Wisata Religi Gua Maria Anjongan: Simbol Perdamaian Dayak dan Tionghoa di Mempawah

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi
MEDAN, insidepontianak.com - Sejarah mencatat, suku Dayak dan Tionghoa pernah berselisih di Mempawah. Perdamaian dua suku itu pun kemudian disimbolkan dengan pendirian Gua Maria Anjongan. Perselisihan Dayak dan Tionghoa terjadi pada 1967 di Mempawah. Atas dasar konflik itu, enam tahun kemudian atau 1973, Gua Maria Anjongan pun berdiri. Itulah sebab, di Gua Maria Anjongan di Kabupaten Mempawah ini terdapat bangunan-bangunan bernuansa rumah adat Dayak serta rumah adat Tionghoa. Melansir mempawahtourism.com dan pancurajipost.com, Rabu (16/8/2023), Gua Maria Anjongan terletak di Kecamatan Anjongan Kabupaten Mempawah. Destinasi ini dibangun oleh Pastur Ishak Dora, Simon Patrus, A L Van Aert, dan seorang kawannya. Mereka berempat berinisiatif menyatukan kembali orang Dayak dan Tionghoa yang terlibat konflik. Dengan kata lain, Gua Maria Anjongan atau disebut juga Gua Maria Ratu Pencinta Damai Anjongan dibangun sebagai simbol perdamaian antar suku-suku di Kabupaten Mempawah dan sekitarnya. Terutama antara Dayak dan Tionghoa yang berselisih paham dan berujung konflik berdarah pada 1967. Pada 29 April 1973 akhirnya Gua Maria Anjongan diresmikan, pada saat itulah masyarakat Dayak dan Tionghoa dipersatukan kembali. Nah berikut beberapa hal menarik di Gua Maria Anjongan: 1. Patung Bunda Maria Patung Bunda Maria ini tidak berdiri sendiri. Di sisinya ada beberapa patung kecil berbagai etnis di Kalimantan Barat yang merupakan simbol perdamaian, persatuan antar etnis. Patung ini seberat tiga ton dan tinggi sekitar 12 meter. Patung Gua Maria adalah simpang pintu masuk menuju tempat peribadatan Gua Maria yang berada di kawasan perbukitan. 2. Rumah Retret Paus Yohannes Paulus II Terdapat kapel tidak jauh dari tempat peribadatan Gua Maria Anjungan yang dinamakan Rumah Retret Paus Yohannes Paulus II. Rumah Retret ini difungsikan jika ada pertemuan atau kegitan rohani. Keunikannya terdapat bangunan utama yang megah untuk kegiatan rohani, juga sdi ekelilingnya terdapat bangunan rumah adat Dayak, Tionghoa, dan Melayu sebagai simbol persatuan keanekaragaman budaya dan agama di Anjongan. 3. Tempat Peribadatan Dari Rumah Retret Anda bisa berjalan kaki menuju ke tempat peribadatan Gua Maria Anjongan atau tepatnya berada di bawahnya. Hingga kini, Gua Maria selalu ramai dikunjungi para peziarah dari berbagai penjuru yang datang khususnya pada Bulan Maria yaitu Bulan Mei dan Oktober setiap tahunnya untuk beribadah misa. Pada sisi kiri tempat peribadatan Gua Maria Anjongan terdapat air terjun atau riam. Namun, air terjun ini kadang tidak ada airnya ketika waktu kemarau datang sehingga yang tampak seperti bebatuan besar yang menyimpan misteri. 4. Pemandian Umum Ada wisata kolam renang di kawasan Gua Maria Anjongan yang memang dibuka untuk umum. Siapa saja boleh bermain, mandi di Kawasan ini. Lokasi pemandian umum berada di sebelah kanan arah menuju tempat peribadatan dan Rumah Retret. Pemandian umum ini memiliki kolam renang dewasa, anak-anak, serta orang tua. Air dari kolam tersebut berasal dari sumber air pegunungan di atasnya,sehingga sangat jernih dan menyegarkan. Nah, sebagai informasi, Gua Maria Anjongan ini berada di pusat Kecamatan Anjongan atau berada di 1,3 kilometer dari Kantor Camat Anjongan. Dari Rumah Adat Kecamatan Anjongan ke Gua Maria Anjongan hanya berjarak sekitar 1,7 kilometer. Sementara dari pusat Kota Mempawah atau Tugu Patung Pak Tani, jaraknya hanya 28,8 kilometer. Demikian soal Gua Maria Anjongan, sebuah destinasi wisata rohani yang ada di Kabupaten Mempawah. Semoga bermanfaat. (Adelina). ***

Leave a comment