Tidak Boleh Sembarangan, Tindik Hidung Bisa Timbulkan Infeksi

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi

MEDAN, Insidepontianak.com - Ketika ada teman atau melihat orang yang melakukan tindik hidung, maka bisa saja kata 'keren' langsung keluar. Bagaimana tidak, pasalnya tindik ini tidak boleh sembarangan karena rawan infeksi.

Memang, tindik hidung bisa dikatakan sebagai jenis tindik yang relatif aman. Meski begitu, jika salah merawat atau salah posisi tindik, maka infeksi siap menanti.

Artinya, tindik hidung memiliki risiko yang tak kalah mengerikan. Selain dapat mengakibatkan infeksi hidung, komplikasi yang berbahaya juga bisa muncul.

Melansir alodokter.com, Rabu (22/11/2023), tindik hidung dilakukan dengan cara menusuk kulit dan tulang rawan pada hidung. Karena itu, tindik hidung tidak boleh dilakukan sembarangan.

Meski begitu, tindik hidung bukanlah tren kekinian yang melanda anak muda zaman sekarang saja. Tindik jenis ini bahkan sudah dipraktikkan sejak zaman kuno.

Ya, tindik hidung biasanya berhubungan dengan adat, tradisi, atau ritual keagamaan pada budaya tertentu.

Tindik hidung bisa dilakukan di tiga tempat yakni di cuping hidung, di dinding sekat (septum) antara dua lubang hidung, dan di hidung bagian atas.

Nah, berikut ini adalah penjelasan mengenai jenis-jenis tindik hidung:

  1. Tindik cuping hidung
    Banyak orang memilih untuk menindik salah satu cuping hidungnya atau keduanya. Rata-rata, tindik cuping hidung membutuhkan waktu 2–4 bulan untuk sembuh.
  2. Tindik sekat (septum) hidung
    Septum hidung merupakan dinding pemisah yang berada di tengah-tengah hidung dan memisahkan kedua lubang hidung. Tindik hidung di bagian ini dapat sembuh dalam waktu 6–8 bulan.
  3. Tindik hidung bagian atas
    Tindik hidung jenis ini dilakukan dengan cara menusuk kulit di bagian atas hidung, tepatnya di antara kedua mata atau alis.

Yang jelas, sebelum memutuskan untuk menindik hidung, ada baiknya mempertimbangkan risikonya terlebih dahulu. Tindik hidung pada tulang rawan bisa menimbulkan perdarahan, infeksi, terbentuknya bekuan darah, dan keloid pada dinding hidung.

Selain itu, tindik hidung juga bisa menyebabkan perichondritis (infeksi pada tulang rawan) dan nekrosis (kematian jaringan). Bila tindik di septum hidung, nekrosis bisa terjadi di tulang rawan dinding hidung.

Bahkan, jika tidak dilakukan dengan aman dan higienis, tindik hidung berisiko menularkan virus, seperti hepatitis B, hepatitis C, herpes, dan HIV.

Tidak itu saja, tindik hidung juga bisa menyebabkan infeksi bakteri yang dapat menyerang otak, ginjal, jantung, dan limpa. Anting hidung pun bisa menjadi sumber masalah pada tindik hidung.

Anting atau cincin hidung bisa tersedot ke dalam hidung, berpindah tempat, copot, tertarik, atau bahkan tidak bisa dilepas. Jika sudah begitu, operasi pengangkatan pun dibutuhkan untuk melepaskannya.

Karena itu, sesudah hidung ditindik, jangan lupa untuk memerhatikan dan menjaga kebersihannya agar tidak menyebabkan infeksi. Untuk merawat hidung setelah ditindik, lakukanlah beberapa hal berikut:

  • Bersihkan hidung dua kali sehari dengan larutan air garam, yaitu ¼ sendok teh garam dan 1 gelas air hangat, dan pastikan Anda telah mencuci tangan dengan benar sebelumnya.
  • Celupkan kapas atau cotton ball ke dalam air garam, lalu tekan lembut ke hidung dan diamkan selama 3–4 menit. Hati-hati saat melepas kapas atau cotton ball agar tidak menempel atau tersangkut di anting hidung.
  • Keringkan dengan tisu kering, jangan gunakan handuk karena bisa menyebarkan bakteri dan membuat benang handuk tersangkut.
  • Buang air garam yang sudah dipakai dan jangan digunakan kembali untuk pembersihan selanjutnya.
  • Gunakan cotton bud atau tisu untuk mengeringkan tindikan sesudah mandi.
  • Hindari memegang-megang tindik hidung.
  • Jangan menggunakan make-up, losion, atau krim berbahan alkohol karena dapat memperlama proses penyembuhan.

Demikian soal tindik hidung dan bagaimana cara merawatnya agar terhindar dari infeksi. Semoga bermanfaat. (Adelina). ***

Leave a comment