Sekda Ketapang Ajak Seluruh Elemen Perangi Narkoba

3 Maret 2024 09:29 WIB
Ilustrasi

KETAPANG, insidepontianak.com – Sekda Ketapang, Alexander Wilyo mengajak semua elemen masyarakat bersatu memerangi narkoba.

Pasalnya, peredaran narkoba saat ini semakin massif. Sudah sampai ke pelosok-pelosok desa. Kondisi ini sangat menkhawatirkan. Karenanya, harus diwaspadai bersama.

Pesan ini disampaikan Alexander Wilyo saat coffee morning dalam rangka 11 tahun tahbisan Uskup Mgr Pius Riana Prapdi, bertajuk: “Peran Tokoh Agama Dalam Menghadapi Bahaya Narkoba" Sabtu (14/10/2023).

Di kesempatan inilah ia mengajak seluruh tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda untuk membantu pemerintah mencegah penyalahgunaan narkoba di Ketapang yang semakin hari fenomenanya semakin membahayakan.

“Kegiatan ini sangat membantu kita dalam rangka menjaga masyarakat kita, generasi penerus kita menjadi generasi yang tetap dapat diandalkan di masa mendatang,” ucapnya.

Ia menegaskan, memerangi narkoba tak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, namun menjadi tanggung jawab bersama.

“Jadi, hari ini, kita sepakati narkoba adalah musuh kita bersama. Saya sendiri, setiap saya keliling-keliling selalu menyampaikan ini kepada semua pihak, termasuk tokoh agama, tokoh adat supaya membantu pemerintah untuk memerangi narkoba," katanya.

"Semua orang tahu bahwa penyalahgunaan narkotika ini tidak benar, tidak baik untuk kita semua dan untuk generasi penerus bangsa kita,” sambungnya.

Ia berharap, agar seluruh komponen masyarakat bahu membahu, menyamakan persepsi bahwa narkoba adalah musuh bersama.

Lebih lanjut, ia juga menitipkan pesan kepada seluruh tokoh agama agar menyampaikan hal ini pada setiap kegiatan keagamaan untuk membatasi ruang gerak penyalahgunaan narkotika di Kabupaten Ketapang.

"Pemerintah Kabupaten Ketapang sendiri sedang mengupayakan untuk membentuk Badan Narkotika Nasional Kabupaten Ketapang. Saya sendiri yang mengawal, mudah-mudahan BNN Kabupaten Ketapang nanti bisa terwujud," tutupnya.

Senada dengan Sekda, Uskup Ketapang, Mgr Pius Riana Prapdi mengatakan bahwa masalah narkoba di Ketapang sudah sangat memprihatinkan. Ia pun menyebut, dampak narkoba merusak sendi kehidupan umat beragama.

"Oleh karena itu, semua elemen masyarakat harus memberikan perhatian khusus terhadap kasus-kasus narkoba, terutama pada anak-anak, generasi muda," ajaknya.

Kepala BNN Kalbar, Brigjen Pol Sumirat Dwiyanto, menyampaikan, hasil survei BNN LIPI, pada tahun 2019, prevelensi (total kasus pada waktu tertentu) menunjukkan bahwa penyalahgunaan narkoba di Kalimantan Barat, sebanyak 33.552 orang (0, 80%). Kasus pemakai tercatat sebanyak 16.776 orang (0,40%) dalam setahun terakhir.

"Prevelensi penyalahgunaan narkotika di Kabupaten Ketapang sendiri pada tahun 2019,  sebanyak 3.480 orang pernah pakai narkotika, dan sebanyak 1.740 orang  pernah pakai narkotika setahun terakhir," paparnya.

Oleh karena itu, ia mengajak para tokoh agama untuk terlibat aktif dalam perang melawan narkotika, dengan fokus pada upaya-upaya pencegahan serta memberikan perhatian serius terhadap rehabilitasi, terutama bagi anak-anak yang putus asa karena dampak narkoba. (fauzi)***


Penulis : admin
Editor :

Leave a comment

jom

Berita Populer

Seputar Kalbar