Hari Anak Nasional, Sekda Kalbar Ajak Anak Thalasemia Susur Sungai Kapuas dan Tugu Khatulistiwa

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi
PONTIANAK, insidepontianak.com - Dimulai dari dermaga Taman Alun-alun Sungai Kapuas, sebanyak 50 anak Thalasemia diajak menyusuri Sungai Kapuas menggunakan Kapal Wisata, pada Minggu Pagi (23/7/2023). Tampak hadir Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat Harisson bersama Perhimpunan Orangtua Penderita Thalasemia (PORTI) Kalbar mendampingi anak-anak tersebut. Kegiatan menyusur sungai ini dalam rangka Hari Anak Nasional dan mengenalkan kepada anak-anak Thalasemia bahwa Provinsi Kalbar yang merupakan provinsi yang dicintai ini memiliki sungai terpanjang di Indonesia yaitu Sungai Kapuas. "Serta mengajak mereka berwisata agar mereka tidak memikirkan penyakit mereka itu,” ungkap Sekda Kalbar. Hal kecil yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Kalbar bersama PORTI Kalbar tersebut, merupakan upaya mendorong untuk menciptakan kota layak anak yang aman bagi anak-anak di daerah yang dilewati Garis Khatulistiwa ini. Menurut Sekda Kalbar Harisson dari 14 Kabupaten dan Kota yang ada di Provinsi Kalbar masih ada lima daerah yang belum dikategorikan sebagai kota layak anak dan Pemprov Kalbar akan terus mendorong terciptanya kota layak anak di seluruh daerah yang ada. Adapun prioritas Pemprov Kalbar untuk mewujudkan pola asuh yang layak pada tumbuh kembang anak, agar meminimalisir kekerasan dan diskriminalisasi pada anak-anak dan membangun kesadaran kepedulian orangtua, pengasuh, guru, dunia usaha dan masyarakat. "Serta pemerintah sendiri dalam mengupayakan hak dan mewujudkan perlindungan kepada anak di Kalbar,” ujarnya. Tak hanya itu Pemprov Kalbar juga mendukung semua keluarga untuk tumbuh kuat dan memastikan anak-anak tidak menjadi korban kekerasan, perkawinan anak pada usia dini. "Dan pekerja anak di bawah umur,”tambahnya. Sementara itu, Erwandi satu diantara orangtua yang anaknya menderita Thalasemia mengutarakan dengan adanya kegiatan menyusuri Sungai Kapuas ini dapat menyenangkan hati anaknya yang menderita Thalasemia. Selain memberikan pengalaman serta wawasan pembelajaran kepada sang buah hatinya dalam pengenalan sejarah Kota Pontianak dan Sungai Kapuas. “Kita tadi menyusuri Sungai Kapuas menyenangkan hati anak-anak pertama, dan memberikan pemahaman sejarah tentang Sungai Kapuas kepada anak-anak,” kata Erwandi. Ia menambahkan, anaknya menderita Thalasemia sejak berumur tiga tahun dan setiap bulan dirinya bersama sang istri harus menemankan sang buah hatinya untuk melakukan transfusi darah setiap bulan di rumah sakit. Setiap bulan anaknya harus ditransfusi darah sebanyak satu hingga dua kantong darah di rumah sakit soedarso, dan setiap penambahan umurnya maka tranfusi darah bakal bertambah. "Apalagi anak saya ini perempuan yang dulunya dibutuhkan darah sedikit kini bertambah,” ujarnya. Ditempat yang sama Ketua Perhimpunan Orangtua Penderita Thalasemia (PORTI) Kalbar Windy Prihatsari mengatakan berterimakasih kepada Sekda Kalbar dan Pemprov Kalbar yang telah mengajak para anak-anak thalassemia untuk menyusuri Sungai Kapuas dan berwisata. Juga mengenalkan anak-anak detinasi wisata di Kota Pontianak dengan menggunakan kapal wisata hingga ke Tugu Khatulistiwa. Kegiatan ini juga, menurut Ketua PORTI Kalbar rutin dilakukan agar para anak-anak Thalasemia berwisata karena selama hidup mereka melakukan transfusi darah bahkan setiap bulan dilakukan transfusi darah. Ada yang dimulai dari bayi , ada yang umur dua atau tiga tahun dilakukan transfusi darah, tergantung dari berat ringannya yang anak Thalassemia yang mereka mengindap. Sedangkan di Kalbar setiap tahun makin bertambah Thalasemia, saat ini ada 225 penyandang anak Thalasemia di kalbar tersebar di beberapa kabupaten dan kota,” ungkap Windy Prihatsari. Maka dari itu, perlu dukungan dari pendoroh darah tetap demi keberlangsungan hidup mereka. “Mudah-mudahan ke depannya semakin banyak sahabat Thalasemia yang peduli dan ingin menjadi pendonor darah tetap bagi para penyandang Thalasemia,” cetusnya. Mewakili orang tua penderita Thalasemia di Kalbar, dirinya menyampaikan terima kasih kepada Gubernur Kalimantan Barat yang selalu memberikan dukungan dan perhatian kepada penyandang Thalasemia khususnya ruangan Thalasemia yang sudah sangat memadai dengan fasilitas fasilitas nyaman untuk anak anak penyandang Thalasemia. Windy mengatakan, bantuan obat-obatan untuk penyandang Thalasemia yang belum tertanggung di BPJS kemudian filter blood juga merupakan salah satu sarana penting untuk transfusi agar pasien tidak alergi saattransfusi. Untuk membantu penderita Thalasemia, yang terpenting adalah adanya komitmen bagi sahabat Thalasemia untuk menjadi pendonor darah tetap untuk penyandang Thalasemia di mana sebaiknya mereka mempunyai 20 orang pendonor tetap. "Untuk 1 anak semakin besar umurnya semakin banyak kantong darah yang di perlukan," pungkasnya. ***

Leave a comment