Antara WC Duduk dan WC Jongkok, Mana yang Lebih Nyaman?

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi

MEDAN, Insidepontianak.com - Ketika terdesak untuk buang air besar (BAB), biasanya seseorang tidak peduli dengan jenis Water Closet (WC) yang nyaman. Ya, tidak peduli itu WC duduk atau WC jongkok.

Namun, sejatinya tiap orang punya pilihan sendiri bukan? Ya, nyaman menggunakan WC duduk atau WC jongkok. Ini tentunya berhubungan dengan kebiasaan.

Kebiasaan tentu sangat berpengaruh, adalah tidak nyaman kalau sehari-hari pakai WC jongkok tapi mendadak harus menggunakan WC duduk, bisa kikuk pada praktiknya.

Melansir 1000saudara.com dan alodokter.com, Kamis (2/11/2023), mayoritas orang-orang di Asia termasuk Indonesia memang lebih banyak menggunakan WC jongkok dibandingkan WC duduk.

Walaupun dari segi kesehatan model WC jongkok dianggap lebih baik, namun dari segi kebersihan, WC duduk lebih unggul. Bahkan seiring dengan perkembangan zaman, desain dari WC duduk sudah dimodifikasi agar sesuai dengan fungsi WC jongkok dari segi kesehatan.

Sejatinya WC duduk memiliki model dan desain yang lebih modern dan mewah. WC jenis ini juga dianggap lebih nyaman digunakan bagi beberapa kalangan seperti lansia, wanita yang hamil besar, atau penderita cedera lutut.

Namun, harga WC duduk memang cenderung lebih mahal dan penggunaanya untuk BAB dinilai tidak lebih sehat dibandingkan kloset tradisional atau WC jongkok.

Berdasarkan penelitian, BAB menggunakan WC duduk membutuhkan waktu yang lebih lama dan tenaga yang lebih besar daripada WC jongkok.

Padahal, terlalu keras mengejan saat BAB dan duduk terlalu lama di WC duduk dapat meningkatkan risiko sejumlah penyakit seperti wasir dan sembelit.

Selain itu, penggunaan WC duduk bisa meningkatkan risiko seseorang terjangkit penyakit diare, flu, hingga infeksi kulit. Soalnya, kulit akan bersentuhan langsung dengan permukaan dudukan kloset yang rentan menjadi sarang bakteri.

Masalahnya WC jongkok juga memiliki sejumlah kekurangan seperti modelnya yang kuno. Dianggap kurang nyaman digunakan karena dapat menyebabkan keluhan nyeri pada tumit dan paha.

Selain itu, tidak cocok digunakan oleh orang yang mengalami gangguan pada pergelangan kaki, misalnya penderita radang sendi, keseleo, patah tulang, hingga tendinitis.

Namun, dibalik kekurangannya, BAB menggunakan WC jongkok memiliki banyak kelebihan dari segi kesehatan. Sejumlah penelitian menyebut, posisi jongkok saat BAB lebih efektif melancarkan proses BAB.

Ini berkaitan erat dengan kinerja otot dan postur tubuh yang mendukung proses BAB. Posisi jongkok berfungsi mengoptimalkan ruang pembuangan tinja di anus sekaligus membuat otot di anus dan usus besar lebih relaks.

Dengan begitu, BAB pun menjadi lebih mudah dan tinja bisa keluar lebih maksimal. Sedangkan, pada posisi duduk, otot saluran cerna akan menekan rektum serta menyempitkan saluran dubur. Hal ini bisa mengganggu kelancaran BAB.

Penelitian lain menyebutkan, BAB menggunakan WC jongkok atau dengan posisi jongkok dapat membantu menjaga pergerakan usus, sehingga mencegah kembung, sembelit, dan wasir. Selain itu, WC jongkok juga baik digunakan untuk ibu hamil karena dapat menjaga kekuatan otot panggul.

Nah, berdasarkan hal itu, penggunaan WC jongkok untuk BAB lebih disarankan daripada WC duduk. Namun, kalau Anda lebih nyaman pakai WC duduk dan sudah memasangnya di rumah, tidak perlu dibongkar lagi.

Anda cukup beli bangku pendek alias dingklik untuk diletakkan di bawah kaki ketika BAB. Posisi yang mirip berjongkok ini akan membuat otot-otot usus rileks, dan jalur keluar feses menjadi lebih lapang.

Demikian soal WC duduk dan WC jongkok dilihat dari sisi kesehatan. Yang jelas, BAB yang baik adalah yang membuat Anda nyaman. Semoga bermanfaat. (Adelina). ***

Leave a comment