama pasukannya mengumumkan membelot kepada tentara Sudan.

Wilayah di bagian timur Gezira, yang merupakan kampung halaman Kikil, kini menjadi basis bagi pasukannya yang sekarang berperang bersama tentara.

Pada Desember 2023, pasukan RSF Kikil menguasai beberapa kota di Gezira, termasuk ibu kota negara bagian, Wad Medani, yang terletak di selatan Khartoum.

Sejak pertengahan April 2023, tentara Sudan dan RSF telah terlibat dalam konflik mematikan, yang telah menyebabkan lebih dari 20.000 kematian dan membuat lebih dari 10 juta orang mengungsi, menurut PBB.

Komunitas internasional dan PBB semakin gencar menyerukan diakhirinya kekerasan, karena konflik ini mengancam akan mendorong jutaan orang menuju kelaparan akibat kekurangan pangan di 13 dari 18 negara bagian di Sudan.***


Penulis : Antara
Editor : Abdul Halikurrahman

Leave a comment

jom

Berita Populer

Seputar Kalbar