Ini Dia Tradisi Natal yang Hanya Ada di Indonesia
MEDAN, Insidepontianak.com - Secara umum visual Natal adalah pohon dengan berbagai hiasannya dan itu sudah sangat familiar di berbagai belahan bumi. Tapi, ada tradisi perayaan yang hanya ada di Indonesia.
Ya seperti diketahui, tidak sedikit warga Indonesia yang merayakan Natal. Hingga terciptalah tradisi untuk hari besar itu dan tidak ada di belahan bumi lain.
Maksudnya, tradisi Natal di Indonesia ini sangat khas hingga sulit ditemukan di negara lain. Hal ini terjadi karena sesuai dengan keragaman yang dimiliki Indonesia.
Melansir kemenparekraf.go.id, Kamis (21/12/2023), tradisi perayaan Natal di berbagai daerah di Indonesia menjadi simbol kebersamaan yang telah dilakukan secara turun-temurun secara zaman nenek moyang.
Bahkan, setiap tradisi perayaan Natal tersebut kental dengan budaya asli, sekaligus menyimpan banyak makna mendalam. Nah, berikut daftarnya:
- Marbinda/Marhobas (Sumatra Utara)
Marbinda merupakan tradisi menyembelih hewan, sedangkan Marhobas merupakan tradisi memasak hasil sembelih yang dilakukan oleh para pria. Kedua tradisi ini dilakukan setiap menjelang Natal oleh Batak Toba di Sumatra Utara.
Tujuan dari Marbinda dan Marhobas adalah untuk mengeratkan kebersamaan masyarakat sekitar, membangun rasa gotong royong, serta sebagai wujud dari rasa syukur.
Hewan tersebut didapatkan dari hasil tabungan warga yang telah dikumpulkan selama berbulan-bulan. Daging-daging hasil sembelih hewan-hewan ini kemudian dimasak lewat tradisi Marhobas, lalu dibagikan kepada warga.
- Rabo-Rabo (Jakarta)
Tradisi yang satu ini bisa Anda jumpai di kawasan Cilincing, tepatnya di Kampung Tugu. Kampung yang disinggahi oleh sekelompok pemeluk agama Kristen berketurunan Portugis.
Rabo-Rabo dDilakukan setiap menjelang hari Natal, tradisi yang memiliki arti “Ekor-Mengekor” dalam bahasa Kreol Portugis ini dilakukan dengan berkeliling kampung dan mengunjungi rumah-rumah sambil menyanyikan lagu keroncong.
Satu rombongan warga akan memulai Rabo-Rabo dengan mengunjungi Gereja terlebih dahulu untuk beribadah. Setelah itu, mereka langsung mengunjungi rumah-rumah warga sekitar.
Salah satu anggota keluarga dari setiap rumah-rumah yang dikunjungi tersebut nantinya harus ikut dalam rombongan layaknya ekor yang memanjang. Tradisi ini biasanya ditutup dengan pesta makan di rumah yang terakhir dikunjungi.
- Wayang Wahyu (Yogyakarta)
Berbeda dari wayang yang seperti biasanya, cerita yang dipertunjukan dalam Wayang Wahyu diambil dari berbagai kisah yang terdapat dalam Alkitab.
Pertunjukan wayang yang seringkali dilakukan menjelang perayaan hari Natal di gereja-gereja tertentu di Yogyakarta ini merupakan salah satu simbol inkulturasi budaya yang terbentuk.
Pertama kali muncul pada 1960-an, pementasan Wayang Wahyu digunakan untuk mengingatkan umat Katolik untuk menjalin keharmonisan antarsesama.
- Ngejot dan Penjor (Bali)
Di Bali umat Kristen biasanya melakukan tradisi Ngejot dan Penjor menjelang perayaan Natal. Kedua tradisi yang identik dengan umat Hindu ini juga seringkali dilakukan oleh umat Kristen serta Muslim.
Ngejot sendiri merupakan tradisi di mana para warga saling membagikan makanan. Makanan yang dibuat untuk tradisi Ngejot disesuaikan dengan agamanya masing-masing.
Sedangkan Penjor merupakan bambu-bambu tinggi melengkung yang biasanya dipasang saat hari raya Galungan. Bambu-bambu tersebut dipasang di bagian rumah sebagai bentuk syukur terhadap anugerah Tuhan.
- Kunci Taon (Sulawesi Utara)
Tradisi Kunci Taon biasanya dilaksanakan pada awal minggu bulan Desember dan berakhir pada awal bulan Januari. Tradisi ini diawali dengan serangkaian ibadah di Gereja.
Lalu, para umat Kristen akan berziarah ke makam kerabat. Biasanya saat berziarah mereka akan meletakkan lampu hias di atas makam kerabat mereka.
Tradisi Kunci Taon lalu ditutup dengan kegiatan pawai mengelilingi kampung sambil memakai kostum-kostum yang menarik.
- Meriam Bambu (NTT)
Di Flores, Nusa Tenggara Timur, ada sebuah tradisi perayaan hari Natal yang seru. Sesuai dengan namanya, tradisi ini diisi oleh pesta meriam bambu yang meriah.
Meriam bambu ini sendiri telah ramai dimainkan sejak tahun 80an hingga saat ini oleh warga setempat. Suara menggelegar yang tercipta dari permainan tersebut merupakan sesuatu yang seringkali ditunggu-tunggu saat menjelang Natal.
Demikian tradisi merayakan Natal yang hanya ada di Indonesia. Semoga bermanfaat. (Adelina).
Penulis : admin
Editor :
Leave a comment