Pemkab Kubu Raya Luncurkan Rumah Pangan Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman

14 Juni 2024 15:20 WIB
Sekretaris Daerah Kabupaten Kubu Raya Yusran Anizam seusai melakukan peluncuran Rumah Pangan B2SA

KUBU RAYA, insidepontianak.com - Kegiatan Rumah Pangan B2SA atau Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman digelar dalam upaya meningkatkan kualitas konsumsi pangan masyarakat.

Pemerintah Kabupaten Kubu Raya meluncurkan Kegiatan Rumah Pangan B2SA Desa Mekarsari, di Aula Kantor Desa Mekarsari, Kecamatan Sungai Raya. 

“Dalam kegiatan Rumah Pangan B2SA ini dilakukan sosialisasi dan edukasi tentang pola konsumsi sejak usia dini untuk peningkatan kualitas konsumsi pangan masyarakat,” kata Sekretaris Daerah Kabupaten Kubu Raya Yusran Anizam seusai melakukan peluncuran.

Yusran mengatakan masyarakat Kubu Raya saat ini belum menerapkan pola konsumsi pangan yang beragam dan bergizi seimbang. 

Ia mengungkapkan skor PPH atau Pola Pangan Harapan menunjukkan masyarakat masih berlebihan dalam mengonsumsi padi-padian, minyak, dan lemak. Sementara konsumsi sayur, buah, umbi-umbian, dan kacang-kacangan masih relatif rendah.

“Ketidakseimbangan porsi dalam menu konsumsi dapat menyebabkan masalah gizi seperti kekurangan gizi, kelebihan gizi atau obesitas, dan kekurangan zat gizi mikro atau anemia,” terangnya.

Karena itu, ia menilai potensi penganekaragaman pangan dapat dioptimalkan sejalan dengan peningkatan pengetahuan masyarakat terkait pentingnya konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang, dan aman (B2SA). 

“Mengingat pentingnya peran Rumah Pangan B2SA ini, kita mendorong model ini dapat diadaptasi dengan mengalokasikan penggunaan dana desa dengan tujuan mendukung penguatan ketahanan pangan di desa,” ucapnya.

Di tempat yang sama, Analis Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Hortikultura Kalimantan Barat Jamiah mengatakan, kegiatan Rumah Pangan B2SA adalah program nasional dari Badan Pangan Nasional (Bapanas). 

Di mana di Kalimantan Barat ada lima kabupaten/kota yang mendapatkannya, yakni Kubu Raya, Sanggau, Sekadau, Kapuas Hulu, dan Kota Pontianak. Jika program ini terlaksana dengan baik, maka akan ada tahap lanjutannya. 

“Tujuannya adalah mengedukasi dan mengimplementasikan ke masyarakat untuk menerapkan pola konsumsi pangan yang benar guna meningkatkan kualitas konsumsi pangan masyarakat, terutama anak-anak balita,” tuturnya menerangkan. 

Jamiah menjelaskan kegiatan Rumah Pangan B2SA sejatinya lebih bersifat edukasi dan bukan memberi makan dalam arti intervensi spesifik. 

“Jadi pangan yang diberikan sekitar 50-60 kali kepada balita, sesungguhnya yang kita harapkan adalah edukasi dan promosi kepada masyarakat dan pemerintah daerah bahwa inilah makanan yang sesuai untuk mencegah stunting ke depannya,” tutupnya. ***


Penulis : Dina Prihatini Wardoyo
Editor : Dina Prihatini Wardoyo

Leave a comment