Empat Jenis Cacing Penyebab Cacingan pada Manusia: Ini Tips Mencegahnya

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi
MEDAN, insidepontianak.com - Cacingan tidak hanya bisa dialami oleh anak-anak, tapi juga oleh orang dewasa. Dan, ada empat jenis cacing yang menyebabkan penyakit itu pada manusia. Biasanya manusia yang tinggal di lingkungan dengan sanitasi buruk atau tidak menjalani pola hidup bersih dan sehat menjadi sasaran cacing hingga menyebabkan cacingan. Meski begitu, penyebab cacingan bisa berbeda-beda pada tiap manusia, tergantung dari jenis cacing apa yang masuk ke dalam tubuhnya. Mengutip alodokter.com, Rabu (9/8/2023), yang jelas cacingan terkadang bisa tidak menimbulkan gejala sama sekali. Walaupun bergejala, penyakit ini biasanya menyebabkan keluhan yang tidak khas dan bisa mirip dengan penyakit lain. Secara umum, gejala cacingan adalah berupa sakit perut, diare, mual dan muntah, tidak nafsu makan, hingga penurunan berat badan. Apabila tidak diobati dengan benar, penyakit cacingan dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang lebih berat, seperti anemia. Nah, berikut adalah beberapa jenis cacing yang paling umum menyebabkan penyakit cacingan pada manusia: 1. Cacing Pita Cacing pita atau cestoda dapat dikenali dari bentuknya yang tampak seperti pita, yaitu pipih dengan ruas-ruas pada seluruh tubuhnya. Cacing ini dapat bertahan hidup selama 30 tahun. Cacing pita memasuki tubuh manusia ketika tangan bersentuhan dengan tinja atau tanah yang mengandung telur cacing, yang kemudian terbawa ke dalam mulut ketika sedang makan. Selain itu, cacing pita juga dapat masuk melalui konsumsi makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi telur cacing. Konsumsi daging babi, sapi, atau ikan yang mentah atau dimasak kurang matang juga bisa jadi penyebab. 2. Cacing Tambang Cacing tambang dewasa dengan panjang sekitar 5–13 milimeter dan larva cacing tambang (cacing tambang yang baru menetas) dapat menembus kulit, misalnya melalui telapak kaki yang tidak menggunakan alas. Setelah itu, cacing ini masuk ke sirkulasi darah dan ikut terbawa ke dalam paru-paru dan tenggorokan. Sementara itu, jika tertelan, cacing tambang akan memasuki saluran pencernaan dan hidup di dalam usus halus. Cacing tambang bisa masuk ke dalam tubuh melalui kontak fisik, yakni ketika seseorang menyentuh atau menginjak tanah yang mengandung larva dan cacing tambang dewasa. Selain itu, infeksi cacing tambang juga bisa terjadi melalui makanan atau minuman yang sudah tercemar telur dan larva cacing ini. Infeksi cacing tambang masih sering terjadi di daerah iklim tropis dan lembap dengan sanitasi lingkungan yang buruk, termasuk Indonesia. Tidak hanya manusia, infeksi cacing tambang juga dapat dialami oleh hewan, seperti anjing dan kucing. 3. Cacing kremi Cacing kremi berwarna putih dan halus, dengan panjang sekitar 5–13 milimeter. Infeksi cacing kremi paling banyak dialami oleh anak-anak usia sekolah. Infeksi cacing kremi umumnya terjadi ketika seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi parasit tersebut. Selain itu, penularan cacing kremi juga bisa melalui tangan yang kotor dan jarang dicuci. Telur cacing kremi kemudian masuk ke usus dan berkembang menjadi cacing dewasa dalam beberapa minggu. Jika telur mencapai anus dan digaruk, telur tersebut dapat berpindah ke jari, yang tanpa disadari menyentuh permukaan benda atau orang lain. 4. Cacing gelang Cacing gelang berukuran cukup besar, dengan panjang sekitar 10–35 cm. Cacing gelang dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui tanah yang telah terkontaminasi telur cacing ini. Ketika masuk ke dalam tubuh, telur akan menetas di usus, kemudian menyebar melalui pembuluh darah atau saluran getah bening ke organ tubuh lain, seperti paru-paru atau empedu. Lalu, untuk mengatasi infeksi cacingan, dokter kemungkinan akan memberikan obat cacing tidak hanya untuk penderita, tetapi juga pada seluruh anggota keluarga guna mencegah infeksi berulang. Obat yang biasa diresepkan bisa berupa mebendazole, ivermectin, albendazole, atau praziquantel. Nah, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mencegah infeksi penyakit cacingan, antara lain: - Cuci tangan secara teratur, terutama setelah buang air, mengganti popok bayi, sebelum memasak, dan sebelum makan. - Simpan daging mentah dan ikan dengan baik, kemudian masak hingga matang. - Cuci buah dan sayur dengan benar sebelum dikonsumsi. - Berikan obat cacing untuk binatang peliharaan, seperti kucing dan anjing, secara berkala. - Hindari berjalan tanpa alas kaki dan menyentuh tanah atau pasir tanpa sarung tangan. - Gunting kuku secara teratur dan hindari menggigit Demikian soal cacing dan penyakit cacingan yang mendera manusia. Semoga bermanfaat. (Adelina)

Leave a comment